Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur yang akan Jika nilai probabilitas Sig α maka Ho diterima artinya berpengaruh

standar setiap lembaa keuangan lainnya. Penilaian oleh lembaga keuangan untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5 C. Prinsip dasar dalam menganalisis kredit harus memenuhi kriteria Five C’s 5 C’s yaitu; Character, Capacity, Capital, Colleteral dan Condition. Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut :

1. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belaakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar kredit. 2. Capacity, yaitu untuk melihat calon nasabah dalam kemampuanya membidangi usaha yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah, yang terakhir akan melihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dengan melakukan pengukuran seperti dari segi; likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya. 4. Colleteral, yaitu berkaitan dengan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan diharapkan melebihi jumlah kredit yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition, yaitu menilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa

yang akan datang. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar- Universitas Sumatera Utara benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kredit dana bergulir tersebut diatas ditujukan kepada usaha-usaha kecil masyarakat meliputi : 1. Jual nasi 12. Tukang las 23. Ternak kambing 34. Jual tempe 2. Jual goreng 13. Tukang tempel ban 24. Ternak ayam 35.Jual mainan 3. Jual soto 14. Tukang bengkel 25. Ternak ikan 36. Jual kedai sampah 4. Jual bakso 15. Tukang beca 26. Petani sayur 37 Jual minyak eceran 5. Jual es 16. Tukang bordir 27. Jual sayur 38.Dagang keliling 6. Jual miesop 17. Tukang jahit 28. Jual sawit 39.Usaha fotocopy 7. Jual pecal 18. Pengrajin batu bata 29. Jual bibit sawit 40.Warung kopi. 8. Jual kerupuk 19. Pengrajin mebel 30. Jual daun pisang 9. Jual lontong 20. Tukang arang 31. Jual gula merah 10. Jual kue 21. Tukang bangunan 32. Jual kayu bakar 11. Jual jajanan 22. Tukang pangkas 33. Jual monja

2.2.2. Kebijakan Perkreditan

Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak Daryanto. Sartono 2000: Kebijakan Kredit mencakup beberapa keputusan ;1 Kualitas account accepted, 2 Periode Kredit, 3Potongan Tunai, 4 Persyaratan Khusus dan 5 Tingkat Pengeluaran untuk mengumpulkan kredit. Kebijakan biasanya ditetapkan secara formal oleh para Manager puncak organisasi. Kebijakan dapat ditetapkan secara formal dan dapat muncul secara informal. Secara formal manager menetapkan kebijakan karena mereka merasa hal itu akan meningkatkan efektivitas organisasi. Mereka ingin berbagai aspek organisasi Universitas Sumatera Utara mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka dan mereka hendak menjernihkan berbagai konflik atau kebingungan yang telah terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi. Secara informal muncul dari serangkaian keputusan konsisten pada berbagai subyek yang dibuat melebihi suatu periode waktu. 2.2.3. Teori Tentang Standar Operasional Prosedur Perkreditan. 2.2.3.1. Pengertian Standar Operasional Prosedur. Standar Prosedur adalah pelaksanaan kebijakan dengan pedoman-pedoman yang lebih terperinci. Suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-instruksi terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Prosedur paling tidak sangat berguna untuk: 1 menghemat usaha manajerial, 2 memudahkan pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, 3 menimbulkan pengembangan metoda-metoda operasi yang lebih efisien, 4 memudahkan pengawasan, 5 memungkinkan penghematan personalia dan 6 membantu kegiatan- kegiatan koordinasi. Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk–bentuk hasil yang dapat dihitung. Hal ini memungkinkan para pengurus BKM untuk dapat mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara lebih jelas serta efisien dan efektif. Universitas Sumatera Utara Menurut Anggaran Dasar Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu, untuk dapat memperoleh pinjaman bergulir, ada ketentuan umum pinjaman bergulir yaitu: a. Peminjam adalah mereka yang tergabung dalam KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang terdiri dari 5 orang atau lebih b. KSM calon peminjam disyaratkan memiliki anggota minimum 30 wanita dan minimum 30 anggotanya adalah warga masyarakat yang miskin yang ada dalam daftar PS c. Para anggota KSM tersebut telah memiliki usaha atau memulai usaha baru d. Para anggota KSM tersebut bersedia menanggung renteng menanggung bersama- sama terhadap pembayaran anggota lain yang menunggak. e. Para anggota KSM tersebut telah memiliki simpanan, baik dititipkan di UPK atau di Bank lain di lokasi tersebut f. Besar Pinjaman awal Rp 500.000,- per anggota, dan pinjaman berikutmya maksimal Rp 2.000.000,- per anggota tergantung kelancaran pembayaran dan keadaan keuangan UPK serta perkembangan usaha anggota KSM g. Jasa Pinjaman dikenakan sebesar 1,5 - 3 per bulan ditentukan oleh LKM dihitung dari pokok mula-mula h. Jangka waktu Pinjaman maksimal 1 tahun i. Pembayaran angsuran dilakukan bulanan. Universitas Sumatera Utara

