Persepsi Dan Proses Pengamatan Proksimitas, Ruang Personal Dan Teritori

commit to user lain lain. Untuk menentukan proporsi ruang ada perpustakaan digunakan perbandingan antara tinggi dengan ketinggian rata rata pengguna ruang, yang dikelompokkan menjadi anak, remaja, dan dewasa. Tinggi manusia : tinggi ruang = 1 : 2 kesan pengap = 1 : 2 – 2.5 kesan akrap = 1 : 2.5 kesan menekan

3. Persepsi Dan Proses Pengamatan

12 Persepsi terbentuk sesuai dengan apa yang dirasakan oleh seseorang dalam sebuah pengamatan. Pola-pola input inderawi hanya menyediakan “bahan mentah” untuk pengalaman ditambah dengan cara manusia mengolah pola inderawi tersebut. Ilusi optikal yang dialami seseorang juga akan mempengaruhi persepsi seseorang dalam sebuah pengamatan. Proses yang paling mendasar dalam persepsi bentuk adalah pengenalan sebuah bentuk yang keluar dari latarnya. Kita dapat memisah- kan bentuk atau figur dari latarnya karena kita melihat adanya kontur. Ketika obyek muncul dalam bidang visual, kita cenderung untuk melihatnya terorganisasi ke dalam kelompok-kelompok. Persepsi visual juga dipengaruhi oleh petunjuk monokular dan binokular. Petunjuk monokular meliputi : perspektif linear, kejelasan, susunan interposisi, bayangan, gradasi permukaan dan prgerakan relatif obyek menjadi lebih dekatjauh dari titik fiksasi. Sedangkan petunjuk binokular dipengaruhi oleh perbedaan kecil penglihatan dan diterima oleh dua buah organ mata, sering disebut juga sebagai disparitas retinal. 12 Deddy Halim, Psikologi arsitektur : pengantar kajian lintas disiplin, halaman 294-298 commit to user Konstansi persepsi memberikan fakta bahwa lingkungan lebih sedikit berubah daripada input inderawi yang kita terima. Pada konstansi kecerahan, kesan gelap terang obyek berubah sangat kecil daripada perubahan input inderawi. Konstansi kecerahan tergantung pada rasio iluminasi yang jatuh pada obyek dan latar belakangnya. Setiap orang berbeda dalam hal memproses input inderawi yang mereka alami. Hal ini karena faktor perbedaan individual dalam persepsi.

4. Proksimitas, Ruang Personal Dan Teritori

Ruang personal adalah sesuatu yang tidak terlihat. Banyak pendekatan konseptual yang dapat diterapkan untuk menjalankan fungsi yang berbeda dari sebuah ruang personal. Kombinasi dari pendekatan ini berimplikasi bahwa ruang personal memlilki dua fungsi utama, yakni perlindungan dan komunikasi. Orang akan berinteraksi lebih dekat dengan mereka yang memiliki kesamaan daripada yang tidak memiliki kesamaan. Perbedaan individual yang mempengaruhi preferensi ruang personal meliputi jenis kelamin, sub- budaya, usia, dan kepribadian. Selain itu, faktor fisik juga dapat mempe- ngaruhi preferensi ruang personal. Jarak yang kurang sesuai dapat mengarah pada perasaan negatif dan menghasilkan respon kompensasi. Invasi ruang personal juga bisa meningkatkan perasaan negatif, meningkatkan kewaspadaan, penarikan kesimpulan yang negatif terhadap seseorang dan reaksi. Menempatkan diri commit to user pada ruang personal orang merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan sebisa mungkin ingin dihindari. Orang yang membuat batas-batas teritorinya akan mampu lebih lama bertahan di lingkungannya, daripada yang tidak. Batas teritori adalah tanda yang membatasi teritori seseorang dengan milik orang lain. Contoh- nya, pagar pada rumah yang membatasi rumah kita dengan rumah orang lain. Terbukti bahwa orang yang memberi batas pada teritorinya akan merasa hidup lebih aman, daripada mereka yang hidup tanpa memberi batas pada teritorinya. Dengan mengetahui berbagai aspek psikologis yang mungkin akan timbul dari obyek arsitektur yang akan diciptakan oleh seorang arsitek, diharapkan kita mampu menghasilkan sebuah karya arsitektur yang tidak hanya memenuhi aspek estetik yang sering kali bersifat subyektif, namun juga aspek fungsionalnya. Sehingga tujuan arsitektur sebagai sebuah disiplin yang menguji hubungan variabel lingkungan binaan dengan tinda- kan, pemikiran dan perasaan manusia, untuk mengatasi masalah manusia dalam membuat, mengolah, menjaga, serta memperbaiki lingkungan binaan dapat tercapai. commit to user 43 BAB III TINJAUAN KABUPATEN KLATEN

A. KONDISI WILAYAH KABUPATEN KLATEN 1. Kondisi Fisik

a. Keadaan Geografis Kabupaten Klaten 1 Kabupaten Klaten merupakan salah satu bagian dari wilayah Propinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak di antara 110º 34’57, 79” BT dan 110º 35’40, 79” BT serta 7º 46’ 15” LS dan 7º 46’ 58” LS, dengan luas wilayah 3.373.917 Ha. Gambar III.1. Peta Kabupaten Klaten Sumber : PEMKAB Klaten 2010 1 www.pemkabklaten.co.id diakses tanggal 24 April 2010 pukul 22:37