penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama-sama diambil di Bursa Efek Indonesia BEI, yang sebelumnya dikenal Bursa Efek Jakarta BEJ.
Juga ada variabel yang pernah diteliti kembali untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apa masih layak atau tidak. Perbedaannya terdapat pada jumlah
sampel, perusahaan sampel, periode pengamatan, variabel independen yang menggabungkan variabel yang pernah diteliti dari beberapa penelitian
sebelumnya. Berdasarkan dari penelitian-penelitian dan latar belakang di atas, maka untuk penelitian ini ditetapkan judul: “Pengaruh Return On Asset ROA,
Return On Equity ROE, Return On Investment ROI, Debt to Equity Ratio DER, dan Book Value BV Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa
Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, Return On
Investment ROI, Debt to Equity Ratio DER, Book Value BV Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2.
Apakah Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, Return On Investment ROI, Debt to Equity Ratio DER, Book Value BV Per
Share berpengaruh secara simultan bersama-sama terhadap harga saham?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
untuk membuktikan bukti empiris mengenai pengaruh Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, Return On Investment ROI, Debt to
Equity Ratio DER, Book Value BV Per Share secara parsial terhadap harga saham,
2. untuk membuktikan bukti empiris mengenai pengaruh Return On Asset
ROA, Return On Equity ROE, Return On Investment ROI, Debt to Equity Ratio DER, Book Value BV Per Share secara simultan terhadap
harga saham.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan khususnya mengenai penilaian harga saham.
2. Bagi calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atas suatu investasi. 3.
Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
4. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan
penelitian selanjtnya, dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan di bidang keuangan khususnya mengenai penilaian harga saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan
keuangan financial statement analysis adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data
− data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis Wild, 2005: 3. Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu, misalnya setahun. Wild 2005 : 16 mengatakan bahwa analisis keuangan financial analysis merupakan penggunaan laporan
keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan
Universitas Sumatera Utara
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
2. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio
ini, dihitung rasio keuangan dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan.
Menurut Djarwanto 2004 : 123, “Yang dimaksud dengan “ratio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut
dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.”
a. Return On Assets ROA
Return On Asset ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan
pendapatan. ROA mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aktiva perusahaan.
Rumus : ROA = Laba Bersih x 100
Total Aktiva
Universitas Sumatera Utara
b. Return On Equity ROE
Return On Equity ROE atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi
hak pemilik modal sendiri Martono dan Harjito, 2001 : 60 ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas.
Dimana rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return On Equity ROE digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income.
Brigham dan Daves 2004 : 240 mengemukakan bahwa ultimately, the most important, or ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net
income to common equity, which measures the return on common equity ROE. Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio
tells how well they are doing in an accounting sense. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan
ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan
atas dana yang diinvestasikannya, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity ROE mengindikasikan seberapa baik
perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.
The return on equity ROE ratio measures the averages return on firm’s capital contributions from its owners for a corporation, that means the
contributions of common stockholders. It indicates how many dollars of income were produced for each dollar invested the common stockholders
Gallagher dan Andrew, 2003 : 102. Semakin tinggi ROE menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal
yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
Rumus : ROE = Laba Bersih Ekuitas
x 100
c. Return On Investment ROI
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan
utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini
hanya aset yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain di luar laba
usaha tidak dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak
operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi. Perbedaan hasil perhitungan antara ROI dengan ROA akan
diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan perusahaan.
Rumus : ROI = Laba Usaha x 100 Aktiva Operasi
d. Debt to Equity Ratio DER
Rasio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders’ equity yang dimilki perusahaan . Semakin
tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin
berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemgang saham dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk dividen. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih
tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Rumus : DER = Total Hutang Total Modal Sendiri
e. Book Value Per Share
Book value per share juga merupakan perbandingan antara nilai buku modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi
nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebutjuga semakin tinggi.
Rumus : BVPS = Total Stockholder Equity – Preffered Sock Jumlah Lembar Saham Biasa Yang Beredar
3. Saham a. Pengertian Saham
Saham stock atau share dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham
memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat
Universitas Sumatera Utara
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya,
pemegang saham pun turut menanggung risiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.
Menurut Brealey, Myers dan Marcus 2007 : 160 mengemukakan bahwa saham biasa merupakan investasi yang berisiko. Bisa dipahami
investor tidak senang jika terikat pada perusahaan tertentu selamanya. Maka perusahaan besar biasanya mengatur saham mereka terdaftar pada
bursa saham, yang memungkinkan investor memperdagangkan saham yang ada di antara sesama mereka.
b. Jenis Saham
Beberapa jenis saham yang dikenal adalah : 1
Dari segi peralihan •
Saham atas tunjuk bearer stocks Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak
tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.
• Saham atas nama registered stocks
Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan
prosedur tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2 Dari segi hak tagih
• Saham biasa common stocks
Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen.
Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.
• Saham preferen preferrend stocks
Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.
c. Keuntungan dan Kerugian Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham:
1 Dividend, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. 2 Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual.
Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
Tetapi ada juga beberapa risiko yang akan dihadapi pemodal dengan kepemilikan saham, yaitu:
1 Tidak mendapat dividend
Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan
Universitas Sumatera Utara
membagikan dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan
tersebut. 2
Capital loss Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih
rendah dari harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring
menurunnya harga saham maka invetor rela menjual saham dengan harga rendah cut loss.
3 Saham di-delist dari bursa delisting Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja
yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan
dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada
umumnya.
4. Harga Saham.
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital
Universitas Sumatera Utara
gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
a. Hubungan Penilaian Harga Saham dengan Keputusan Investasi Saham
Investasi saham mencerminkan nilai perusahaan yang dapat dilihat pada nilai kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut.