2.2.3.2. Prosedur Pemberian Kredit.

Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan- tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan,pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan nama prosedur pemberian kredit, yang bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak. Kasmir 2007 menyatakan prosedur pemberian kredit secara umum sebagai berikut: 1. Pengajuan proposal 2. Penyelidikan berkas pinjaman 3. Penilaian kelayakan kredit 4. Wawancara pertama 5. Peninjauan ke lokasi On the Spot 6. Wawancara kedua 7. Keputusan kredit 8. Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya 9. Realisasi kredit. Menurut Booklet Manajemen Keuangan, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya bahwa tahapan dalam proses pemberian pinjaman di Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Besama melalui tahapan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Tahap permohonan pinjaman b. Tahap pemeriksaan permohonan pinjaman c. Tahap putusan pinjaman d. Tahap pencairan pinjaman e. Tahap pembayaran kembali

2.2.4.. Teori Tentang Pelayanan Kredit 2.2.4.1. Pengertian Pelayanan Kredit

Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh uang atau jasa, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa Daryanto. Dalam melayani sangat diperlukan berbagai sikap Pelayan yang mampu menarik minat nasabah dalam berkomunikasi. Beberapa sikap yang harus diteladani oleh seorang Customer Service antara lain: 1. Beri kesempatan Nasabah berbicara untuk mengemukakan keinginannya 2. Dengarkan baik-baik 3. Jangan menyela pembicaraan sebelum Nasabah selesai bicara 4. Ajukan pertanyaan setelah Nasabah selesai bicara 5. Jangan marah dan mudah tersinggung 6. Jangan mendebat Nasabah 7. Jaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang 8. Jangan menangani hal-hal yang bukan merupakan pekerjaannya Universitas Sumatera Utara 9. Tunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu. Kasmir 2007 menyatakan : Pelayanan adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.

2.2.4.2. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik

Kasmir 2007 menyatakan: Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah sebagai berikut: 1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik 2. Tersedia personil yang baik 3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai 4. Mampu melayani secara cepat dan tepat 5. Mampu berkomunikasi 6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi 7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik 8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah 9. Mampu memberikan kepercayaaan kepada nasabah.

2.2.5.. PengertianDefenisi Pengembalian Pinjaman .

