juga diatur dalam Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan pada tahun 1979, Konvensi ILO pada tahun 1999 tentang Larangan dan
Tindakan Segera untuk Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak yaitu berbagai jenis pekerjaan pada dasarnya membahayakan , seperti penambangan,
konstruksi, penangkapan ikan laut dalam dan bekerja dengan bahan radioaktif, dan kimia berbahaya,melarang adanya perbudakan, penjualan dan perdagangan anak-
anak untuk pelacuran, pornografi dan obat-obatan terlarang. Lampiran II Protokol untuk Mencegah, Menanggulangi, dan Menghukum Perdagangan Manusia,
khususnya Wanita dan Anak-anak, sebagai suplemen untuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Kejahatan Transnasional Terorganisasi Protokol
Perdagangan Manusia Palermo yang dibentuk pada tahun 2000.
72
Sesungguhnya pembangunan terhadap anak terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu: pembinaan, pengembangan dan perlindungan. Pembinaan anak adalah suatu
usaha untuk memberikan yang terbaik bagi pertumbuhannya. Pengembangan adalah menumbuhkan seluruh kemampuan dan bakat yang terkandung dalam diri anak.
Sedangkan perlindungan adalah segala kegiatan untuk menjaga agar anak dapat tumbuh dengan wajar secara lahir dan batin serta bebas dari segala bentuk ancaman,
hambatan dan gangguan.
73
B. Bentuk-Bentuk Perlindungan Anak sebagai Korban ESKA
Perlu dipahami dan dihayati berbagai macam perwujudan perlindungan anak, yaitu: perlindungan anak langsung, perlindungan anak tidak langsung guna
memahami permasalahan aspek hukum perlindungan anak. Kata perlindungan dalam perlindungan anak ini mempunyai pengertian
sebagai berikut terhadap siapa seorang anak harus dilindungi, oleh siapa dan
72
Unicef, Pedoman Untuk Perlindungan Hak-Hak Korban Perdagangan Manusia
73
Ibid, hal. 72.
Universitas Sumatera Utara
bagaimana caranya. Diperlukan perlindungan terhadap mereka yang akan menyalahgunakan kemasamudaan dan kekurangan pengalaman anak dan juga
perlindungan terhadap ketidakpengalaman itu sendiri. Selanjutnya perlindungan terhadap: a. kekuatan yang merusak anak, yang ada dalam diri anak atau yang dari
luar diri anak tersebut; b. ketidakmampuan mempertahankan diri dalam masyarakat.
74
Pelaksanaan perlindungan anak tidak hal mudah, dibutuhkan kerjasama semua pihak karena dalam pelaksanaan perlindungan anak mengalami banyak
kendala karena banyaknya permasalahan yaitu:
75
c. Anak tidak dapat sendiri melindungi dirinya dalam pelaksanaan hak dan
kewajibannya di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara karena situasi dan kondisinya
d. Pancasila, UUD’45 dan peraturan perundang-undangan lainnya telah menjadi dasar
orang, warga Negara Indonesia, berhak dan wajib ikut serta dalam berbagai usaha perlindungan anak.
e. Pada hakikatnya melindungi anak adalah melindungi keluarga, masyarakat dan
bangsa. Dengan demikian berbagai macam usaha perlindungan anak harus dikembangkan dan didukung oleh siapa saja sesuai kemampuan
f. Bertambahnya jumlah penelantaran anak dan perlakuan salah anak oleh orang
dan kelompok-kelompok, yang tidak bertanggung jawab sehingga mereka menjadi korban penderitaan mental, fisik dan social dalam berbagai bidang
kehidupan dan penghidupan Wawasan visi usaha-usaha perlindungan anak dalam masyarakat yang adil
dan makmur ialah setiap warga negara berkedudukan sama dalam hukum, masing- masing bertanggung jawab sesuai kemampuan terhadap sesamanya manusia. Jadi,
melindungi anak adalah hak dan kewajiban asasi seseorang yang perlu dikembangkan
74
Ibid., hal. 8.
75
Makalah Upaya Perlindungan Anak Dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Insani.
