BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank adalah suatu lembaga penghimpun dana dari masyarakat yang bergerak di bidang jasa, dengan azas kepercayaan, masyarakat mempercayakan dananya kepada pihak
bank dalam bentuk simpanan, dan pihak bank mempercayakan kepada masyarakat untuk memijam dana tersebut dalam bentuk Kredit. Banyak bank baru bermunculan dan bank lama
berlomba-lomba untuk ekspansi, salah satu bank milik pemerintah yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. PT Bank Rakyat IndonesiaPersero Tbk merupakan bank lama
yang sudah berdiri lebih dari 114 tahun dan telah memiliki lebih dari 5000 kantor yang tersebar luas diseluruh pelosok Indonesia.
Dengan banyaknya bank yang bermunculan menambah ketatnya persaingan antar bank. PT Bank Rakyat IndonesiaPersero Tbk sebagai perusahaan jasa menerapkan strategi
bauran pemasaran jasa agar tidak tertindas oleh bank yang banyak bermunculan yaitu baik dari segi produk yang bersaing, biaya bulanan ringan, bunga tabungan relatif tinggi , fasilitas
perbankan yang lengkap, program undian berhadiahnya banyak, barang promosibanyak dibagikan, tata letak kantor yang nyaman, kantor yang dekat dengan permukiman agar dapat
gampang dijangkau nasabah dan barang-barang promosi bagus . PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Unit Deli Tua adalah Unit kelas satu seIndonesia karena jumlah nasabah dan
saldonya untuk Tabungan SIMPEDES termasuk terbesar. Kenaikan Jumlah nasabah dan saldo dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Jumlah Nasabah dan Saldo Tabungan SIMPEDES pada PT Bank Rakyat
Indonesia Persero Tbk Unit Deli Tua Medan Tahun 2005 sd 2010
000
Universitas Sumatera Utara
SIMPEDES Tahun 2005 Tahun
2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Tahun 2009 Tahun 2010
Jumlah Nasabah
5.032 7.891 8.901 9.791 10.032 10.680 Jumlah
Rupiah Rp11.230.091
Rp23.091.890 Rp35.090.719 Rp41.098.991 Rp45.954.332 Rp
50.984.650
Sumber: Laporan Akhir Tahun PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Unit Deli Tua Medan
Dengan menjalankan kegiatannya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Deli Tua mengahadapi beberapa masalah misalnya mengalami offline putus jaringan untuk transaksi
yang mengakibatkan nasabah tidak dapat bertransaksi. Hal yang sama juga terjadi pada mesin Anjungan Tunai Mandiri ATM. Mesin ini sering mengalami kerusakan mesin, putusnya
jaringan offline dan kehabisan dana karena jaringan offline jadi untuk kontrol tidak bisa dilakukan karena untuk melihat ketersediaan dana pada mesin harus menggunakan jaringan .
Selain itu, apabila nasabah ingin melakukan transaksi pada cabang lain sering mengalami kesulitnan birokrasi karena pengambilan harus membawa identitas yang berlaku dan harus
sesuai dengan yang tertera di buku tabungan. Sehingga secara birokrasi nasabah merasa dipersulit, dan ditambah lagi apabila penarikan di bawah Rp 5.000.000,- di teller akan
dikenakan biaya Rp 3.000,- sehingga nasabah diwajibkan membuat kartu ATM, pada hal banyak nasabah yang tidak bisa menggunakan ATM. Tidak terpenuhinya tuntutan nasabah
akan jasa oleh pihak bank, menjadi suatu peluang bagi bank lain untuk dapat merebut nasabah. Pemenuhan tuntutan nasabah oleh bank lain akan merupakan salah satu potensi
pesaing yang harus dicermati apabila sebuah bank tidak ingin kehilangan nasabah.
1.2 Perumusan Masalah