Echols 2005 : Pengembalian pinjaman adalah kegiatan membayar kembali semua hutang kepada seseorang. Universitas Sumatera Utara Menurut Pedoman Teknis Pembukuan UPK, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan, Direktorat Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya 2008 bahwa Tingkat kegiatan Pengembalian Pinjaman dapat digolongkan meliputi : 1.Lancar: apabila peminjam tidak mempunyai tunggakan 2.Perlu perhatian: apabila peminjam menunggak kurang dari 3 tiga bulan atau 3tiga kali angsuran 3.Kurang lancar: apabila peminjam menunggak 3tiga bulankali angsuran sd 6 enam bulankali angsuran 4. Diragukan: apabila peminjam menunggak 6 bulankali angsuran sd 9 bulankali anguran 5. Macet: apabila peminjam menunggak 9 bulan kali angsuran 2.2.6. P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan 2.2.6.1. Visi dan Misi Visinya mewujudkan masyrakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari. Misinya yaitu membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan. Tujuan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan : Universitas Sumatera Utara 1. Terbangunnya lembaga masyarakat yang memiliki karakter : a. Berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan jujur, adil, ikhlaskerelawanan dan berdasar prinsip-prinsip kemasyarakatan partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan pembangunan yang memperhatikan tridaya yaitu: perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat dan pengembangan ekonomi. b. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan c. Mengakar dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin d. Mampu menyuarakan harapan masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan e. Mampu menjadi wadah masyarakat dalam penyeleseian permasalahan yang ada di wilayahnya 2. Meningkatkan akses masyarakat miskin perkotaan terhadap pelayanan sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan, membangun kerjasama dan kemitraan ke berbagai pihak terkait bank, notaris, auditor publik, media massa terhadap lembaga badan keswadayaan masyarakat. 3. Mengedepankan peran pemerintah kotakabupaten agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin melalui pengelolaan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah di wilayahnya dan kemitraan serta kelompok peduli perorangan anggota asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, lsm dan sebagainya Selanjutnya strategi yang dilaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan meliputi : Universitas Sumatera Utara 1.Mendorong proses transparansi sosial dari masyarakat tidak berdaya miskin menuju masyarakat berdaya meliputi 4 empat hal : a. Internalisasi nilai-nilai jujur, dapat dipercaya, ikhlaskerelawanan, adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman dan prinsip-prinsip universal demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas, desentralisasi sebagai pondasi kokoh untuk memberdayakan masyarakat. b. Membangun dan mengorganisir ikatan pemersatu antara lain kesamaan kepentingan, kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial kejujuran, solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial c. Pembelajaran penerapan konsep tridaya daya sosial, daya lingkungan dan daya ekonomi dalam penanggulangan kemiskinan d. Membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana-rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan dan mendorong partisipasi maupun kemandirian masyarakat. 2. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal masyarakat di Kelurahan. 3. Menjalin kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah.

