BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan
biaya pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui
penerimaan pajak dan penerimaan lainnya. Dengan demikian , maka pasar modal sebagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan, harus dapat memfasilitasi
pembangunan ekonomi pasar. Dalam hubungan ini swasta akan menjadi motor dalam kegiatan ekonomi private sector leads growth economy.
Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa
Efek Jakarta BEJ dengan Bursa Efek Surabaya BES. Demi efektivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa
Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1
Desember 2007. Pada dasarnya, Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange IDX
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-
instrumen keuangan yang diperjualbelikan di BEI seperti saham, obligasi, waran,
Universitas Sumatera Utara
right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan derivatif seperti opsi put atau call.
BEI memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana investor dan pihak yang memerlukan dana issuer. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana
segar masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang obligasi.
BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan return bagi pemilik dana,
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal
merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan
kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sejak pemerintah melakukan serangkaian deregulasi pada tahun 1989 untuk
menggairahkan kegiatan pasar modal, volume transaksi di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan, apalagi sejak tahun 1995 dilakukan Jakarta Automatic
Trading System JATS yang mengakibatkan perdagangan efek menjadi wajar dan transparan. Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari besar kecilnya volume
perdagangan saham dan perkembangan harga saham masing-masing perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan harga saham mempunyai hubungan kausalitas hubungan timbal balik dengan kinerja keuangan perusahaan. Naik turunnya harga saham
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Di sisi lain, tinggi rendahnya harga saham juga akan menentukan
kinerja keuangan perusahaan. Harga pasar suatu saham mencerminkan nilai dari perusahaan, sehingga naik turunnya harga saham suatu perusahaan menunjukkan
naik turunnya nilai perusahaan bagi para investor. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, tingkat resiko, laju inflasi, kebijakan pemerintah, politik dan
keamanan suatu negara. Walaupun demikian, kondisi keuangan dan kinerja pada umumnya masih mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pembentukan
harga saham. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga
diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja akan berlanjut. Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, seorang investor
biasanya berpandu pada prospek dan laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan terutama terlihat dari tampilan keuangan yang
pasti meningkat. Jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati investor. Prestasi yang dicapai perusahaan dapat dilihat dari laporan
yang dipublikasikan. Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan
keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis,
Universitas Sumatera Utara
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan.
Beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rasio-rasio keuangan terhadap harga saham antara lain Ester Farida Irawati Harianja 2005
dalam penelitian mengenai Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas Pada Industri Properti Di Bursa Efek
Indonesia menyatakan bahwa hanya variabel independen Earning Per Share EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan semua
variabel independen yaitu Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, Basic Earning Power BEP, dan Earning Per Share EPS berpengaruh secara
simultan terhadap harga saham perusahaan properti. Lenny Kielsan 2010 dalam penelitian mengenai Pengaruh Debt To Equity Ratio DER, Net Profit Margin
NPM , Return On Asset ROA , Dan Return On Equity ROE Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
menyatakan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap harga saham. Fenomena ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian terdahulu menjadikan penelitian tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap harga saham menjadi semakin menarik. Penelitian ini menggunakan 5 rasio keuangan yaitu return on asset, return on equity, return on
investment, debt to equity ratio, book value per share. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan
replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama-sama diambil di Bursa Efek Indonesia BEI, yang sebelumnya dikenal Bursa Efek Jakarta BEJ.
Juga ada variabel yang pernah diteliti kembali untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apa masih layak atau tidak. Perbedaannya terdapat pada jumlah
sampel, perusahaan sampel, periode pengamatan, variabel independen yang menggabungkan variabel yang pernah diteliti dari beberapa penelitian
sebelumnya. Berdasarkan dari penelitian-penelitian dan latar belakang di atas, maka untuk penelitian ini ditetapkan judul: “Pengaruh Return On Asset ROA,
Return On Equity ROE, Return On Investment ROI, Debt to Equity Ratio DER, dan Book Value BV Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa
Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah