47 yang diolah, perkiraan status pengiriman juga semakin baik. Diagram aktivitas untuk transportation
planning dapat dilihat pada Lampiran 4. Sistem informasi yang dibuat dalam penelitian ini juga memperhitungkan jumlah produk yang
keluar masuk gudang. Proses ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah produk dengan planned order realease. Pengontrolan stok produk dilakukan oleh pengontrol persediaan, aktivitas utamanya hanya
memasukkan data produk yang masuk ke dalam gudang. Pengontrol persediaan berkewajiban memantau berapa jumlah produk dalam gudang. Setiap pengiriman berlangsung, secara otomatis
jumlah produk dalam gudang akan berkurang, pengontrol persediaan tidak perlu memasukkan juga jumlah produk yang keluar. Wewenang pengontrol persediaan pada sistem jauh lebih sedikit dari
pengguna lainnya. Diagram aktivitas untuk pengontrol persediaan dapat dilihat pada Lampiran 5. Pengguna Triport 0.1 yang terakhir adalah pengawas manajemen distribusi dan transportasi
pada finished goods warehouse. Wewenang pengawas manajemen distribusi dan transportasi sama dengan administrator sistem, semua menu pada Triport 0.1 dapat diakses oleh pengawas manajemen
distribusi dan transportasi. Bagian khusus yang hanya bisa diakses oleh pengawas manajemen distribusi dan transportasi adalah menu untuk memasukkan data produk, data distributor, data
pengantar produk dan data kendaraan. Berdasarkan data-data ini sistem akan bekerja. Pengguna lain seperti perencana distribusi, perencana transportasi, dan pengontrol persediaan hanya dapat
memasukkan input pada bagiannya masing-masing sesuai dengan data dari pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Pengawas manajemen distribusi dan transportasi menentukan siapa saja
pengguna sistem beserta jabatannya. Pengguna tidak dapat langsung mendaftarkan diri sebagai pengguna sistem tanpa akses dari pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Pengguna hanya
boleh mengganti kata sandi untuk akun pribadinya melalui menu yang telah disediakan. Diagram aktivitas untuk pengawas manajemen distribusi dan transportasi atau administrator dapat dilihat pada
Lampiran 6.
V.3 STATECHART DIAGRAM DIAGRAM KEADAAN
Statechart Diagram menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan sistem terhadap aktivitas-aktifias yang dilakukan pengguna terhadap sistem. Pada statechart diagram dapat dilihat
transisi dari satu tahap ke tahap lain pada sistem. Perbedaan utama antara statechart diagram dan activity diagram terletak pada deskripsi pelakunya. Pada activity diagram terlihat bagaimana aktivitas
pengguna dan kemudian terlihat transisi sistem berdasarkan aktivitas tersebut pada statechart diagram.
Sistem yang dibuat dalam penelitian ini memiliki lima statechart diagram untuk proses berikut:
1. Diagram Keadaan untuk Distribution Planning
2. Diagram Keadaan untuk Transportation Planning
3. Diagram Keadaan untuk Pengontrol persediaan
4. Diagram Keadaan untuk Login Sistem
Penulis hanya membuat satu diagram untuk login, karena semua pengguna akan melakukan proses login dengan tahapan yang sama.
Setiap pengguna masuk ke dalam sistem, akan dilakukan verifikasi dengan username dan kata sandi yang dimasukkan pada menu login. Jika pengguna terdaftar dan identitasnya benar, pengguna
dapat masuk ke dalam sistem. Jika tidak pengguna wajib melapor dan didaftarkan sebagai pengguna oleh pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Pengguna yang tidak terdaftar hanya dapat
48 melihat tampilan menu home dan help, namun tidak dapat melakukan proses apapun. Diagram
keadaan untuk login dapat dilihat pada Lampiran 7. Perencana distribusi akan langsung masuk ke dalam menu distribution planning atau decision
tree. Setiap pilihan menu tersebut terdapat sub menu yang akan ditampilkan, setiap sub menu memiliki proses masing-masing sesuai dengan aktivitas yang dapat dilakukan oleh perencana
distribusi. Sistem akan menyimpan data sales order dan hasil perhitungan DRP pada menu distribution planning. Diagram keadaan untuk perencanaan ditribusi dapat dilihat pada Lampiran 8.
Proses pembentukan tree dilakukan pada menu decision tree, dengan menghitung entropinya dan kemudian disusun rules untuk pengantaran produk. Perencana distribusi dapat melihat semua proses
ini, mulai dari preprocessing data untuk melihat data yang akan di analisis sampai melihat rules akhir yang terbentuk.
Proses perencanaan distribusi berhenti ketika sudah didapatkan berapa jumlah produk yang harus diantar pada periode waktu tertentu. Selanjutnya dilakukan proses perencanaan transportasi,
dengan pengguna yang berwenang adalah perencana transportasi. Diagram keadaan transportation planning menggambarkan transisi sistem untuk pemilihan pengantar produk dan jenis kendaraan yang
digunakan untuk pengiriman produk, diagram ini dapat dilihat pada Lampiran 9. Pemilihan tersebut didasarkan pada rules dari decision tree, sehingga pengiriman produk sampai di tujuan tepat waktu.
Perencana transportasi juga akan memasukkan data delivery monitoring, sebuah proses pemasukkan data status pengiriman produk, on time atau late. Data delivery monitoring akan di simpan oleh sistem
dan menjadi input untuk pembentukan rules. Pengontrol persediaan hanya bertugas untuk memasukkan data, sehingga transisi sistem untuk memasukkan data cukup sederhana. Sistem akan
menyimpan data produk dan kemudian jumlah produk akan bertambah setiap data masuk. Jumlah produk berkurang saat produk keluar sesuai perencanaan distribusi dan transportasi yang terbentuk.
Diagram Keadaan untuk pengontrol persediaan dapat dilihat pada Lampiran 10.
V.4 CLASS DIAGRAM DIAGRAM KELAS