2.2.6.2. Tujuan dan Tugas BKM

Didalam Anggaran Dasar Pasal 1 ayat 2 dinyatakan; BKM Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama adalah lembaga otonom dan independent yang dibentuk oleh utusan warga di Kelurahan Urung Kompas dengan tujuan utama; untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, mengatasi berbagai masalah di masyarakat khususnya Universitas Sumatera Utara masalah kemiskinan, menumbuhkan kembali ikatan dan solidaritas sosial antar warga untuk saling bekerjasama. Selanjutnya pasal 11 dipertegas lagi bahwa tujuan BKM Maju Bersama adalah; Dalam jangka pendek BKM membuat perencanaan operasional dan pelaksanaan tahunan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan yang bersumber dari perencanaan jangka menengah program penanggulangan kemiskinan PJM-Pronangkis yang telah ditetapkan. dalam jangka menengah BKM merumuskan, menetapkan dan melaksanakan PJM-Pronangkis yang berlaku selama 3 tiga tahun sejak tanggal ditetapkan. Dakam jangka panjang, merupakan wadah untuk membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali nilai- nilai kemanusiaan, ikatan-ikatan social dan menggalang solidaritassesama warga agar saling bekerjasama demi kebaikan.Kepentingan dan kebutuhan bersama, serta pada gilirannya akan memperkuat kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Kemudian pada pasal 20 dinyatakan bahwa yang menjadi tugas BKM meliputi; merumuskan PJM-Pronangkis bersama warga secara partisipatif, membuat rencana program tahunan yang didasarkan pada PJM-Pronamgkis yang telah ditetapkan, pemgambilan keputusan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan, menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin, mengawasi proses pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM yang sehari-harinya dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan UPK, memberikan keputusan akhir dari seleksi berbagai usulan yang telah dilakukan oleh UPK dan Unit Pengelola lainnya yang berawal dari usulan KSM atau panitia atau dari masyarakat lainnya, membangun Universitas Sumatera Utara transparansi melalui berbagai media, diantaranya papan pengumuman,sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan bulanan, laporan akhir tahun, serta melakukan rapat secara terbuka dan melakukan audit keuangan, merumuskan, menyusun dan menetapkan aturan main termasuk sanksi dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya masyarakat yang dimulai dari dana P2KP, memfasilitasi kerjasama dengan potensi sumber daya yang ada dalam proses penanggulangan kemiskinan. Penggunaan jasa pinjaman dibagi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penambahan Modal BKM sebesar 30 b.Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasarlingkungan sebesar 15 c. Biaya operasional BKM sebesar 40 d. Kegiatan sosial masyarakat sebesar 15 . Dalam penyusunan perencanaan operasional dan tahunan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi atau kredit dana bergulir rembug warga mutlak diperlukan. Dalam Bab I, Pasal 1, yang dimaksud Rembug warga adalah pertemuan atau musyawarah yang diikuti oleh para utusan warga yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya dalam Bab V Pasal 12 menyatakan fungsi dan tugas Rembug Warga meliputi : 1.Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota kepemimpinan BKM Maju bersama. 2.Menilai laporan pertanggung jawaban BKM Maju Bersama yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam satu tahun. Universitas Sumatera Utara 3.Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BKM Maju Bersama. 4.Menetapkan dan mengesahkan perencanaan program penanggulangan kemiskinan dalam menjalankan kegiatan BKM 2 dua tahun mendatang. Sebagai contoh pada tanggal 29 Mei 2008 telah dilakukan pemilihan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat melalui rembug warga di kantor Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan batu dengan cara mengutus minimal 10 sepuluh orang masyarakat setiap lingkungan untuk memilih seorang Koordinator baru dan anggota BKM lainnya yang berjumlah 12 dua belas orang.

2.3. Kerangka Konseptual

Teori yang mendasari kerangka konseptual penelitian ini adalah pendapat Sartono 2000: Untuk menentukan Kebijakan Kredit yang optimal seorang Manager Keuangan harus mempertimbangkan beberapa variabel penting yang berkaitan dengan Pengembalian Pinjaman , Standar Prosedur Kredit dan Pelayanan Kredit.. Selanjutnya Martowijoyo 1999 melakukan penelitian dengan judul Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lamanya waktu pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam. Selanjutnya Suku Bunga Pinjaman berpengaruh sangat signifikan terhadap Jumlah Penunggak Kredit Asmara 2007 melakukan penelitian dengan judul: Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Ekonomi Produktif Masyarakat Dan Peran Lembaga Keuangan Pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Indramayu. Hasil Universitas Sumatera Utara penelitian yang diperoleh bahwa Variabel Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Nilai Tunggakan. Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4.Hipotesis Penelitian. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit berpengaruh signifikan dan positip terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas,Kecamatan Rantau Selatan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir 2005 bahwa: metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekolompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan Arikunto 2006 menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang rinci sejak awal, langkah penelitian yang sistimatis, menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data yang dapat mewakili serta ada analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul.

