31 Beberapa aturan yang perlu diperhatikan adalah sistem pemesanan produk pada PT.
Goodyear Indonesia, Tbk sebagai perusahaan tempat pengambilan data. Perusahaan ini telah menentukan langsung berapa LT untuk setiap gudang regional, jadi meskipun pada kenyataannya
pengantar produk bisa sampai jauh lebih cepat, tidak ada perubahan waktu. Status pengiriman akan dinyatakan on time saat waktu pengiriman di bawah LT. PT. Goodyear Indonesia, Tbk
memperbolehkan pemesanan produk dalam jumlah berapa pun setiap hari, akan tetapi harus masuk pada bulan sebelum waktu pengiriman, atau dikenal dengan jumlah lot size yang bebas
free lot size. Pemesanan dengan bebas, tetap diimbangi dengan aturan pengiriman perusahaan. PT. Goodyear Indonesia, Tbk hanya akan mengirimkan produk setiap dua hari sekali menuju
gudang regional yang sama. Jeda satu hari tersebut digunakan untuk menyelesaikan administrasi dengan pengantar produk. Aturan ini dikenal dengan sebutan Fixed Order Period 2 days, artinya
periode pengiriman sudah pasti setiap dua hari. PT. Goodyear Indonesia tidak memberlakukan adanya safety stock produk jadi di setiap gudang regional, sehingga dalam perhitungan penelitian
ini, nilai safety stock dianggap 0.
4. Decision Tree
Faktor paling penting dalam pembuatan tree ini adalah penghitungan entropi. Entropi merupakan suatu besaran yang digunakan untuk menentukan nilai root awal yang akan dijadikan
pembentukan tree. Entropi S adalah jumlah bit yang diperkirakan dibutuhkan untuk dapat mengekstrak suatu kelas + atau - dari sejumlah data acak pada ruang sampel S. Entropi bisa
dikatakan sebagai kebutuhan bit untuk menyatakan suatu kelas. Semakin kecil nilai entropi, maka semakin baik untuk digunakan dalam mengekstrak suatu kelas, hal ini dapat dilihat dari grafik
pada gambar 3. Panjang kode untuk menyatakan informasi secara optimal adalah –log
2
p bits untuk data yang mempunyai probabilitas p. sehingga jumlah bit yang diperkirakan untuk
mengekstraksi S ke dalam kelas adalah –p log
2
p – q log
2
q Ville, 2006. Berikut penjabaran rumusnya:
Keterangan: S
= Ruang data sampel yang digunakan untuk training p
= Peluang data yang bersolusi + mendukung q
= Peluang data yang bersolusi – tidak mendukung
Gambar 3. Grafik Probabilitas Entropi
32 Grafik di atas menunjukkan sebaran peluang munculnya data bersolusi positif, semakin ke
kiri data untuk p semakin sedikit, kemunculan p hanya sedikit dibanding keseluruhan data. Jika nilai semakin ke kanan, memperlihatkan bahwa nilai entropi mendukung kemunculan data positif
sangat tinggi. Nilai entropi 0.5, tepat dipuncak grafik menunjukkan bahwa peluang p adalah 50. Nilai pendukung p sama dengan nilai penolak p.
5. Minimum Spanning Tree
Teknik Minimum Spanning Tree MST digunakan untuk menyusun rute optimal untuk mengantarkan produk dari gudang pusat ke gudang regional. Teknik ini mencoba untuk
menerapkan pola pengantaran satu kendaraan ke banyak tujuan, dalam satu kali keberangkatan, truck akan langsung membawa produk untuk diantarkan ke beberapa gudang regional. Bobot
yang digunakan untuk indikator penilaian adalah jarak antar kota lokasi gudang regional dengan satuan km. Titik awal keberangkatan selalu dimulai dari gudang pusat menuju semua gudang
regional yang direncanakan.
III.3 METODE PENGEMBANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK
Proses pengembangan sistem informasi memiliki empat tahapan proses yang termasuk ke dalam System Development Life Cycle SDLC, yaitu:
a System initiation, perencanaan awal untuk sebuah proyek guna mendefinisikan lingkup ,tujuan, jadwal dan anggaran bisnis awal yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau
kesempatan yang direpresentasikan oleh proyek. Lingkup proyek mendefinisikan area bisnis yang akan ditangani oleh proyek dan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Lingkup dan tujuan
pada akhirnya berpengaruh pada komitmen sumber yaitu jadwal dan anggaran yang harus dibuat agar proyek berhasil dibuat.
b System analysis, studi domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi. Analisis Sistem ditujukan
untuk menyediakan tim proyek dengan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang memicu proyek. Area bisnis dipelajari dan
dianalisis untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai apa yang bekerja, apa yang tidak bekerja dan apa yang dibutuhkan.
c System design, spesifikasi atau kontruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Selama desain sistem, pada
awalnya akan mengeksplorasi solusi teknis alternatif. Setelah fase desain disetujui, fase desain sistem mengembangkan cetak biru blueprint dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan
untuk mengimplementasikan database, program, antarmuka pengguna, dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem informasi.
d System implementation, kontruksi, instalasi, pengujian, dan pengiriman sistem ke dalam produksi. Implementasi sistem menbangun sistem informasi baru dan menempatkannya ke
dalam operasi dan pengujian Yulianto et al. 2009. Pada penelitian ini digunakan metode pengembangan sistem dengan pendekatan sistem
berorientasi objek. Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep dunia nyata. Dasar pembuatan
adalah keberadaan objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas Hariyanto 2004. Sebuah model objek menangkap struktur status dari sistem dengan
menggambarkan objek dalam sistem, hubungan antar objek, serta atribut dan operasi yang merupakan karakteristik setiap kelas dan objek. Model berorientasi objek lebih mendekati keadaan nyata, dan
33 dilengkapi dengan penyajian grafis dari sistem yang sangat bermanfaat untuk komunikasi dengan user
dan pembuatan dokumentasi struktur sistem Kadir 2003. Pemodelan yang digunakan untuk mengembangkan sistem pada penelitian ini adalah Unified Modeling Language UML.
