20
2 Diabetes Tipe II Diabetes melitus tipe IInon-insulin-dependent diabetes mellitus atau
NIDDM adalah diabetes melitus yang tidak tergantung dengan insulin.Diabetes melitus ini terjadi karena sel
β pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup dan tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadi kelebihan gula dalam darah. Diabetes melitus tipe II dapat terjadi pada usia pertengahan dan kebanyakan penderita memiliki kelebihan berat badan Smeltzer
dan Bare, 2001. 3 Diabetes Gestastional Diabetes Kehamilan
Diabetes gestastional adalah diabetes yang terjadi pada masa kehamilan dan mempengaruhi 4 dari semua kehamilan. Diabetes gestastional disebabkan
karena peningkatan sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi glukosa. Diabetes gestastional dapat hilang setelah proses
persalinan selesai Smeltzer dan Bare, 2001. 4 Diabetes Melitus Tipe Lain
Diabetes melitus tipe lain merupakan diabetes yang terjadi karena adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
mengganggu sel β pankreas sehingga mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan insulin secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom
hormonal yang dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom chusing, akromegali dan sindrom genetik Smeltzer dan Bare, 2001.
2.9 Etiologi
Dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab diabetes melitus tipe I, namun yang pasti penyebab utamanya adalah faktor genetik atau
Universitas Sumatera Utara
21
ketururnan oleh orangtua kepada anak.beberapa faktor pendukung yang lain di lingkungan dapat memicu sistem imun untuk mengganggu produksi hormone
insulin. Menurut Smeltzer
danBare2002 DM tipe II disebabkan sel β tidak cukup menghasilkan insulin dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.S
el βtidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif
insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang
sekres i insulin lain. Dengan demikian, sel β pankreas mengalami desensitisasi
terhadap glukosa.
2.10 Faktor Risiko
Diabetes melitus tipe I tidak bisa menular melainkan diturunkan oleh orangtua kepada anak.Anggota keluarga yang menderita DM tipe I memiliki
kemungkinan lebih besar terserang DM dibandingkan dengan keluarga yang tidak pernah terserang DM.
Diabetes melitus tipe II lebih banyak dijumpai di Indonesia. Faktor risiko diabetes melitus tipe II antara lain gaya hidup, usia, ras atau suku bangsa, riwayat
keluarga dengan diabetes mellitus tipe II dan obesitasSoegondo, 2004. a. Gaya Hidup
Gaya hidup menjadi salah satu penyebab utama terjadinya diabetes melitus.Diet dan olahraga yang tidak baik berperan besar terhadap timbulnya
Universitas Sumatera Utara
22
diabetes melitus yang dihubungkan dengan minimnya aktivitas sehingga meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh.
b. Usia Peningkatan usia juga merupakan salah satu faktor risiko yang penting.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif.
c. Ras atau suku bangsa Suku bangsa Amerika Afrika, Amerika Meksiko, Indian Amerika, Hawai,
dan sebagian Amerika Asia memiliki resiko diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah
tinggi, obesitas, dan diabetes pada populasi tersebut. d. Riwayat keluarga
Meskipun penyakit ini terjadi dalam keluarga, cara pewarisan tidak diketahui kecuali untuk jenis yang dikenal sebagai diabetes pada usia muda
dengan dewasa. Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang menyandang diabetes maka kesempatan untuk menyandang diabetes akan meningkat. Ada
empat bukti yang menunjukkan transmisi penyakit sebagai ciri dominal autosomal.Pertama transmisi langsung tiga generasi terlihat pada lebih dari 20
keluarga.Kedua didapatkan perbandingan anak diabetes dan tidak diabetes 1:1 jika satu orang tua menderita diabetes.Pengaruh genetik sangat kuat, karena angka
konkordansi diabetes tipe 2 pada kembar monozigot mencapai 100.Risiko keturunan dan saudara kandung pasien penderita NIDDM lebih tinggi dibanding
diabetes tipe I. Hampir empat persepuluh saudara kandung dan sepertiga
Universitas Sumatera Utara
23
keturunan akhirnya mengalami toleransi glukosa abnormal atau diabetes yang jelas.
e. Obesitas Overweight atau obesitas erat hubungannya dengan peningkatan risiko
sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan.Seperti yang telah disebutkan di awal, komorbiditas itu dapat berupa
hipertensi, dislipidemia, stroke, diabetes tipe II, disfungsi pernafasan, gout, osteoartritis dan jenis kanker tertentu.Penyakit kronik yang paling sering
menyertai obesitas adalah diabetes tipe II, hipertensi dan hiperkolesterolemia
Soegondo, 2004. 2.11 Patofisiologi
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel β
pankreas.Insulin yang dikeluarkan oleh sel β ini dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, untuk kemudian
di dalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi energi. Bila insulin tidak ada, maka glukosa akan tetap berada dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di
dalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan lemah karena tidak ada sumber energi Soegondo, 2004.
