Pencahayaan Tata Ruang Perpustakaan a. Desain Modul Dan Susunan Rak

commit to user Gambar II.1. standar tinggi rak perpustakaan Sumber : manajemen dan tata kerja perpustakaan

b. Pencahayaan

Desain perpustakaan yang baik utamanya akan memperhatikan pemenuhan akan kebutuhan pencahayaan di mana aktifitas terpentingnya membaca. Pencahayaan dalam perpustakaan dibagi menjadi dua, yaitu : 1 Pencahayaan alami Cahaya matahari bermanfaat sebagai pencahayaan alami bangunan pada siang hari. Dengan pencahayaan alami maka ruangan menjadi lingkungan visual yang menyenangkan dan nyaman. Akan tetapi perlu diperhatikan pula bahwa cahaya matahari juga meman- carkan energi panas yang menimbulkan efek kurang menguntungkan terhadap koleksi pustaka sebuah perpustakaan. Pancaran sinar ultraviolet dari sinar matahari menyebabkan efek oksidasi pada serat-serat kertas yang membuat kertas rapuh dan cepat rusak. Pancaran sinar matahari langsung yang berlebihan dapat commit to user menimbulkan dua efek pada kertas. Pertama, efek bleaching dimana warna kertas cenderung memudar. Kedua, reaksi sinar matahari menyebabkan oksidasi zat lignin yang terdapat pada kertas, sehingga kertas akan berubah menjadi kekuningan. Akan tetapi reaksi tersebut dapat ditekan dengan menghindari sinar matahari masuk langsung ke arah penyimpanan koleksi pustaka denga cara menggunakan filter cahaya pada jendela, dan skylight. Setiap ruang membutuhkan tingkat iluminasi yang berbeda sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruang tersebut. 2 Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan banyak dimanfaatkan sebagai elemen dekorasi, pemberi wana, dan penciptaan suasana ruang. Cahaya buatan memang diperlukan untuk memaksimalkan efek visual di sore dan malam hari, namun perlu diperhatikan kualitas cahaya terhadap kenyamanan visual, bukan kuantitas cahaya. Hal tersebut dapat tercapai melalui penerapan sistem pencahayaan yang tepat, yang dijelaskan seperti uraian dibawah ini : a Sistem pencahayaan : § Sistem pencahayaan merata Sistem ini menimbulkan iluminasi yang tersebar cukup seragam di seluruh ruangan. Sistem ini cocok untuk ruangan yang tidak mewadahi tugas visual yang khusus. commit to user § Sistem pencahayaan terarah Pada sistem pencahayaan terarah diperoleh cahaya hanya dari sumber tertentu. Sistem ini cocok untuk penonjolan suatu objek, atau untuk menyoroti permukaan tertentu yang kemudian dipantulkan menjadi cahaya sekunder. § Sistem pencahayaan setempat Cahaya dikonsentrasikan pada tempat pelaksanaan tugas visual. Sistem pencahayaan setempat dipakai dengan me- masang sumber cahaya di langit-langit yang sempit berkasnya lokalized lighting atau memasang sumber cahaya langsung di dekat tempat pelaksanaan local lighting Sistem penerangan Arah langsung ke bidang kerja Dirrect lighting 90-100 Semi-dirrect lighting 60-90 General diffuse lighting 40-60 Semi-indirrect lighting 10-40 Indirrect lighting 0-10 Tabel II.2. Sistem Penerangan Berdasarkan Pancaran Lux Cahaya Sumber : Fisika Bangunan 2 b Kesan cahaya pada lingkungan Cahaya dapat digunakan untuk menciptakan kesan tertentu pada lingkungan, beberapa cara sederhana sebagai berikut : § Kesan luas ruangan dicapai dengan membuat intensitas penerangan lebih tinggi dari pencahayaan umum ruangan. commit to user § Kesan jelas dapat dicapai dengan cahaya putih merata berintensitas tinggi, sumber cahaya terlihat digantung di langit-langit, dinding berwarna terang dan tidak berpola. § Kesan nyaman dapat dicapai dengan menghindari kesilauan. Sumber cahaya disembunyikan, warna lembut, dinding tidak terlalu terang, dan langit-langit agak gelap. § Kesan ruang pribadi dicapai dengan meredupkan cahaya di ruang umum dan menambah intensitas di ruang privat. § Kesan formal, kaku, atau monoton dapat dikurangi dengan pencahayaan yang beragam dan bervariasi. § Kesan membingungkan akan terjadi jika penerangan ruang tidak seragam.

B. TINJUAN EDUKATIF DAN REKREATIF 1. Edukatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edukasi berarti pendidikan. Edukasi atau pendidikan bisa diperoleh dari banyak sarana baik secara formal yaitu sekolah, maupun non formal yaitu membaca, menonton film, mendengarkan musik, bahkan melalui bersosialisasi. Pendidikan merupa- kan unsur yang penting untuk meningkatkan sumber daya manusia. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan tercermin tingkah laku, budi pekerti, serta cara pandang yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang berpendidikan lebih rendah.