Metode Analisis Data METODE PENELI TIAN

Tabel 3.13. Aspek Pengukuran Variabel Penerapan Komunikasi Terapeutik Variabel Penerapan Komunikasi Terapeutik Indikator Hasil Observasi Bobot Nilai Total Nilai Kategori Range Skala Ukur a.Fase Orientasi 10 Ya Tidak 2 1 20 10 Baik Sedang Kurang Baik 18 - 20 14 - 17 10 - 13 Ordinal b. Fase Kerja 10 Ya Tidak 2 1 20 10 Baik Sedang Kurang Baik 18 - 20 14 - 17 10 - 13 Ordinal

c. Fase Terminasi

6 Ya Tidak 2 1 12 6 Baik Sedang Kurang Baik 11- 12 8 -10 6 - 7 Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dengan mendeskripsikan setiap variabel penelitian dalam distribusi frekuensi. Selanjutnya dilakukan uji bivariat untuk menganalisis hubungan masing- masing variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji regresi linear berganda pada tingkat kemaknaan 95 nilai p = 0,005. Adapun persamaan regresi linear berganda adalah : Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + μ Dimana: Y = Penerapan Komunikasi Terapeutik b = Konstanta X 1 = Dasar Definisi, Ciri dan Prinsip Komunikasi Terapeutik Universitas Sumatera Utara X 2 = Tujuan Komunikasi Terapeutik X 3 = Manfaat Komunikasi Terapeutik X 4 = Proses Komunikasi Terapeutik X 5 = Dinamika Komunikasi X 6 = Penghayatan X 7 = Kepekaan b 1 – b 7 = Koefisien regresi μ = error of term Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara didirikan pada tahun 1918 oleh Zending Jerman. Pada masa itu di seluruh wilayah Tapanuli bahkan di seluruh Sumatera Utara, belum ada pelayanan kesehatan melalui rumah sakit. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Zending Jerman bersifat murni sosial. Tahun 1952 rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara walaupun sebagian tenaga masih disumbangkan oleh Zending Jerman, sebagai rumah sakit tipe D. Mulai era tahun 1980-an, Pemerintah. Propinsi Sumatera Utara memberikan beban target Pendapatan Asli Daerah PAD bagi RSUD Tarutung yang berakibat pelayanan demi pelayanan diatur dengan Peraturan Daerah PERDA. Pada tahun 1984, RSU Swadana ditetapkan menjadi RSU Kelas C dengan pelayanan oleh empat dokter spesialis dasar, di samping dokter umum dan dokter gigi. Tanggal 26 Desember 2000, status RSU Swadana Tarutung berubah menjadi Rumah Sakit Kelas- B sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor : 1809Menkes- KessosSKXII2000. Tanggal 14 Februari 2002 RSU Swadana Tarutung melakukan ujicoba Unit Swadana dan tanggal 02 Oktober 2003 sistem pengelolaan keuangan Universitas Sumatera Utara