Penyebab resistensi insulin pada DM tipe II sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor-faktor risiko seperti yang dijelaskan sebelumnya diduga berperan
penting dalam terjadinya resistensi insulin.Pada DM tipe II jumlah sel β berkurang sampai 50-60 dari normal, jumlah sel alfa meningkat Soegondo,
2004.
Universitas Sumatera Utara
24
2.12Farmakoterapi Diabetes Melitus 2.12.1 Insulin
Insulin adalah salah satu hormon didalam tubuh manusia yang dihasilkan atau diproduksi oleh sel β pulau langerhans di dalam kelenjar pankreas.Insulin
bekerja dengan membuka pintu sel jaringan seperti otot dan jaringan lemak, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel Soegondo, 2004.
Adapun insulin yang digunakan, yaitu: a.
Insulin yang bekerja cepat rapid-acting
Tiga analog insulin injeksi yang bekerja cepat yaitu insulin lispro, insulin aspart dan insulin glulisin yang memungkinkan menggantikan insulin pada waktu
makan secara lebih fisiologis karena kerjanya yang cepat dan puncak kerjanya yang segera tercapai lebih menyerupai sekresi insulin endogen normal
dibandingkan insulin reguler dan memiliki keuntungan lain karena insulin dapat diberikan segera sebelum makan tanpa mengganggu kontrol glukosa.
b. Insulin yang bekerja singkat short-acting
Insulin regular adalah suatu insulin yang bekerja singkat serta dibuat melalui teknik DNA rekombinan untuk memproduksi suatu molekul yang identik
dengan insulin manusia. Secara spesifik bila insulin regular diberikan pada waktu makan, kadar glukosa darah meningkat lebih cepat dibandingkan peningkatan
kadar insulin sehingga menyebabkan hiperglikemia postprandial pada awalnya dan peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia postprandial selanjutnya. Insulin
regular harus disuntikkan 30-45 menit atau lebih lama sebelum makan untuk meminimalkan ketidaksesuaian tersebut Nolte, 2010.
Universitas Sumatera Utara
25
c. Insulin dengan masa kerja sedang
Insulin NPH neutral protamine hagedorn atau isofan adalah insulin yang dengan masa kerja sedang serta absorpsinya dan mula kerja yang lambat dibuat
dengan menggabungkan insulin dan protamin dalam jumlah yang sesuai sehingga kedua zat tersebut tidak ada yang tidak membentuk kompleks “isofan”. Dosis
akan mengatur profil kerja insulin tersebut, secara spesifik dalam dosis kecil, insulin ini memiliki puncak kerja yang lebih rendah dan lebih awal serta lama
kerja yang pendek, hal yang sebaliknya akan terjadi pada dosis besar. d.
Insulin dengan masa kerja sangat lama ultra–long-acting Insulin glargin adalah insulin yang masa kerjanya sangat lama dan
“tidakberpuncak” memiliki plateau konsentrasi plasma yang lebar.Insulin ini dirancang sebagai pengganti insulin basal.Insulin glargin adalah analog insulin
yang larut dalam larutan asam namun terpresipitasi pada pH tubuh yang lebih netral setelah disuntikkan secara subkutan. Masing-masing molekul insulin
perlahan-lahan larut dari depot kristalin dan menyebabkan tercapainya kadar insulin sirkulasi yang rendah dan berkesinambungan. Insulin glargin biasanya
diberikan sekali sehari Nolte, 2010.
2.12.2 Sulfonilurea
Mekanisme kerja obat ini yaitu merangsang pelepasan insulin dari sel β pankreas, mengurangi kadar glukagon dalam serum dan meningkatkan pengikatan
insulin pada jaringan target dan reseptor. Golongan obat ini yang utama digunakan adalah tolbutamid, turunan generasi kedua gliburid dan
glipizid.Diberikan peroral, obat-obat ini terikat pada protein serum, dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan oleh hati atau ginjal.Kontraindikasi
Universitas Sumatera Utara
26
pemakaian obat golongan ini adalah pada pasien insufisiensi hati atau ginjal karena ekskresi obat-obat tersebut terlambat, mengakibatkan akumulasi dan dapat
menimbulkan hipoglikemia.Sulfonilurea dapat menembus plasenta dan dapat mengosongkan insulin dari pankreas janin, karena itu pada perempuan hamil
seharusnya pengobatan dengan insulin Mycek, 2001.
