Akar, Batang dan Daun

utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai utama 3-20 cm, sedangkan panjang tangkai anak daun antara 3-10 cm. Anak daun berbentuk memanjang elips, memanjang dengan ujung runcing Nugroho, 2010. Dalam pertumbuhan karet diketahui bahwa menjelang berakhirnya musim hujan, pohon karet mulai menggugurkan daunnya Setyamidjaja, 1986. Daun karet ini berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah menjelang rontok. Seperti kebanyakan tanaman tropis, daun-daun karet akan rontok pada puncak musim kemarau untuk mengurangi penguapan Setiawan Andoko, 2007, tetapi masa gugur daun pada tanaman tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan. Masa gugur daun dipengaruhi oleh jenis klon dan keadaan iklim setempat Setyamidjaja, 1986.

2.2. Lateks

2.2.1. Latisifer

Lateks sewaktu keluar dari latisifer masih dalam keadaan steril Fachry et al., 2011. Lateks Hevea brasiliensis merupakan getahcairan sel yang berbentuk suspensi yang terdiri dari partikel-partikel karet dan non karet seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, karotenoid, dan lain-lain. Adanya beberapa protein spesifik yang terdapat di dalam lateks, yang diduga memiliki peranan penting dalam proses aliran lateks Soedjanaatmadja, 2008; Fachry et. al., 2011. Lateks terdapat pada suatu rongga dan sel sejenis yang bergabung yang dikenal sebagai latisifer Fachry et al., 2011; Gomez, 1982. Latisifer biasanya memiliki struktur berongga dengan cabang ataupun tidak. Pada beberapa spesies, latisifer yang sangat kompleks dihubungkan oleh anastomosis antara yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan ontogeninya, latisifer dapat dibedakan menjadi tipe articulatedi dan non-articulated yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai pembuluh Gomez, 1982.

2.2.2. Fisiologi Lateks

Menurut Sando et al 2009, Hevea brasiliensis Muell Arg. merupakan tanaman tropik yang memproduksi karet alami dengan rumus kimia cis-1,4-polyisoprene. Hampir 2000 spesies tanaman memproduksi lateks, tetapi hanya Hevea brasiliensis yang digunakan dibeberapa daerah karena memiliki produktivitas yang tinggi dan kualitas karet yang baik. Berat molekul karet yang dihasilkan Hevea brasiliensis telah diketahui. Karet alami yang dihasilkan Hevea brasiliensis menarik perhatian tinggi sebagai industri polimer yang sangat bermanfaat karena tidak ada komponen fisik buatan yang dapat menggantikannya. Partikel karet merupakan suatu komponen koloidal yang terdapat dalam lateks. Di dalam lateks, karet mengisi sekitar 30-45 dari keseluruhan komposisi. Partikel karet memiliki ukuran yang sangat bervariasi, dari mulai 0,02 sampai 3 µm dengan distribusi maksimum 0,1 µm Wititsuwannakul et. al., 2008. Lateks adalah hasil fotosintesis dalam bentuk sukrosa yang ditranslokasikan dari daun melalui pembuluh tapis kedalam latisifer. Didalam latisifer terdapat enzim seperti invertase yang akan mengatur proses perombakan sukrosa untuk dapat membentuk karet. Lateks terdiri dari komponen karet dan bukan karet yang mana memiliki komposisi berbeda pada masing-masing pohon. Komposisi lateks tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang paling berperan adalah faktor lingkungan dan faktor genetik Dalimunthe, 2004. Penurunan kondisi fisiologis tanaman karet dapat diketahui dengan mengamati kadar karet kering lateks dan diagnosis lateks. Bila terjadi cekaman eksploitasi yang berat, maka kadar karet kering lateks akan menurun secara drastis. Kadar sukrosa lateks berkaitan erat dengan penerapan eksploitasi terhadap tanaman karet karena hasil fotosintesis yang ditranslokasikan kebagian tanaman yang lain dalam bentuk sukrosa. Fosfat anorganik merupakan indikator aktifitas metabolik yang menggambarkan kemampuan tanaman karet untuk mengubah sukrosa menjadi partikel karet didalam lateks Junaidi et al., 2010.

2.3. Asam Jasmonat

2.3.1. Biosintesis

Jasmonat merupakan kelompok senyawa yang diketahui sebagai oksilipin yang berperan dalam regulasi pertumbuhan tanaman dan pertahanan. Jasmonat memiliki distribusi yang luas dalam tubuh tanaman, aktif dalam konsentrasi yang kecil dan memiliki efek pleiotropik Srivastava, 2002.

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 64 58

Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Pada Komposisi Media Dan Genotipe Berbeda

0 43 86

Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Dari Eksplan Nodus Pada Media Ms Dengan Pemberian Benzil Amino Purin (Bap) Dan Naftalen Asam Asetat (Naa)

9 88 81

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus Di Desa Huta II Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)

2 56 84

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

Analisis Histologi Dan Fisiologi Latisifer Pada Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis)

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) 2.1.1. Biologi Karet - Analisis Histologi Dan Fisiologi Latisifer Pada Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis)

0 1 8