3.1.2. Sifat Penelitian

Selanjutnya sifat penelitian yang digunakan adalah dengan menguraikan atau menjelaskan deskriptif eksplanatory artinya menyoroti hubungan antara variabel- variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 01 Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian Kuncoro, 2003. Sugiyono 2008 menyatakan ; Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penerima pinjaman dana bergulir Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yang berjumlah 667 responden.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Agar informasu yang diperoleh dari sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik populasi yang diwakilinya. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi, diperlukan metode Universitas Sumatera Utara pemilihan sampel yang tepat. Informasi dari sampel yang baik akan dapat mencerminkan informasi dari populasi secara keseluruhan Kuncoro, 2003. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: Sevilla dkk, 993. N n = 1+ N e dimana : N = Jumlah Populasi 2 n = Jumlah Sampel e = Tingkat Kesalahan Populasi N sebanyak 667 orang penerima pinjaman dana bergulir Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Maju Bersama dengan asumsi taraf kesalahan e sebesar 5, maka jumlah sampel n adalah : 667 n = 1+667 0,05 2 = 250 orang. Teknik Sampling yang digunakan untuk memilih sampel sebanyak 250 responden diatas menggunakan Random Sampling atau pengambilan secara acak. artinya setiap Responden memiliki peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Universitas Sumatera Utara

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Interview yang dilakukan kepada Ketua dan Bendahara serta Kelompok Swadaya Masyarakat KSM penerima pinjaman dana bergulir Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu. b. Daftar Pertanyaan Questionaire yang diberikan kepada respondensampel yang dalam hal ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat KSM penerima bantuan pinjaman dana bergulir BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu. c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh langsung dari BKM Maku Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan- Labuhanbatu

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara interview dan daftar pertanyaan Questionaire. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan. Universitas Sumatera Utara

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel

Sugiono 2001 menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada dasarnya variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Berdasarkan perumusan masalah, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas independent variable, yaitu Kebijakan Kredit X 1 , Standar Operasional Prosedur Perkreditan X 2 dan Pelayanan Kredit BKM X 3 2. Variabel terikat dependent variable, yaitu Pengembalian Pinjaman Y pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan. 3.7. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependent yaitu Pengembalian Pinjaman dan tiga variabel independent yaitu: Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama. Universitas Sumatera Utara Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Indriantoro dan Supomo 2003 menyatakan bahwa: Skala Likert merupakan metode pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap suatu subjek, objek atau kejadian tertentu. Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Kebijakan Kredit X 1 2. Standar Operasional Prosedur SOP Perkreditan X , yaitu Dasar rencana dana bergulir yang akan disalurkan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat. Indikator kebijakan kredit adalah suku bunga kredit, plafond kredit, lama waktu kredit dan kebijakan kredit dana bergulir. Semua indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. 2 3. Pelayanan Kredit X , yaitu Standar Operasional Perkreditan yang diterapkan BKM yang berkaitan dengan kebijakan yang terstruktur dan komprehensif. Indikator SOP adalah fasilitas kredit, kecepatan proses, penilaian, administrasi, pengawasan dan pelaksanaan sanksi. Semua indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. 3 , yaitu pelayanan yang diberikan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat terhadap Kelompok Swadaya Masyarakat KSM dalam hal pemberian pinjaman dana bergulir. Indikator pelayanan kredit BKM adalah pelayanan mulai dari pengajuan hingga pelunasan dan kepuasan KSM. Indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. Universitas Sumatera Utara 4. Pengembalian Pinjaman Y, yaitu kegiatan membayar kembali semua hutang kepada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama. Indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. Tabel III.3.Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran Kebijakan Pedoman dan parameter Badan -Suku bunga kredit Skala Likert kreditX 1 hadap pemyaluran kredit bergu - Lama waktu kredit Keswadayaan Masyarakat ter - Plafond kredit l ir kepada Kelompok Swadaya - Kebijakan kredit Masyarakat. dana bergulir SOP Perkreditan Satuan pengukuran dan instruk - Fasilitas kredit Skala Likert X 2 nyaluran kredit dana bergulir. - Penilaian si yang terperinci terhadap pe - Kecepatan proses - Administrasi - Pengawasan - Pelaksanaan sanksi Pelayanan kredit Pelayanan yang diberikan - Pelayanan pengajuan Skala Likert BKMX 3 dalam hal pemberian kredit - Pelayanan dalam oleh BKM terhadap KSM permohonan kredit dana bergulir. mencicil kredit - Pelayanan pembinaan usaha - Pelayanan Pelunasan - Pelayanan penagihan Pengembalian Usaha membayar kembali -Tingkat realisasi pengem- Pinjaman Y semua hutang lepada balian pinjaman dana ber- Skala Likert Badan Keswadayaan gulir lancar, kurang lancar, Masyarakat Maju Bersama Diragukan dan Macet Kecamatan Rantau Selatan Universitas Sumatera Utara 3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen. 3.8.1. Uji Validitas Instrumen Validitas menunjuk kepada sejauhmana alat pengukur itu dapat melakukan fungsinya mengukur dengan cermat dan tepat sesuai yang diharapkan. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Kuncoro, 2003. Pengujian v Teknik pengujian validitas dengan menggunakan tingkat signifikan 5 untuk mengetahui keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor ítem pertanyaan terhadap skor total. Menurut Sugiono 2005 bahwa; Jika nilai validitas Corrected Item Total Correlation setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid, selain itu dapat juga kita lihat dari nilai signifikansi 1-tailed yang berada dibawah α sebesar 5 maka butir pertanyaan tersebut dianggap sudah valid. aliditas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas suatu alat ukur, semakin tinggi tingkat validitasnya maka alat ukur tersebut semakin menunjukkan semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Pengujan ini akan dilakukan kepada 30 orang responden diluar responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

