Hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut :
Y
ijk
= µ + ʈ
i
+ β
ji
+ €
ijk
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan perlakuan yang menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan Multiple
Range Test DMRT pada taraf 5 Gomez dan Gomez, 2007.
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Analisis Histologi
3.4.1.1 Pemangkasan Klon
Proses pemangkasan dilakukan pada klon jenis IRR 42 dan PB 260 usia 1- 2 tahun. Pemangkasan dilakukan secara bersamaan dan perkembangan dikontrol
setiap minggu sampai muncul tunas lateral berumur 50 hari.
3.4.1.2 Perlakuan Tunas Lateral Klon
Perlakuan terhadap tunas lateral pada klon menggunakan metode Hao dan Wu 2000 yang telah dimodifikasi. Tunas lateral berumur 50 hari dari setiap
jenis klon dibalut dengan whatman sepanjang 10 cm yang telah ditetesi 0,5 ml larutan JA 1000 ppm, larutan NAA 1000 ppm dan kombinasi larutan JA dengan
NAA 1000 ppm pada bagian 10 cm dari batang utama terhadap tunas lateral. Whatman pada tunas lateral ditutup dengan parafilm. Setiap satu minggu sekali,
whatman diganti dan diberi perlakuan yang sama ditetesi 0,5 ml larutan JA 1000
ppm, NAA 1000 ppm dan kombinasi larutan JA dengan NAA 1000 ppm. Setelah 50 hari tunas lateral dipotong sepanjang 10 cm di bagian perlakuan.
3.4.1.3 Pembuatan Preparat
Pembuatan preparat jaringan menggunakan metode Gomez et al 1972 yang telah dimodifikasi. Sampel jaringan diambil pada bagian batang yang diberi
perlakuan dengan menggunakan sampler bast dan langsung dimasukkan kedalam larutan NaCl fisiologis. Sampel jaringan kemudian difiksasi selama satu malam.
Sampel jaringan yang telah difiksasi dimasukkan kedalam larutan KOH 15 selama 1 jam. Setelah itu, sampel jaringan dimasukkan kedalam larutan HNO
3
selama 2 jam. Sebelum masuk pada tahapan pewarnaan, sampel jaringan dimasukkan kedalam alkohol 70. Setelah 15 menit, sampel jaringan dimasukkan
kedalam pewarna sudan III selama 30 menit. Sampel jaringan diiris secara
melintang atau membujur menggunakan silet dan diamati dibawah mikroskop.
3.4.1.4 Pengukuran Tebal Kulit Tanaman
Tebal kulit tanaman dihitung dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4 X 10. Tebal kulit tanaman dihitung pada penampang preparat yang
dilakukan pada 3 titik kanan, tengah, kiri. Tebal kulit tanaman yang terukur dicatat dan dihitung rata-ratanya.
3.4.1.5 Penghitungan Jumlah Latisifer
Jumlah latisifer dihitung dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4 X 10. Latisifer dihitung pada penampang preparat sepanjang 500 µm yang
dilakukan pada 3 titik. Latisifer yang terhitung dicatat dan dihitung rata-ratanya. Jumlah latisifer yang terlihat dan terhitung menunjukkan diferensiasi latisifer
yang terjadi.
3.4.1.6 Pengukuran Diameter Latisifer
Diameter latisifer dihitung dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4 X 10. Diameter latisifer dihitung pada penampang preparat sepanjang 500 µm
yang dilakukan pada 3 titik. Diameter latisifer yang terukur dicatat dan dihitung rata-ratanya.
3.4.2 Analisis Fisiologi
3.4.2.1 Analisis Kandungan Fosfat Anorganik
Analisis kandungan fosfat anorganik dilakukan dengan menggunakan metode Taussky Shorr 1953 yang telah dimodifikasi. Sebanyak 0,3 ml sampel
lateks dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan TCA 2,5 hingga volume 1,5 ml. Sampel ditambahkan 1 ml pereaksi campur Fe
2
SO
4
+ Akuades + Larutan Molibdat dan divorteks. Sampel didiamkan selama 10 menit pada suhu
kamar. Absorbansi sampel diukur pada panjang gelombang 750 nm.