3.13. Biaya Penelitian
a. Pengumpulan kepustakaan Rp
1.000.000,-
b. Pembuatan proposal Rp
1.000.000,-
c. Seminar proposal Rp
750.000,-
d. Reagens, alat-alat, dan bahan Rp 3.000.000,-
e. Pemeriksaan Sitologi Rp 3.000.000,-
f. Pembuatan laporan penelitian Rp
2.000.000,-
g. Tim pendukung penelitian Rp 1.000.000,-
h. Seminar hasil penelitian Rp
1.000.000,-
Jumlah Rp 12.750.000,00
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Jumlah penderita rawat inap yang dicurigai kanker paru yang diambil pada penelitian ini adalah 83 orang. Sebanyak 28 orang dikeluarkan dari penelitian ini
oleh karena pasien yang pulang paksa berhenti tiba-tiba dari penelitian berjumlah 23 orang, dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 5 orang, sehingga
didapatkan jumlah sampel sebanyak 55 orang yang dilakukan secara consecutive sampling. Sebanyak 13 orang dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya yang
mendukung ke arah keganasan, seperti sitologi cairan pleura yang dilakukan pada 7 orang 12.7 dan FNAB KGB leher supraklavikula pada 6 orang 10.9.
Dari 55 orang tersebut didapatkan pasien-pasien dengan tumor letak sentral sebanyak 34 orang 61.8 dan tumor letak perifer sebanyak 21 orang 38.2,
dimana sebanyak 26 orang 47.3 yang dilakukan tindakan BAL saja untuk mendapatkan hasil pembandingnya baku emas sedangkan 29 orang lainnya
52.7 dilakukan kombinasi BAL dan brushing untuk mendapatkan hasil pembandingnya baku emas. Pasien-pasien yang hanya dilakukan tindakan BAL
saja dikarenakan ada risiko perdarahan ataupun kemungkinan komplikasi lainnya apabila dilakukan brushing.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1. Karakteristik pasien umur dan jenis kelamin
Dari 55 orang pasien rawat inap yang masuk dalam penelitian ini didapatkan laki-laki sebanyak 44 orang 80.0 dan perempuan sebanyak 11
orang 20.0. Kasus paling banyak ditemukan pada pasien dengan kelompok umur 41-60 tahun yaitu sebanyak 33 orang 60.0, baik laki-laki maupun
perempuan. Umur yang paling tua adalah 81 tahun dan yang paling muda adalah 38 tahun. Adapun gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur dan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Karakteristik pasien berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umur tahun Laki-laki
Perempuan Jumlah
21 – 40 41 - 60
60 1 1.8
24 43.6 19 34.6
1 1.8 9 16.4
1 1.8 2 3.6
33 60.0 20 36.4
Jumlah 44 80.0
11 20.0 55 100.0
4.1.2. Distribusi kasus berdasarkan gambaran radiologis dan pemeriksaan patologi anatomi
Dari 55 orang pasien yang dilakukan pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3 didapatkan sel ganas secara definitif C5 Malignant smear pada 26
orang 47.3, dimana tumor letak sentral terdapat pada 20 kasus 36.4 dan tumor letak perifer pada 6 kasus 10.9. Baik tumor letak sentral maupun perifer
hanya ditemukan pada jenis karsinoma sel skuamosa Squamous Cell Carcinoma
Universitas Sumatera Utara
dan karsinoma sel kecil Small Cell Carcinoma, sedangkan jenis adenokarsinoma Adenocarcinoma ataupun karsinoma sel besar Large Cell Carcinoma tidak
ditemukan. Namun terdapat 5 kasus tumor letak sentral yang menunjukkan hasil sitologi sputum induksi NaCl 3 curiga keganasan C4 suspicious malignancy,
dan sebanyak 4 kasus tumor letak perifer dengan hasil yang sama. Distribusi kasus berdasarkan letak tumor dan pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Distribusi kasus sesuai letak tumor dan pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3.
Jenis sel Sentral
Perifer Jumlah
Karsinoma sel skuamosa Karsinoma sel kecil
15 27.3 5 9.1
5 9.1 1 1.8
20 36.4 6 10.9
Jumlah 20 36.4
6 10.9 26 47.3
Sedangkan dari pemeriksaan sitologi sputum post bronkoskopi yang juga dilakukan pada 55 orang tersebut didapatkan hasil positif sel ganas secara definitif
C5 Malignant smear juga pada 26 orang 47.3, dimana tumor letak sentral sebanyak 19 kasus 34.5 dan tumor letak perifer pada 7 kasus 12.7. Pada
tumor letak sentral dijumpai jenis sel adenokarsinoma Adenocarcinoma, karsinoma sel skuamosa Squamous Cell Carcinoma, dan karsinoma sel kecil
Small Cell Carcinoma. Sedangkan pada tumor letak perifer hanya dijumpai jenis karsinoma sel skuamosa Squamous Cell Carcinoma. Namun terdapat 3 kasus
tumor letak sentral yang menunjukkan hasil sitologi sputum post bronkoskopi
Universitas Sumatera Utara
curiga keganasan C4 suspicious malignancy, dan hanya sebanyak 1 kasus tumor letak perifer dengan hasil yang sama. Distribusi kasus berdasarkan letak tumor
dan pemeriksaan sitologi sputum post bronkoskopi dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Distribusi kasus berdasarkan letak tumor dan pemeriksaan sitologi sputum post bronkoskopi.