2.12.3 Biguanida
Dari turunan ini hanya metformin yang masih tersedia.Selain metformin harus ditarik dari perdagangan karena cukup sering menimbulkan laktasidosis
dengan sebagian menyebabkan kematian setelah pemberian sediaan tersebut, khususnya pada pasien penderita insufisiensi ginjal. Setelah pemberian metformin
secara oral pada penderita diabetes melitus, kadar gula darah menurun sesuai dosis yang diberikan. Pembebasan insulin dari sel β tidak terjadi, maka efek
hipoglikemik tidak perlu ditakutkan. Metformin diindikasikan pada penderita diabetes dewasa yang tidak tertolong dengan diet Mutschler, 1999.
2.12.4 Tiazolidindion
Tiazolidindion meningkatkan sensitivitas insulin pada otot, hati dan jaringan lemak dan menghambat glukoneogenesis dan menurunkan resistensi
insulin. Kerja farmakologisnya luas berupa penurunan kadar glukosa dengan jalan meningkatkan kepekaan bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati. Akibatnya
penyerapan glukosa ke dalam jaringan lemak dan oto meningkat. Dua tiazolidendion kini tersedia yaitu pioglitazon dan rosiglitazon.Suatu senyawa yang
sempat ada dipasaran yaitu troglitazon telah ditarik karena menimbulkan toksisitas hati Nolte, 2010.
Universitas Sumatera Utara
27
2.12.5 Penghambat alfa glukosidase
Akarbose bekerja dengan cara menghambat alfa-glukosidase sehingga mencegah penguraian sukrosa dan kerbohidrat kompleks dalam usus halus dengan
demikian memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat. Akarbose dimetabolisme di saluran cerna oleh bakteri intestinal dan enzim
pencernaan.Fraksi metabolit ini diabsorbsi dan dieksresikan melalui urin. Efeknya adalah menurunkan kadar gula darah sesudah makan. Penghambat alfa
glukosidase dapat digunakan sebagai monoterapi pada pasien usia lanjut atau pada pasien dengan didominasi hiperglikemia postprandial. Obat ini harus diberikan
diawal saat makan Sukandar, 2009.
2.13 Farmakoekonomi
Farmakoekonomi didefinisikan sebagai analisis biaya terapi obat pada sistem pelayanan kesehatan. Lebih spesifik, studi farmakoekonomi adalah proses
identifikasi, pengukuran dan membandingkan biaya, resiko dan manfaat dari program pelayanan atau program terapi dan menentukan alternatif yang
memberikan outcame kesehatan terbaik untuk sumber daya yang digunakan. Farmakoekonomi mengidentifikasi, mengukur dan membandingkan biaya sumber
daya yang digunakan dengan konsekuensi klinik, ekonomi, humanistik dari produk dan pelayanan farmasi.Bagi praktisi, digunakan sebagai pertimbangan
biaya yang diperlukan untuk mendapatkan produk atau pelayanan farmasi dibandingkan dengan konsekuensi outcame yang diperoleh untuk menetapkan
alternatif mana yang memberikan keluaran optimal per rupiah yang dikeluarkan.Informasi ini dapat membantu pengambilan keputusan klinik dalam
memilih terapi yang paling cost-effective.Biaya didefinisikan sebagai nilai dari
Universitas Sumatera Utara
28
sumber daya yang digunakan dalam suatu program atau terapi obat. Konsekuensi didefinisikan sebagai efek, output atau outcame dari suatu program atau terapi
obat Andayani, 2013. Farmakoekonomi diperlukan karena sumber daya terbatas, misalnya pada
rumah sakit pemerintah dengan dana terbatas, sehingga sangat penting bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia dan pengalokasian
sumber daya yang tersedia secara efisien Vogenberg, 2001. Hasil analisis farmakoekonomi bisa dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu para
pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisien. Informasi
farmakoekonomi pada saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan
digunakan Trisna, 2010.
2.14 Tipe Farmakoekonomi