III.4 TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM
Penelitian ini akan merancang sistem untuk membantu proses perencanaan distribusi dan transportasi perusahaan. Sistem mencakup proses warehousing, distribusi, dan transportasi. Sistem
tersebut bernama Triport version 0.1, dengan tahapan pengembangan sistem dijabarkan pada gambar 4. Pengembangan sistem dilakukan melalui 4 tahapan: analisis sistem, desain sistem, implementasi
sistem, dan verifikasi sistem OBrien 2008.
Gambar 4. Tahapan Pengembangan Sistem
34
III.4.1 Analisis Sistem
Analisis sistem berorientasi objek menghilangkan pemisahan artificial data dan proses, sebaliknya data dan proses yang berfungsi untuk membaca, memperbaharui, atau menghapus data
diintegrasikan ke dalam konstruksi yang disebut objek. Unified Modeling Language UML adalah standar pemodelan yang menyediakan model-model objek. Analisis sistem dikendalikan oleh
kepedulian bisnis para pemilik dan pengguna sistem. Para analis sistem berperan sebagai fasilitator antara pemilik dan pengguna sistem. Tahapan analisis sistem digambarkan pada gambar 5.
Gambar 5. Tahapan Analisis Sistem Penelitian ini menggunakan pendekatan bottom-up dimulai dari level terbawah organisasi,
yaitu level operasional tempat transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan- kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi tersebut Primashanti 2006.
III.4.2 Desain Sistem
Desain atau perancangan dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk mengontruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan mungkin informal akan spesifikasi
kebutuhan fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi performansi maupun penggunaan sumber daya. Tahap desain sistem pada penelitian ini menggunakan
metode Unified Modeling Language UML. Tidak semua diagram dalam UML akan dibuat, tetapi hanya terdapat empat diagram saja sesuai dengan kebutuhan sistem. Diagram tersebut adalah use case
diagram, activity diagram, statechart diagram, dan class diagram. a.
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Ditekankan pada “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan pada “bagaimana” sistem bekerja.
Use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Dharwiyanti and Wahono, 2003. Terdapat dua bagian penting dalam use case diagram, yaitu: use case dan
actor. Use case menunjukkan rangkaian tindakan yang dilakukan oleh sistem dan actor menunjukkan orang atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem Bennett et al. 2001.
b. Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang
dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana alur tersebut berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses
parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi Dharwiyanti dan Wahono 2003. Activity diagram menggambarkan aktivitas yang dapat dilakukan sistem bukan apa yang
dilakukan aktor.
35 c.
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan dari satu state ke state lainnya suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. pada umumnya
statechart diagram menggambarkan class tertentu Dharwiyanti dan Wahono 2003. Diagram ini diadopsi dari penggambaran kondisi mesin status yang menggambarkan status
apa saja yang dialami oleh sistem. Perubahan dalam state disebut sebagai transisi, dimana transisi juga dapat memiliki sebuah aksi yang dihubungkan pada status, lebih spesifik apa
yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan transisi status Yulianto et al. 2009. d.
Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Class adalah spesifikasi yang jika diimplementasikan akan
menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan atributproperti suatu sistem, sekaligus menawarkan
layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut metodafungsi Primashanti 2006. Diagram kelas juga mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan statis yang
terdapat diantara mereka Yulianto et al. 2009.
III.3.3 Implementasi Sistem
Implementasi merupakan tahapan untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang menjadi sebuah aplikasi perangkat lunak. Pada tahap desain sistem digunakan Sybase Power Designer 15.3
Sybase, 2010 dan untuk membuat aplikasi perangkat lunak Triport 0.1 digunakan perangkat lunak Visual Basic 6.0 Microsoft, 1998 dengan menggunakan sistem basis data MySQL Oracle, 2011 .
III.3.4 Verifikasi dan Validasi Sistem
Verifikasi sistem adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model program komputer sesuai dengan logika diagram alur. Verifikasi melakukan pemeriksaan apakah program
komputer simulasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan mencapai tujuannya. Validasi adalah penentuan apakah model konseptual simulasi adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang
dimodelkan Anonim, 2001. Penulis menggunakan perbandingan perhitungan dengan Microsoft Excel 2007 Microsoft, 2006 dan hasil perhitungan perangkat lunak yang dibuat.
Gambar 6. Relasi Verifikasi dan Validasi Model Pada penelitian ini verifikasi dilakukan dengan masukan data sebenarnya yang diambil dari
finished goods warehouse di PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Data yang diambil mencakup, data delivery monitoring selama 3 bulan, data produk, distributor, dan gudang regional di cakupan wilayah
36 Pulau Jawa. Data akan diolah sesuai metode yang dipakai dan kemudian dicocokan dengan hasil
keluaran sistem. Proses validasi dilakukan dengan membandingkan hasil keluaran sistem dengan data asli dilapangan. Jika ternyata sudah sesuai maka dapat dinyatakan sistem ini valid.
37
BAB IV. ANALISIS SISTEM
IV.1 DESKRIPSI SISTEM