16
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Peningkatan jumlah industri di dunia sangat tinggi, akibatnya kompetisi antar industri serupa atau barang subtitusinya semakin ketat. Pihak industri harus mengoptimalkan kinerja seluruh
komponen perusahaan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan sendiri selalu berorientasi pada harga, kualitas dan pelayanan dari perusahaan. Manajemen rantai pasok mencoba
untuk mengintegrasikan seluruh komponen perusahaan dari mulai pemasok bahan baku sampai dengan konsumen akhir untuk mereduksi biaya produksi namun tetap menjaga kualitas produk.
Manajemen rantai pasok adalah suatu tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggan. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin membuat jaringan yang dapat segera menyesuaikan dengan keadaan permintaan pasar yang fluktuatif Indrajit dan Djokopranoto
2002. Industri yang memiliki rantai pasok baik dan reaktif tentu saja dapat menguasai pasar. Manajemen rantai pasok sebuah perusahaan harus dapat menyediakan produk murah, berkualitas,
sampai tepat waktu, dan bervariasi Pujawan 2005. Salah satu bagian penting dalam rantai pasok adalah proses distribusi dan transportasi yang
terletak pada bagian akhir rantai pasok, yaitu proses untuk menyampaikan produk setelah keluar dari manufaktur sampai ke tangan konsumen. Distribusi merupakan sebuah manajemen untuk
menyalurkan produk ke tangan konsumen dengan tepat waktu dan kualitas tetap terjaga. Proses ini berkaitan langsung dengan transportasi, yaitu proses pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat
lain dengan memperhitungkan beberapa faktor seperti: kendaraan yang dipakai, kapasitas angkut, rute perjalanan, dan waktu tempuh Stadtler dan Kilger 2008. Diperlukan perencanaan yang baik agar
semua komponen di atas baik itu distribusi maupun transportasi berjalan lancar. Hal ini akan memberikan dampak pada biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh industri. Semakin efektif
pendistribusian barang maka biaya produksi juga menurun. Perencanaan distribusi bukan permasalahan yang sederhana, kurang lebih ada lima faktor yang
harus diperhatikan, yaitu: fasilitas, persediaan, transportasi, komunikasi dan unitisasi. Penelitian ini akan mencoba mengatur semua komponen tersebut, sehingga didapatkan kombinasi pengantaran yang
baik. Tahap pertama akan dilakukan pembuatan Bill of Distribution BOD untuk menentukan bagaimana jaringan distribusi perusahaan. BOD akan dimanfaatkan untuk menyusun Distribution
Requirements Planning DRP, sehingga didapatkan berapa jumlah persediaan produk di gudang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing distributor pada setiap periode waktu Waters, 2003.
Angka ini kemudian dijadikan pedoman untuk membuat perencanaan transportasi. Perencanaan transportasi mencakup unitisasi produk, kendaraan yang digunakan serta kemana rute perjalanan.
Setiap industri pasti memiliki karakteristik produk dan kriteria pengantaran yang berbeda. Diperlukan analisa data terlebih dahulu untuk mendapatkan pola tersebut. Teknik yang dapat digunakan untuk
mendapatkannya adalah penggalian data. Penggalian data atau data mining adalah sebuah teknik untuk menggali informasi tersembunyi
dalam sejumlah data dengan tujuan mendapatkan pola tertentu. Penggalian data mampu memprediksi tren, perilaku, sehingga membuat perusahaan menjadi lebih proaktif dan akurat dalam mengambil
keputusan Sulianta dan Juju 2010. Diharapkan pola yang ditemukan ini akan menjadi pertimbangan saat perencanaan transportasi dilakukan. Pola akan menunjukkan beberapa faktor yang menjadi
penentu transportasi produk. Teknik penggalian data yang akan dipakai adalah klasifikasi, suatu teknik dengan melihat pada kelakuan dan atribut dari kelompok yang telah didefinisikan. Teknik ini
17 dapat memberikan klasifikasi pada data baru dengan menerapkan aturan-aturan yang diperoleh dari
data lama. Algoritma yang akan digunakan untuk mempermudah penentuan pengantar produk adalah pohon keputusan decision tree, yaitu teknik untuk mengubah data menjadi pohon keputusan dan
aturan-aturan rules. Pohon keputusan akan memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan atau probabilitas yang akan mempengaruhi alternatif keputusan, disertai dengan estimasi hasil akhir yang
akan didapat jika alternatif keputusan diambil Sulianta dan Juju 2010. Penggunaan algoritma pohon keputusan akan mempermudah perusahaan untuk menentukan siapa pengantar barang yang harus
dipilih untuk mengirim produk ke tujuan tertentu sehingga produk akan sampai tepat waktu. Pemilihan pengantar produk yang tepat harus dibarengi dengan penentuan rute perjalanan,
karena pengantar akan mengunjungi lebih dari satu tujuan. Rute perjalanan sendiri ditentukan dengan teknik Minimum Spanning Tree MST. MST merupakan teknik untuk mencari rute dengan bobot
terendah dalam sebuah perjalanan, sehingga biaya transportasi dapat diminimumkan. Bobot dalam MST akan diambil dari jarak antar setiap kota tujuan. Diharapkan teknik-teknik ini akan membantu
proses perencanaan distribusi dan transportasi, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas manajemen rantai pasok pada industri, sehingga perusahaan dapat memenangkan kompetisi bisnis di
industri sejenis.
I.2 TUJUAN