Universitas Sumatera Utara
bersama demi mengembangkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan rakyat.
76
Misi usaha-usaha perlindungan anak adalah melindungi dan menolong orang dalam dan
dari bahaya, dalam rangka pengembangan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan rakyat, sebagai pengamalan Pancasila berdasarkan UUD’45 yang perlu diusahakan
bersama-sama, sesuai situasi dan kondisi masing-masing. Demi keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, maka perhatian pada unsure-unsur manajemen, koperasi,
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi merupakan suatu kemutlakan.
77
Perlindungan anak menurut hasil Seminar Eksploitasi Seks Komersial Anak yang dilakukan oleh PKPA Pusat Kajian Perlindungan Anak di 5 KabupatenKota
di SUMUT Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat, Simalungun adalah antara lain :
78
1. Suatu usaha individukelompok melindungi anak melaksanakan haknya dan
kewajibannya secara manusiawi positif. 2.
Suatu hasil interaksi pihak-pihak tertentu, akibat adanya suatu interrelasi antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi.
3. Suatu tindakan individu yang dipengaruhi oleh unsur-unsur struktur sosial
masyarakat tertentu, seperti kepentingan yang dapat menjadi motivasi individu bertindak
4. Perlindungan anak adalah suatu perwujudan keadilan social dalam suatu
masyarakat. Keadilan disini diartikan sebagai suatu kondisi dimana setiap orang dapat melaksanakan hak dan kewajiban secara manusiawi positif.
5. Sebaiknya diusahakan adanya suatu gerakan nasional mengenai perlindungan anak
untuk mencapai perwujudan keadilan ini demi kesejahteraan anak yang merata 6.
Perlindungan anak adalah suatu usaha bersama setiap anggota masyarakat. Setiap anggota masyarakat adalah partisipan dalam mengusahakan perlindungan anak
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Selain itu dalam pelaksanaannya
76
Ibid.
77
Ibid.
78
Seminar Hasil Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Lima KabupatenKota di Sumatera Utara, hal.7.
Universitas Sumatera Utara
harus didasarkan pada musyawarah antar yang bersangkutan yaitu obyek dan subyek perlindungan. Harus diutamakan perspektif kepentingan yang diatur
daripada prspektif kepentingan yang mengatur, perlindungan anak merupakan suatu bidang pembangunan nasional.
7. Perlindungan anak merupakan suatu tolak ukur peradaban masyarakat tertentu yang
bersangkutan 8.
Usaha-usaha perlindungan anak ada dalam berbagai bidang penghidupan dan kehidupan dan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara
Bentuk-bentuk perlindungan anak yang dieksploitasi secara seksual komersial berdasarkan Rencana Aksi Nasional Penghapusan Traffiking Perempuan
dan Anak Tahun 2003-2007 adalah: 1.
Mengembangkan dan melaksanakan undang-undang, kebijakan dan program – program untuk melindungi anak-anak dan melarang ESKA
2. Mengembangkan, memperkuat dan melaksanakan hukum nasional yang merumuskan
tanggung jawab kriminal penyedia jasa, pelanggan dan perantara dalam pelacuran anak, perdagangan anak, pornografi anak, termasuk pemilikan pornografi anak dan
kegiatan seksual lainnya 3.
Pariwisata seks, mengembangkan dan melaksanakan perundang-undangan untuk mengkriminalkan tindakan-tindakan yang merugikan anak-anak yang dilakukan di
negara tujuan, meningkatkan ekstradisi dan pengaturan-pengaturan lain untuk menjamin agar orang yang mengeksploitasi anak untuk tujuan seksual di negara lain
dapat dituntut di negara asalnya atau di negara tujuan, termasuk penyitaan dan perampasan aset dan keuntungan, dan sanksi-sanksi lain, terhadap pelaku kejahatan
seksual pada anak di negara tujuan, dan membagi data yang relevan
Universitas Sumatera Utara
4. Perdagangan anak, melaksanakan undang-undang atau kebijakan-kebijakan nasional
untuk melindungi anak-anak dari perdagangan anak di dalam atau lintas batas negara, dan menghukum pelaku, dalam situasi lintas-batas memperlakukan anak-anak ini
secara manusiawi sesuai dengan undang-undang imigrasi nasional, dan rumusan perjanjian pemulangan mereka untuk menjamin pengembalian yang aman ke negara
asal dengan didampingi oleh pelayanan pendukung 5.