3.8.1.1. Pengujian Validitas Instrumen Variabel Kebijakan Kredit

Hasil pengujian validitas instrument Variabel Kebijakan Kredit dapat dilihat pada Tabel berikut ini.: Tabel III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kebijakan Kredit Pernyataan Corrected Item total Correlaion Sig. 1 – tailed Keterangan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 0.747 0.791 0.722 0.600 0.696 0.535 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Berdasarkan Tabel III.4 di atas, diperoleh hasil pengujian instrument variabel Kebijakan Kredit secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Maka seluruh instrument pernyataan dari variabel kebijakan kredit adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, dan hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi 1-tailed yang seluruhnya dibawah 0.05.

3.8.1.2. Pengujian Validitas Instrumen Variabel Standar Operasional Prosedur Perkreditan.

Hasil pengujian validitas instrument Variabel Standar Operasional Prosedur Perkreditan dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel III.5. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Standar Operasional Prosedur Perkreditan Pernyataan Corrected Item total Correlaion Sig. 1 – tailed Keterangan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 0.735 0.369 0.601 0.551 0.533 0.802 0.754 0.774 0.695 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Berdasarkan Tabel III.5 di atas, dipeoleh hasil pengujian instrument Variabel Standar Operasional Prosedur Perkreditan secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari Variabel Standar Operasional Prosedur Perkreditan yang digunakan adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi 1-tailed yang seluruhnya dibawah 0.05.

3.8.1.3. Pengujian validitas Instrument Variabel Pelayanan kredit

Hasil pengujian validitas instrument Variabel Pelayanan kredit dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel III.6. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Pelayanan Kredit Pernyataan Corrected Item total Correlaion Sig. 1 – tailed Keterangan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 0.643 0.800 0.676 0.879 0.581 . 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Berdasarkan Tabel III.6 di atas, dipeoleh hasil pengujian instrument Variabel Pelayanan Kredit secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari variabel Pelayanan Kredit yang digunakan adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi 1-tailed yang seluruhnya dibawah 0.05. 3.8.1.4. Pengujian validitas Instrumen Variabel Pengembalian Pinjaman Tabel III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembalian Pinjaman Pernyataan Corrected Item total Correlaion Sig. 1 – tailed Keterangan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 0.587 0.542 0.823 0.754 0.799 0.713 0.001 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Berdasarkan Tabel III.7 di atas, dipeoleh hasil pengujian instrument Variabel Pengembalian Pinjaman secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Universitas Sumatera Utara Correlation yang lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari Variabel Pengembalian Pinjaman valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi 1-tailed yang seluruhnya dibawah 0.05.

3.8.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen.

