Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Perawat Melaksanakan

b. Kemampuan fisik Physical ability Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik. Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara 2000 “secara psikologis, kemampuan ability terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill, artinya karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam menyelesaikan tugasnya secara cepat dan tepat, efektif dan efisien sesuai dengan metode atau standar kerja yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugasnya.

2.4.2. Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Perawat Melaksanakan

Komunikasi Terapeutik Upaya perawat untuk meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang dinamika komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan dan kekurangan diri dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain sangat diperlukan dalam therapeutic use of self. Menggunakan diri secara terapeutik memerlukan integrasi dari ketiga kemampuan tersebut Dwidiyanti, 2008. a. Dinamika Komunikasi Effendy 2002 dinamika komunikasi harus dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatik. Pengertian Universitas Sumatera Utara komunikasi secara umum itupun harus juga dilihat dari dua segi, yaitu pengertian komunikasi secara etimologis dan pengertian komunikasi secara terminologis. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Kata sama yang dimaksudkan adalah sama makna. Jadi dalam pengertian ini, dinamika komunikasi berlangsung manakala orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai suatu hal yang tengah dikomunikasikannya itu. Dengan kata lain, jika orang-orang yang terlibat di dalamnya saling memahami apa yang dikomunikasikannya itu, maka hubungan antara mereka bersifat komunikatif. Selanjutnya Liliweri 2001 komunikasi antar pribadi merupakan proses yang bersifat dinamis. karena setiap peristiwa komunikasi diwarnai oleh tindakan aktif dari para pelaku komunikasi selama proses tersebut berlangsung. Aktivitas itu ditandai oleh berbagai perilaku berkesinambungan, ada aksi dan reaksi, ada respons timbal balik. Komunikasi selalu menggambarkan keberadaan setiap manusia yang memiliki “kehidupan bersama” dalam satu arena sosial yang merupakan dinamika komunikasi antar pribadi. b. Penghayatan terhadap Kelebihan dan Kekurangan Diri Barrie Hopson dan Scally 1981 dalam Dikdasmen, 2002 mengemukakan bahwa penghayatan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam Universitas Sumatera Utara menghadapi situasi tertentu. Penghayatan personal mencakup kecakapan dalam memahami diri self awareness skill dan kecakapan berpikir thinking skill. c. Kepekaan terhadap Kebutuhan Orang Lain Komunikasi terapeutik akan efektif hanya melalui penggunaan dan latihan yang sering. Melatih diri menggunakan komunikasi interpersonal yang terapeutik akan meningkatkan kepekaan tenaga medis terhadap perasaan pasien. Saat pasien mengungkapkan keluhannya, pada saat itulah pengobatan dalam proses terapeutik sudah dimulai. Keterampilan komunikasi terapeutik bukan bawaan, melainkan dipelajari. Salah satu teknik perubahan yang sering digunakan adalah Sensitivity Training atau latihan kepekaan. Latihan kepekaan adalah suatu interaksi dalam kelompok kecil yang terjadi alam suasana yang tertekan sehingga, menuntut setiap orang untuk peka terhadap perasaan orang lain sebagai usaha untuk menciptakan kegiatan kelompok yang memadai. Dalam suasana demikian mereka didorong untuk melakukan penilaian mengenai konsepsi diri sendiri self concept dan usaha untuk mau mendengar pendapat dan merasakan perasaan orang lain. Campbel dan Dunette 1999 mengemukakan 6 enam butir hasil yang diharapkan dari latihan kepekaan, yaitu : 1. Meningkatkan pengertian, pemahaman dan kepekaan terhadap perilaku sendiri. 2. Meningkatkan pengertian dan kepekaan terhadap perilaku orang lain. 3. Lebih mengerti dan memahami proses yang terjadi dalam antar kelompok. 4. Meningkatkan keterampilan dalam mengadakan diagnosis situasi yang terdapat dalam kelompok. Universitas Sumatera Utara 5. Meningkatkan kemampuan untuk menerjemahkan apa yang dipelajari kedalam bentuk tindakan nyata. 6. Meningkatkan kemampuan mengadakan hubungan antar manusia, sehingga dapat berinteraksi lebih menyenangkan dan memuaskan. Teknik lain selain latihan kepekaan adalah teknik umpan balik survei, yaitu teknik menilai sikap, mengidentifikasi perbedaan dan menyelesaikan perbedaan dengan memanfaatkan informasi survei dalam kelompok. Selanjutnya Stuart dan Laraia 2001 menyatakan beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan perawat dalam melaksanakan komunikasi terapeutik : a. Kualitas Personal, yaitu: kesadaran diri, klasifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan untuk menjadi role model, motivasi altruistik dan kemandirian. b. Komunikasi Fasilitatif, yaitu: perilaku verbal, perilaku nonverbal, analisis masalah dan teknik terapeutik. c. Dimensi Responsif, terdiri dari: 1 Kesejatian, bahwa perawat adalah seorang yang terbuka, yang serasi, autentik dan transparan. 2 Hormat, bahwa klien diperlakukan sebagai orang yang berharga dan diterima tanpa syarat. 3 Empati, yaitu memandang dunia klien dari sisi internal klien. 4 Konkrit, yaitu melibatkan penggunaan istilah khusus dari pada istilah yang abstrak dalam membatasi perasaan, pengalaman dan perilaku klien Hidayat, 2004. d. Konfrontasi adalah pengekspresian oleh perawat tentang perbedaan perilaku klien untuk memperluas kesadaran diri klien. Konfrontasi seharusnya dilakukan secara asertif bukan agresifmarah. Oleh karena itu sebelum melakukan konfrontasi Universitas Sumatera Utara perawat perlu mengkaji antara lain: tingkat hubungan saling percaya dengan klien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan kekuatan koping klien. Konfrontasi sangat berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum berubah. Stuart dan Sundeen 1998 mengidentifikasi tiga kategori konfrontasi yaitu: 1 Ketidaksesuaian antara konsep diri klien ekspresi klien tentang dirinya dan ideal diri cita-citakeinginan klien. 2 Ketidaksesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien. 3 Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan perawat. e. Kebuntuan terapeutik, terdiri dari : resistensi, transferens, kontransferens dan pelanggaran batasan. 1 Resistence adalah upaya klien untuk tidak menyadari aspek dari penyebab cemas atau kegelisahan yang dialaminya. Hal ini terjadi akibat dari ketidakseimbangan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. 2 Transference adalah penugasan yang tidak disadari terhadap orang lain yang berasal dari perasaan dan perilaku yang pada dasarnya berhubungan dengan figur yang penting di masa lalu. 3 Counter Transference merupakan kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat yaitu reaksi perawat terhadap klien yang berdasarkan pada kebutuhan, konflik masalah dan pandangan mengenal dunia yang tidak disadari oleh perawat. Universitas Sumatera Utara 4 Boundary Violations, pelanggaran batas terjadi jika perawat melampaui batas hubungan yang terapeutik dan membina hubungan sosial, ekonomi ataupersonal dengan klien. f. Hasil terapeutik, hasil untuk klien, masyarakat dan perawat.

2.5. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Terapeutik