BAB 3
BAHAN DAN METODA
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi analitik, yang dilakukan secara observasional, dengan pendekatan cross-sectional yang bersifat uji diagnostik.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Instalasi
Diagnostik Terpadu IDT dan Instalasi Patologi Anatomi RSUP. Haji Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan selama kurun waktu 5 bulan.
3.3. Subjek Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua penderita rawat inap di RS. Haji Adam Malik, RS. Tembakau Deli, dan RS. Tentara Putri Hijau Kesdam IBB
Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sampel
Sampel adalah penderita yang dicurigai menderita kanker paru yang dirawat di RS. Haji Adam Malik, RS. Tembakau Deli, dan RS. Tentara
Kesdam IBB Medan yang memenuhi kriteria inklusi.
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1. Kriteria Inklusi
Penderita laki-laki dan perempuan yang secara klinis, radiologi foto toraks dan CT scan toraks, serta metode diagnostik lainnya seperti
sitologi cairan pleura, FNAB KGB, TTLB, dan lain-lain dicurigai menderita kanker paru.
Penderita kooperatif dan bersedia ikut dalam penelitian.
3.4.2. Kriteria Eksklusi
Tumor paru metastase sekunder dari tumor organ lain, seperti tiroid, traktus urogenital, traktus digestivus, payudara, dan lain-lain
Tumor mediastinum
Tuberkuloma
Universitas Sumatera Utara
3.5. Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
consecutive sampling, yang memenuhi kriteria inklusi.
3.6. Jumlah Sampel
Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus :
n = {Z
1- α
√p 1 - p
+ Z
1- β
√p
a
1 – p
a
}
2
p
a
- p
2
Dimana : n = besar sampel minimum
Z
1- α
= nilai distribusi normal baku tabel Z pada
α tertentu, = 1.96 uji dua arah.
Z
1- β
= nilai distribusi normal baku tabel Z pada β tertentu 80
= 0.96 P
= sensitivitas ketepatan di populasi P
a
= perkiraan sensitivitas ketepatan di populasi p
a
- p = perkiraan selisih ketepatan yang diteliti denga ketepatan di
populasi
Berdasarkan penelitian sebelumnya, sensitivitas pemeriksaan sitologi sputum induksi adalah 84.
Universitas Sumatera Utara
n = {Z
1- α
√p 1 - p
+ Z
1- β
√p
a
1 – p
a
}
2
p
a
- p
2
= {1.96 √0.84
1 – 0.84 + 0.842 √0.96 1 – 0.96}
2
= 55
0.96 –
0.84
2
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 55 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.7. Kerangka Konsep
Kanker paru
Epitel mengalami eksfoliatif ke
saluran nafas
Sputum
Induksi NaCl 3
merangsang batuk
dalam Post
bronkoskopi batuk
spontan dalam24
jam Bronkoskopi
Brushing B
Alv AL
Broncho eolar
Lavage
Sitologi
Malignancy: ‐Adenokarsnoma
‐Skuamous sel Ca ‐Large sel Ca
‐Small Sel Ca Atipikal,
suspek malignancy
Atipikal, suspek
benign Undiagnosed
Normal
BAL Broncho Alveolar Lavage danatau
Brushing → pembanding baku emas
Benign
Universitas Sumatera Utara
3.8. Definisi Operasional
1. Tumor paru sentral adalah tumor paru yang berada dekat dengan hilusbronkus segmentalis dengantanpa adanya kolaps atau
konsolidasi paru bagian distal, dapat ditemukan gambaran radiologis berikut ini :
37
a. Golden S-sign
b. Pembesaran hilus
c. Konsolidasi lobus yang luas
d. Massa di sentral
e. Berkurangnya ukuran saluran napas
2. Tumor paru perifer adalah tumor yang terdapat di luar hilusbronkus segmentalis, dapat ditemukan gambaran radiologis sebagai berikut :
37
a. Ukuran tumor besar yang berbentuk tidak beraturan.
b. Bila ukuran tumor 1 cm jarang dapat terlihat pada foto toraks.
c. Tumor dapat lobulated atau tidak beraturan, pada kasus yang jarang
dapat menyerupai pneumonia.
Universitas Sumatera Utara
d.Dapat terlihat kavitas pada foto toraks 16 kasus, pada CT scan toraks dapat terlihat lebih sering.
e.Air-bronchogram dan cyst-like luscensies jarang terlihat pada foto to-
raks, walaupun pada 25 kasus dapat terlihat pada CT scan toraks.
f.Kalsifikasi sebenarnya jarang terlihat pada foto toraks dan sejumlah
kecil dapat terlihat pada CT scan toraks.
3. Sitologi : ilmu penilaian interpretasi sel-sel tubuh manusia, baik yang berasal dari dari sel-sel yang terlepas dari epitel eksfoliatif maupun
yang berasal dari daerah lain dengan cara tertentu.
4. Umur dikelompokkan dalam :
a. 0 - 20 tahun
b. 21 – 40 tahun
c. 41 – 60 tahun
d. 60 tahun
5. Gejala klinis : batuk dengan atau tanpa dahak, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, suara serak, nyeri menelan, pembengkakan leher, sembab
wajah, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
6. Kriteria penampakan bronkoskopi yang biasa dinilai yaitu :
38
a. Massa - Obstruktif : Total atau parsial
- Permukaan : Berbenjol-benjol atau rata - Mukosa : Compang-camping, licin, mudah berdarah atau
tidak mudah berdarah. b. Infiltratif minimal memenuhi 3 kriteria
- Hiperemis - Sub mukosa tidak rata
- Nekrosis - Edema
c. Stenosis - Total
- Tidak total - Kompresif
- Non kompresif - Infiltratif
d. Peradangan - Hiperemis
- Edema
e. Bronkus dan cabang-cabangnya normal
Universitas Sumatera Utara
7. Sitologi BAL danatau sitologi brushing digunakan sebagai pembanding baku emas dalam penelitian ini.
8. Bronchoalveolar Lavage BAL : tindakan diagnostik selama bronkoskopi yang dilakukan pada semua pasien yang dicurigai
mengalami kelainan paru difus infeksi, non infeksi, imunologik, keganasan, yaitu dengan menguras permukaan mukosa jalan napas
kecil dan rongga alveoli dengan NaCl 0.9 suhu 37.0 ◦C sebanyak
100-300 ml dan cairan dihisap kembali mencapai 40-60 sehingga cairannya dapat menggambarkan keadaan daerah tertentu.
9. Brushing : tindakan diagnostik selama bronkoskopi dengan cara menyikat daerah bronkus yang dicurigai dengan alat penyikat baik
yang berselubung ataupun tanpa selubung.
Universitas Sumatera Utara
3.9. Kerangka Operasional