Jenis sel Sentral
Perifer Jumlah
Adenokarsinoma Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel kecil 1 1.8
13 23.6 5 9.1
- 7 12.7
- 1 1.8
20 36.3 5 9.1
Jumlah 19 34.5
7 12.7 26 47.3
Dari pemeriksaan sitologi BAL danatau brushing yang dipakai sebagai pembanding baku emas dalam penelitian ini didapatkan hasil positif sel ganas
secara definitif C5 Malignant smear pada 34 kasus 61.7, dimana sebanyak 21 kasus positif pada tumor letak sentral 38.1 dan 13 kasus positif pada tumor
letak perifer 23.6. Pada tumor letak sentral dijumpai jenis karsinoma sel skuamosa Squamous Cell Carcinoma yang paling banyak, kemudian disusul
dengan jenis adenokarsinoma Adenocarcinoma, karsinoma sel besar Large Cell Carcinoma, dan juga karsinoma sel kecil Small Cell Carcinoma. Sedangkan
pada tumor letak perifer dijumpai jenis sel adenokarsinoma Adenocarcinoma dan karsinoma sel skuamosa Squamous Cell Carcinoma. Namun hanya terdapat
1 kasus tumor letak sentral yang menunjukkan hasil sitologi BAL danatau
Universitas Sumatera Utara
brushing curiga keganasan C4 suspicious malignancy, dan sebanyak 3 kasus tumor letak perifer dengan hasil yang sama. Distribusi kasus berdasarkan letak
tumor dan pemeriksaan sitologi BAL danatau brushing dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Distribusi kasus berdasarkan letak tumor dan pemeriksaan sitologi BAL danatau brushing.
Jenis sel Sentral
Perifer Jumlah
Adenokarsinoma Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel besar Karsinoma sel kecil
4 7.3 13 23.6
2 3.6 2 3.6
8 14.5 5 9.1
- -
12 21.8 18 32.7
2 3.6 2 3.6
Jumlah 21 38.1
13 23.6 34 61.7
4.1.3. Pengukuran dan Analisis Data
Untuk mengukur perbandingan ketepatan antara pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3 dengan pemeriksaan sitologi sputum post bronkoskopi,
data-data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel 2 x 2 yang memperlihatkan hasil pemeriksaan yang diteliti sitologi sputum induksi NaCl 3 dan sitologi
sputum post bronkoskopi dengan pembandingbaku emas yang dipakai sitologi BAL danatau brushing, seperti yang dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Tabel 2 x 2 yang menunjukkan hasil sitologi sputum induksi NaCl 3
dan sitologi BAL danatau brushing.
BAL danatau brushing Sitologi sputum induksi
NaCl 3 Positif Negatif
Positif Negatif
15 27.3 20 36.4
11 20.0 9 16.4
Chi-square X
2
= 1.32 dengan df = 1 dan p value 0.05
Dari tabel 2 x 2 tersebut maka dapat dihitung nilai diagnostik pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3 sebagai berikut :
Sensitivitas =
42.8
Spesifisitas =
45.0
Nilai prediksi positif = 57.7
Nilai prediksi negatif = 31.0
Rasio kemungkinan positif = 0.8
Rasio kemungkinan negatif = 1.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Tabel 2 x 2 yang menunjukkan hasil sitologi sputum post bronkoskopi
dan sitologi BAL danatau brushing.
BAL danatau brushing Sitologi sputum post
bronkoskopi Positif Negatif
Positif
Negatif
15 27.3
19 34.5 11 20.0
10 18.2
Chi- square X
2
= 0.76 dengan df = 1 dan p value 0.05
Dari tabel 2 x 2 tersebut maka dapat dihitung nilai diagnostik pemeriksaan sitologi sputum post bronkoskopi sebagai berikut :
Sensitivitas =
44.1
Spesifisitas =
47.6
Nilai prediksi positif = 57.7
Nilai prediksi negatif = 34.4
Rasio kemungkinan positif = 0.8
Rasio kemungkinan negatif = 1.2
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pembahasan