Mengidentifikasi dan memperkuat jaringan diantara penegak hukum nasional dan internasional termasuk INTERPOL dan Civil Society untuk memonitor ESKA,
membuat unit-unit khusus diantara penegak hukum dengan sumberdaya yang memadai dan fasilitas yang ramah terhadap anak, untuk menghadapi ESKA,
menunjuk petugas penghubung yang bertugas untuk menjamin hak-hak anak dalam penyelidikan polisi dan prosedur hukum untuk pertukaran informasi kunci, dan
melatih penegak hukum tentang perkembangan anak dan hak-hak anak, terutama KHA, standar hak asasi manusia dan perundang-undangan nasional yang relevan
6. Mengidentifikasi dan mendorong pengembangan jaringan dan koalisi nasional dan
internasional diantaranya Civil Society untuk melindungi anak dari ESKA, meningkatkan aksi dan interaksi diantara komunitas, keluarga-keluarga, organisasi
non-pemerintah, sektor usaha, termasuk lembaga pariwisata, World Tourism Organisation WTO, majikan dan serikat pekerja, industri komputer dan tekhnologi,
media massa, ikatan profesi, dan penyedia jasa untuk memonitor dan melaporkan kasus-kasus kepada yang berwenang, dan untuk mengadopsi cara-cara berperilaku
yang etis 7.
Menciptakan tempat aman bagi anak-anak yang melarikan diri dari eksploitasi seksual komersial, dan melindungi mereka yang memberikan bantuan kepada anak-
anak korban eksploitasi seksual komersial terhadap intimidasi dan tindakan
Universitas Sumatera Utara
kekerasan.
79
Pelaksanaan perlindungan anak dapat dilakukan melalui perlindungan anak langsung dan perlindungan anak tidak langsung.
Menurut Agenda Aksi Menentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Indonesia pada tahun 2010, bentuk-bentuk pelaksanaan perlindungan anak dapat dilakukan melalui
2 bentuk yaitu
1. Perlindungan Anak Langsung
Perlindungan anak adalah suatu permasalahan sosiologis yang selalu ada dalam masyarakat. Pelaksanaan perlindungan anak adalah merupakan tindakan
individu yang dipengaruhi oleh unsur-unsur struktur sosial tertentu masyarakat tertentu.
Perlindungan anak langsung dapat berwujud sebagai berikut:
80
1. Pengadaan suatu usaha pencegahan yang melindungi dan menyelamatkan anak
dari berbagai macam ancaman yang memungkinkan anak menjadi korban mental, fisik, dan sosial
2. Pengadaan pengawasan positif terhadap anak agar yang bersangkutan tumbuh
dan berkembang dengan baik 3.
Penjagaan anak terhadap gangguan dari dalam dan dari luar dirinya 4.
Pembinaan anak terhadap mental, fisik dan sosial anak 5.
Sosialisasi anak terhadap lingkungannya 6.
Penyaluran dinamika anak 7.
Penyadaran anak akan hak-haknya, serta pengembangannya 8.
Penyadaran anak akan kewajibannya serta pengembangannya 9.
Pembiaran anak melakukan sesuatu yang positif dibawah pengawasan
79
Agenda Aksi Menentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak Di Indonesia, hal. 5-6.
80
Ibid,. hal 12-13.
Universitas Sumatera Utara
10. Pengasuhan anak
11. Pendewasaan anak yang dapat bertanggung jawab
12. Penanggulangan permasalahan anak secara rasional positif, dapat
dipertanggungjawabkan dan bermanfaat 13.
