Tipe Farmakoekonomi TINJAUAN PUSTAKA

28 sumber daya yang digunakan dalam suatu program atau terapi obat. Konsekuensi didefinisikan sebagai efek, output atau outcame dari suatu program atau terapi obat Andayani, 2013. Farmakoekonomi diperlukan karena sumber daya terbatas, misalnya pada rumah sakit pemerintah dengan dana terbatas, sehingga sangat penting bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia dan pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien Vogenberg, 2001. Hasil analisis farmakoekonomi bisa dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisien. Informasi farmakoekonomi pada saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan Trisna, 2010.

2.14 Tipe Farmakoekonomi

Tipe farmakoekonomi meliputi Cost-Minimization Analysis CMA, Cost- Effectiveness Analysis CEA, Cost-Benefit Analysis CBA, Cost-Utility Analysis CUA,Cost of Illness COI, Cost-consequence dan teknik analisis ekonomi lain yang memberikan informasi yang penting bagi pembuat keputusan dalam sistem pelayanan kesehatan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Setiap metode, mengukur biaya dalam rupiah tetapi berbeda dalam mengukur dan membandingkan outcome kesehatan Vogenberg, 2001. Universitas Sumatera Utara 29 a. Cost-Minimization Analysis CMA Cost-minimization analysisadalah tipe analisis yang menentukan biaya program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini digunakan untuk menguji biaya yang dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh Orion, 1997.Cost-minimization analysismempunyai kelebihan yaitu analisis yang sederhana karena autcome yang diasumsikan ekivalen, sehingga hanya biaya dari intervensi yang dibandingkan Andayani, 2013. b. Cost-Effectiveness Analysis CEA Cost-effectiveness analysis adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, yang berpengaruh terhadap hasil perawatan kesehatan.Cost-effectiveness analysismerupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian program mana yang akan dipilih didasarkan pada discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga program yang mempunyai discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para analisis atau pengambil keputusan Tjiptoherianto dan Soesetyo, 2008. Cost-effectiveness analysismengukur outcome dalam unit natural misalnya mmHg, kadar kolesterol, hari bebas gejala. Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah outcome lebih mudah diukur jika dibandingan dengan cost- utility analysisi CUA atau cost-benefit analysis CBA dan klinisi lebih familiar dengan mengukur outcometersebut selalu dicatat dan dievaluasi dalam uji klinik maupun praktek klinik Andayani, 2013. Universitas Sumatera Utara 30 Hasil akhir perhitungan CEA dapat juga berupa cost-effectiveness ratio CER yaitu rasio perkiraan biaya program atau kegiatan tertentu dengan jumlah efek atau hasil output. Jadi keputusan akhir dalam memilih antara alternatif kegiatan adalah dengan membandingkan cost-effectiveness ratio dari tiap-tiap kegiatan dan dihitung menggunakan rumus berikut: CER = ������������������� ��������������������������� Incremental cost-effectiveness ratio ICER didefinisikan sebagai rasio perbedaan antara biaya dari dua alternatif dengan perbedaan efektivitas antara alternatif dan dihitung berdasarkan persamaan berikut: ICER = ���������� −���������� ���������������� −���������������� c. Cost-Benefit Analysis CBA Cost-benefit analysismerupakan alternatif yang dipilih tidak mempunyai outcome yang sama. Baik outcome maupun biaya yang terjadi dihitung dan diukur dengan menggunakaan satuan uang.Cost-benefit analysisdihitung dengan membedakan alternatif mana yang mempunyai keuntungan relatif lebih besar dibandingkan dengan antara biaya yang terjadi. Penelitian CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan Vogenberg, 2001.Kelebihan dari CBA adalah beberapa outcome yang berbeda dapat dibandingkan, dimana outcome diukur dalam nilai mata uang Andayani, 2013. Universitas Sumatera Utara 31 d. Cost-Utility Analysis CUA Cost-utility analysisdisebut juga Analisis Biaya Kegunaan. Penetapan output dalam bentuk outcome, yaitu berupa peningkatan kualitas hidup. Seperti CEA, cost-utility analysis CUA membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam CUA, peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup quality adjusted life yearsQALYs dan hasilnya ditunjukkan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Dalam kualitas dan kuantitas hidup dapat dikonversikan kedalam nilai QALYs. Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup, kekurangannya bergantung pada penentuan QALYs pada status tingkat kesehatan pasien Orion, 1997. Kelebihan CUA adalah outcome kesehatan yang berbeda dan penyakit dengan beberapa outcome dapat dibandingkan dengan menggunakan satu unit pengukuran, yaitu QALYs.Pada analisis CUA yaitu menggabungan morbiditas dan mortalitas kedalam satu unit pengukuran tanpa perlu mengukur nilai moneter dari suatu outcome kesehatan Andayani, 2013. 2.15Kategori Biaya Kategori biaya pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori Bootman, 2005. a. Biaya Langsung Medis Direct Medical Cost Biaya langsung medis adalah biaya yang paling sering diukur, merupakan biaya yang digunakan secara langsung untuk memberikan terapi kepada Universitas Sumatera Utara 32 pasien.Misalnya biaya obat, test diagnostik, kunjungan dokter, jasa perawat atau biaya kamar rawat inap. b. Biaya Langsung Non-Medis Direct Non-Medical Cost Biaya langsung non-medis adalah biaya untuk pasien atau keluarga pasien yang terkait langsung dengan perawatan pasien, tetapi tidak terkait langsung dengan terapi.Contoh dari biaya langsung non-medis ialah transportasi dari rumah ke rumah sakit, jasa pelayanan anak-anak pasien atau penginapan dan makanan yang dibutuhkan keluarga selama terapi berlangsung. c. Biaya Tidak Langsung Indirect Cost Biaya tidak langsung adalah biaya yang disebabkan waktu pasien tidak bisa bekerja untuk mendapatkan terapi atau produktivitas yang berkurang karena pengaruh penyakit atau terapi yang diterima.Sebagai contoh pasien kehilangan pendapatan karena sakit yang berkepanjangan sehingga tidak dapat memberikan nafkah pada keluarganya atau pendapatan berkurang karena kematian yang cepat. d. Biaya Tidak Terduga Intangible Cost Biaya tidak terduga merupakan biaya yang dikeluarkan karena efek samping penyakit atau efek samping dari terapi. Antara lain seperti biaya untuk nyeri atau cacat, kehilangan kebebasan dan efek samping. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan silent killer yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum.Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara di dunia Depkes,RI., 2006. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar 90 penyebab hipertensi tidak diketahui.Penyebab tekanan darah terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi tahanan dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah Kurniawan, 2002. Menurut JNC-VII, perkiraan prevalensi di seluruh dunia untuk hipertensi mungkin mencapai 1 miliar orang dan kira-kira 7,1 juta kematian setiap tahun berkaitan dengan hipertensi.World Health OrganizationWHO melaporkan bahwa tekanan darah yang suboptimal tekanan darah sistolik 115 mmHg berkaitan dengan 62 dari penyakit serebrovaskuler dan 49 dari penyakit jantung, dengan sedikit variasi atas dasar jenis kelamin. Tekanan darah yang suboptimal merupakan risiko nomor satu yang berkaitan dengan kematian di seluruh dunia Chobanian, et al., 2003.Angka kejadian hipertensi di Indonesia cenderung meningkat. Pada tahun 2001, penduduk menderita hipertensi sebanyak Universitas Sumatera Utara