Data diperoleh harus menunjukkan hasil yang stabil dan konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap objek yang sama. Untuk mengetahui konsistensi dari data dilakukan dengan uji reliabilitas konsistensi internal Sugiono 2005. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan atau dianalisis dengan teknik Cronbach Alfa α. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan niai Cronbach Alfa 0,60 ghozali, 2005. Menurut Ghozali 2005, Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesiner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengn dua cara yaitu, yaitu; 1 Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2 One Shot atau pengukuran sekali saja. Universitas Sumatera Utara Tabel III.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha N Of Items Keterangan 1. Variabel Kebijakan Kredit 2. Variabel Standart Operasional Prosedur Perkreditan 3. Variabel Pelayanan Kredit 4. Variabel Pengembalian Pinjaman 0.770 0.767 0.779 0.776 7 10 6 7 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah

3.9. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Uji Regresi Linier berganda multiple regression analysis. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang meliputi : Kebijakan Kredit X 1 , Standar Operasional Prosedur Perkreditan X 2 , Pelayanan Kredit BKM X 3 Y = a + b terhadap Pengembalian Pinjaman Y. Pengelolaan data menggunakan software SPSS Statistical Product and Service Solution versi 17.0. Model persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut : 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Dimana : + e Y = Pengembalian Pinjaman a = Interceptkonstanta b 1 ,b 2 ,b 3 X = Koefisien regresi 1 = Kebijakan Kredit Universitas Sumatera Utara X 2 X = Standar Operasional Prosedur Perkreditan 3 e = Error of term = Pelayanan kredit

3.9.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak Uji F.

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh Variabel bebas secara serempak terhadap Variabel terikatnya dengan tingkat keyakinan 95 atau α= 5. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak simultan adalah sebagai berikut : Ho : b 1 , b 2 , b 3 H =0; Kebijakan kredit, SOP Perkreditan dan Pelayanan Kredit secara serempak tidak berpengatuh terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersana Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu. 1 :Minimal b 1 , b 2 , b 3 Dalam pengujian hipotesis ini ada kriteria yang harus dipenuhi dengan melihat hasil pengolahan data dengan SPSS yaitu sebagai berikut:. tidak sama dengan nol. 1. Jika nilai probabilitas Sig ≤ α maka Ho ditolak artinya berpengaruh signifikan.

2. Jika nilai probabilitas Sig α maka Ho diterima artinya berpengaruh

tidak signifikan Dalam penelitian ini ditetapkan nilai α=5. Ketentuan Pengambilan Keputusan dengan menggunakan F tabel : 1. Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel pada α = 5. 2. Ho ditolak jika F hitung dari F tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 3.9.2.Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t. Uji t dilakukan untuk melihat secara Parsial apakah ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut : Ho : b 1 H = 0; Kebijakan Kredit, SOP Perkreditan, dan Pelayanan Kredit secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu. 1 : b 1 ≠ Dalam pengujian hipotesis ini ada Kriteria yang harus dipenuhi dengan melihat hasil pengolahan dengan SPSS yaitu sebagai berikut : 0; Kebijakan Kredit, SOP Perkreditan dan Pelayanan Kredit secara parsial berpengaruh terhadap Pengembalian Pinjaman pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan-Labuhanbatu. 1.Jika nilai t dengan nilai probabilitas Sig ≤ α maka Ho ditolak, H 1

2. Jika nilai t dengan nilai probabilitas Sig dari

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Manajemen Kredit Terhadap Pengembalian Pinjaman Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan Pada Badan Keswadayaan Masyarakat Di Labuhanbatu (Studi Kasus Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamata

2 33 133

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Kinerja Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (Studi Pada Pelaksanaan P2KP Di Desa Dalu X A Kecamatan Tg. Morawa).

0 79 145

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Pengaruh Kenaikan Harga Sembako Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu

7 70 115

Respon Masyarakat Terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Di Kelurahan Pekan Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

1 39 127

Prosedur penyusunan laporan keuangan pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Bina Sejahtera : laporan kerja praktek

0 7 59

Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Perkotaan

0 0 9