Memperlakukan anak sebagai perwujudan pengembangan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan anak
14. Pengganjaran pemberian imbalan yang edukatif konstruktif kepada anak
15. Mengusahakan pendidikan kepribadian agar anak dapat secara mandiri
bertanggungjawab menghadapi berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan
16. Mengusahakan penyuluhan yang bertanggungjawab kepada anak dalam rangka
membekali anak dengan kemampuan menghadapi tantangan hidup sepanjang zaman
17. Membina anak mengerti, menghayati dan menerapan hukum sesuai
kemampuannya.
2. Perlindungan Anak Tidak Langsung
Pada usaha perlindungan ini, kegiatannya tidak langsung ditujukan kepada anak, tetapi orang lain yang terlibat dalam berbagai usaha perlindungan anak
seperti:
81
1. orangtua atau orang-orang yang terlibat dalam usaha-usaha perlindungan
anak terhadap berbagai ancaman dari luar dan dari dalam dirinya 2.
pihak yang bertugas mengasuh, membina, mendampingi anak dengan berbagai cara
81
Muhadjir Darwin, Mobilitas Lintas Batas dan Eksploitasi Seksual, Bandung: UGM, 2005, hal. 25.
Universitas Sumatera Utara
3. pihak yang terlibat mencegah anak kelaparan, mengusahakan kesehatan dan
sebagainya dengan berbagai cara dan menyediakan sarana mengembangkan diri anak dan sebagainya
4. pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sistem peradilan. Kepada pihak-pihak
tersebut diberikan penyuluhan, bimbingan, pendampingan dalam mengusahakan perlindungan anak di berbagai bidang kehidupan dan
penghidupan mencari nafkah. Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak dibutuhkan para mitra
pelaksana perlindungan terdiri atas obyek dan subyek perlindungan anak sebagai berikut:
82
1. Obyek Perlindungan
Obyek sasaran perlindungan ini adalah para calon anak korban dan anak korban termasuk anak korban ulang. Obyek perlindungan harus disubyekan
dan tidak dijadikan obyek untuk mencari keuntungan pribadi. Harus dicegah adanya dehumanisasi dalam pelayanan bagi anak
2. Subyek Perlindungan
Subyek perlindungan adalah para partisipan yang ikut serta dalam mengusahakan adanya perlindungan bagi para anak. termasuk disini para
pelaksana sistem peradilan pidana. Selain itu, para anak yang menjadi korban juga harus ikut serta dalam mengatasi permasalahannya sendiri sesuai dengan
kemampuan, situasi dan kondisi masing-masing keadaan fisik, usia dan sebagainya, tujuannya agar mandiri dalam melindungi diri sendiri dan orang
lain.
82
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan perlindungan anak dapat disukseskan dengan situasi dan kondisi
mental, fisik, sosial yang dapat mendukung pelaksanaan perlindungan anak yang berkaitan dengan:
83
1. Mental
Persepsi yang tepat mengenai manusia anak, kemanusiaan, pemanusiaan anak sedini dan seluas mungkin melalui keluarga, lembaga pendidikan, lembaga
keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah dan sebagainya. Pengertian, wawasan yang tepat mengenai manusia anak pada seseorang, akan
berakibat orang tersebut bersikap dan bertindak tepat dalam menghadapi anak serta permasalahannya.
2. Fisik Pengadaan sumber daya manusia, perlengkapan, sarana, dana yang memadai,
sesuai kemampuan masing-masing, sebagai tanggungjawab masyarakat bersama, merupakan suatu kemutlakan. Dalam pelaksanaannya perlu dilaksanakan unsur-
unsur manajemen kooperasi, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi. Terutama dalam rangka pencegahan penyalahgunaan tenaga, perlengkapan dan
dana yang tersedia dan mengundang simpati terhadap kegiatan perlindungan anak.
3. Sosial Perlu disosialisasikan program kerja yang operasional dan transparan yang
berkaitan dengan usaha-usaha perlindungan anak, serata mungkin dan sedini mungkin. Pelaksanaan perlindungan anak merupakan tanggungjawab bersama.
Sangat penting diusahakan berkembangnya jumlah sukarelawan dibidang perlindungan anak.
83
Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak, Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, Jakarta,2003, hal. 46.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA EKSPLOITASI SEKSUAL