Kekayaan bersih adalah total aktiva dikurangi total hutang. Nilai nominal saham adalah jumlah yang tertera diatas lembar saham. Dalam proses
penialaian saham perlu dibedakan antara nilai value dengan harga price. Nilai adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai nyata true
value suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan, nilai intrinsik juga berarti nilai yang tercermin pada fakta,
seperti aktiva, pendapatan, deviden prospek yang cerah, termasuk juga aspek manajemen.
b. Pendekatan Penilaian Harga Saham
Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham yang seharusnya nilai intrinsik, dilakukan oleh setiap analis dengan
tujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus menerus mengalahkan
pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi harga
saham. Sebenarnya faktor-faktor tersebut mudah diketahui, masalahnya adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu
Universitas Sumatera Utara
model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan ke dalam porto folio.
Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu
menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan tanggungan risiko saham. Sehubungan dengan uraian diatas,
berikut beberapa pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya nilai intrinsik, selanjutnya diikuti dengan berbagai model untuk
penerapannya. 1
Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham
dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan misalnya laba, pembagian deviden, penjualan, dll untuk
menilai jenis saham tertentu. Secara singkat analisis fundamental bertitik tolak pada anggapan setiap investor
adalah rasional. Oleh karena itu, para fundamentalis mempelajari hubungan antara harga saham yang memiliki nilai
intrinsik yang akan diestimasi oleh investor. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar
sekarang yang terjadi. Perbandingan yang dilakukan akan menunjukkan bahwa harga saham under value atau over value.
Nilai pasar lebih kecil dari pada nilai intrinsik menunjukkan bahwa harga saham dijual dengan harga yang lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
under value, karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari harga yang seharusnya dibayar. Sebaliknya nilai
pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal
over value. Analisis fundamental membandingkan antara nilai
intrinsik suatu saham dengan dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah
mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaannya.
Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perindustrian secara makro.
2 Analisis Teknikal
Analisis tehnikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau
statistik pasar lainnya dalam menemukan pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat. Atau
analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan yang pada gilirannya,
permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari
pemodal Kamarudin, Ahmad. 2004 : 79 .
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Laporan keuangan seperti laporan laba rugi merupakan sumber informasi utama bilamana hendak melakukan analisis yang akurat
mengenai harga saham. Nilai intrinsik suatu saham didasarkan atas pendapatan suatu saham yang dibayarkan dalam bentuk devidend income.
Perubahan deviden merupakan isyarat perubahan earning. Perusahaan akan menaikkan deviden ketika manajemen percaya bahwa
earning telah meningkat secara permanen. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa earning perusahaan naik maka perusahaan diharapkan
membayarkan deviden lebih besar sebagai signal tentang prediksi membaiknya nilai perusahaan.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap harga saham baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal. Namun
demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana earning dan dividend yang terjadi pada sebuah perusahaan.
Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, namun untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik diperlukan
data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, performance perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi.
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri.
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka
Universitas Sumatera Utara
harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung
akan bergerak turun. Dalam melakukan analisa untuk menilai suatu saham terdapat 3
jenis informasi yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial,
ekonomi, politik. Informasi yang bersifat fundamental yaitu kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasukan,
perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak
investor. Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs,
keadaan pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar. Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik
misalnya terdiri dari tingkat inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, dan kondisi politik. Investor
yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya pada satu informasi saja. Hal ini dikarenakan bahwa harga saham boleh berfluktuasi karena faktor
psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua
faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan Lubis, 2008 : 124.
Universitas Sumatera Utara
5. Signalling Theory
Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di
luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan,
catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar
modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Jogiyanto 2000: 392, informasi yang dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang good
news sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan
dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun
sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Lenny Kielsan 2010 melakukan penelitian tentang pengaruh debt to equity ratio DER, net profit margin NPM, return on assets ROA,
dan return on equity ROE terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007. Variabel independen
yang diteliti yaitu debt to equity ratio DER, net profit margin NPM, return on assets ROA, dan return on equity ROE. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Ester Farida Irawati Harianja 2005 melakukan penelitian tentang
analisis faktor fundamental terhadap harga saham dengan menggunakan rasio profitabilitas pada industri properti di Bursa Efek Indonesia BEI.
Penelitian ini mengambil sampel 11 perusahaan properti yang terdaftar selama tahun 2004-2007 di BEI.
Variabel independen yang diteliti yaitu return on asset ROA, return on equity ROE, basic earning power
BEP, earning per share EPS. Berdasarkan analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa secara
simultan rasio profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham properti di BEI. Sacara parsial, hanya variabel earning per share
EPS yang memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham. Variabel return on asset ROA, return on equity ROE, basic
Universitas Sumatera Utara
earning power BEP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Sasongko dan Wulandari 2003 melakukan penelitian tentang pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham pada
industri manufaktur di BEJ. Penelitian ini mengambil sampel 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2001-2002 di BEJ.
Variabel independen yang diteliti yaitu return on assets ROA, earning per share EPS, return on sales ROS dan basic earning power BEP.
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel tersebut digunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan hanya EPS yang
berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan BEP tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Tabel 2.1 Tinjuan Penlitian Terdahulu
No Nama Peneliti Tahun
Judul Variabel
Hasil Penelitian
1 Lenny Kielsan
2010 Pengaruh Debt to
Equity Ratio, Net Profit Margin,
Return On Asset, dan
Return On Equity
Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
DER, NPM,
ROA, ROE, dan
Harga saham. 2007
Semua variabel independen
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga saham, dan
semua variabel
independen berpengaruh
secara simultan
terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual