commit to user
dipilih pembentukan citra bangunan yang feminim dengan menghadir- kan bentuk lengkung yang berkesan dinamis.
2. Unsur Psikologi Arsitektur
a. Warna
Warna memiliki efek psikologis. Efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan. Aplikasi warna pada sebuah
ruangan dapat menghasilkan kesan perasaan yang semakin luas atau justru kebalikannya.
Berikut ini sifat-sifat psikologis beberapa warna:
1
Merah - Berani, penuh semangat, agresif, memicu emosi, dan
menarik perhatian. Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat, agresif, kebebasan, dan hangat.
2
Kuning
- Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, penga- kuan diri, akrab, dan lebih kreatif.
3
Hijau - berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan muda. Di
dalam sejarah China, warna hijau adalah warna perempuan. Lain dengan budaya muslim, yang me-nganggap warna hijau
adalah warna yang suci dan perdamaian.
4
Biru - Melambangkan intelektualitas, kepercayaan, ketenang-
an, keadilan, pengabdian, seorang pemikir, konsistensi, dan di- ngin. Biru gelap akan membantu berpikir tajam, tampil jernih,
dan ringan. Biru muda akan menenangkan dan menolong berkonsentrasi dengan tenang.
commit to user
5
Ungu - Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian, dan
kebenaran. Ungu mampu menunjang kegiatan bermeditasi dan berkontemplasi.
6
Putih - Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur,
sederhana, baik, dan netral.
Gambar II.9. diagram warna
Sumber : http:google.comwarnadalamarsitektur
7
Abu-abu - Bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, dan
seimbang. Warna abu-abu juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan kotor.
8
Hitam
- Berkesan elit, elegan, memesona, kuat, agung, teguh, dan rendah hati. Dengan hitam, segala energi yang datang akan
diserap. Walau mampu memesona dan berkarakter kuat, tapi banyak orang yang takut akan gelap.
b. Tekstur
Tekstur adalah pola struktur permukaan tiga dimensi. Permukaan benda biasanya memiliki tekstur tertentu, demikian halnya dengan bahan
bangunan. Biasanya bahan bangunan yang alami memiliki tekstur kasar
commit to user
yang menunjukkan karakter alaminya. Sedangkan bahan bangunan buat- an memiliki tekstur yang lebih halus. Meskipun bisa saja dibuat dengan
tekstur kasar. Berikut ini adalah beberapa tekstur yang dimanfaatkan dalam pembentukan karakter bangunan :
Tekstur juga didapatkan dari pola penataan atau perletakan bahan, sebagai contoh hamparan pasir atau kerikil merupakan tekstur. Bilah
kayu yang disusun juga menimbulkan tekstur. Hal ini disebabkan karena tekstur terbentuk dari pola peletakan benda, yang karena berulang
biasanya dalam skala kecil bisa dilihat polanya oleh manusia menimbulkan tekstur. Pola ini bisa jadi merupakan pola tekstur yang
teratur, misalnya seperti tekstur ubin kotak-kotak kecil, sedangkan pola lain merupakan pola tak teratur, misalnya seperti tekstur hamparan
kerikil atau permukaan kayu yang kasar. Tektur memberikan kesan ada persepsi manusia melalui
penglihatan visual. Tektur mempunyai ukuran, warna bentuk atau sifat dan karakternya. Bentuk yang muncul akibat adanya tektur
Gb II.10. rumah introvert
Sumber : Deddy Halim, Psikologi Arsitektur
commit to user
dapat menimbulkan suatu kesan terhadap bidang bertekstur tersebut, antara lain tektur garis vertikal membuat bidang tersebut berkesan
tinggi, melindungi dan menekan. Tekstur garis horizontal akan men- ciptakan kesan lebar, rendah, akrab dan hangat. Tektur juga dapat
digunakan untuk membedakan fungsi suatu ruang dengan ruang lain. Tekstur variatif yang dihasilkan oleh penyusunan dan
pengkombinasian beberapa ubin sejenis yang berbeda karakter mem- bentuk suatu komposisi yang menarik, dapat meredam rasa jenuh
yang dapat dialami oleh penghuni.
c. Proporsi