mungkin berkaitan dengan bertambahnya tebal kulit tanaman pada klon IRR 42. Diduga pemanfaatan fosfat anorganik sebagai penyedia energi dalam proses
diferensiasi sel-sel pada jaringan kulit lebih tinggi pada klon IRR 42 sehingga kadar fosfat anorganik mengalami penurunan yang signifikan.
Tabel 5. Pengaruh pemberian JA, NAA dan kombinasinya terhadap ukuran kadar fosfat anorganik lateks pada klon karet PB 260 dan IRR 42.
Perlakuan KLON
Rataan PB 260
IRR 42
Kontrol 50,00
56,70 53,35a
JA 55,87
31,43 43,65a
NAA 55,17
39,67 47,42a
JA+NAA 51,40
37,87 44,63a
Rataan
53,11a 41,42a
47,26
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kelompok perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Duncans Multiple Range Test pada
taraf α 5
Karakter fisiologi lateks seperti kadar sukrosa, fosfat anorganik, magnesium, tiol, pH dan potensial redoks merupakan hal yang penting dalam
biosintesis karet. Fosfat anorganik dan sukrosa merupakan dua parameter fisiologi yang didiagnosa dari lateks. Stimulasi pada tanaman karet dapat mempengaruhi
perubahan karakter fisiologi lateks tersebut Sethuraj Mathew, 1992; Sumarmadji, 2000; Silpi et al., 2006.
Korelasi diantara kedua parameter fosfat dan sukrosa dapat digunakan untuk menetapkan tipe metabolisme dari tanaman Silpi et al., 2006. Kehadiran
fosfat anorganik menunjukkan metabolisme energi lateks. Fosfat mempengaruhi sintesis nukleotida, transfer energi dan sintesis isopren melalui ikatan adenosin
fosfat dan pirofosfat Sethuraj Mathew, 1992; Sumarmadji, 2000. Pada tanaman muda usia 3-4 tahun, kadar fosfat anorganik yang sangat
rendah berkisar antara 2-6 mM merupakan suatu tanda peringatan bahwa tanaman sedang mengalami kelelahan dalam menyediakan energi untuk metabolisme.
Suplai fosfat anorganik kurang mencukupi untuk membantu sel-sel pembuluh lateks dalam mengubah sukrosa menjadi partikel karet Rachmawan
Sumarmadji, 2007. Pada tanaman yang telah disadap, kisaran optimal kadar fosfat anorganik
lateks adalah 10-20 mM. Semakin rendah kadar fosfat anorganik dari kisaran
optimal tersebut berarti kemampuan tanaman dalam melakukan metabolisme juga semakin berkurang. Sebaliknya, semakin tinggi kadar fosfat anorganik dari
kisaran optimalnya, mengindikasikan bahwa tanaman mengalami over eksploitasi atau mengindikasikan tanaman terserang penyakit d’ Auzac et al., 1989.
Fosfat anorganik memiliki muatan negatif yang membantu menstabilkan partikel karet sehingga memperlambat koagulasi lateks dan memperlama waktu
aliran lateks. Tanaman dengan kadar fosfat yang tinggi mendukung berlangsungnya proses metabolisme yang aktif dalam sitosol sel latisifer terutama
biosintesis lateks Kurnia, 2011; Sumarmadji, 2000.
4.2.3 Produksi KaretSadapTunas lateral
Analisis produksi karet dilakukan dengan cara menampung tetesan lateks pada kertas saring dan melakukan pemanasan lateks didalam oven hingga diperoleh
berat karet kering. Dari data penghitungan dan hasil sidik ragam kadar sukrosa Lampiran 25, 26 menunjukkan bahwa jenis klon yang diperlakukan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap produksi karet pada tanaman muda usia 4 tahun.
Diketahui bahwa faktor perlakuan jenis klon berbeda nyata terhadap produksi karet, sedangkan pengaruh faktor perlakuan jenis zat pengatur tumbuh
tidak berbeda nyata terhadap produksi karet Tabel 6. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan tingkat metabolisme tanaman dalam merubah
sukrosa menjadi partikel karet dengan suplai energi yang berasal dari fosfat. Beberapa parameter histologi seperti jumlah dan diameter latisifer juga diduga
memberikan kontribusi terhadap produksi karet yang dihasilkan oleh klon PB 260 dan IRR 42.
Tabel 6. Pengaruh pemberian JA, NAA dan kombinasinya terhadap produksi karetsadaptunas lateral pada klon karet PB 260 dan IRR 42.
Perlakuan KLON
Rataan PB 260
IRR 42
Kontrol 60,81
44,36 52,59a
JA 56,73
43,22 49,97a
NAA 61,05
41,09 51,07a
JA+NAA 62,64
42,81 52,73a
Rataan
60,31a 42,87b
51,59
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kelompok perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji Duncans Multiple Range Test pada
taraf α 5
Hasil karet keringpohonsadap suatu klon karet bergantung pada ukuran lilit batang. Pada klon yang sama produksi akan lebih besar pada tanaman dengan
lilit batang yang besar Oktavia Lasminingsih, 2010. Tetapi dari hasil penelitian ini didapati bahwa tebal kulit tidak memiliki korelasi yang positif
terhadap produksi karet. Klon IRR 42 yang memiliki kulit yang lebih tebal memiliki produksi karet yang lebih rendan dibandingkan dengan klon PB 260
yang memiliki kulit lebih tipis. Lateks umumnya mengandung 25-40 bahan karet mentah yang
mengandung senyawa kimia kompleks antara lain karet hidrokarbon, protein, lipid, karbohidrat, garam anorganik dan lain lain. Kandungannya bergantung pada
jenis tanaman dan cara penyadapan. Pada tanaman yang belum disadap kandungan karet pada tanaman mampu mencapai 60 atau lebih Sethuraj
Mathew, 1992; Fachry et al., 2012. Tingkat aliran lateks dan perubahan dari tekanan turgor memiliki hubungan langsung terhadap aspek anatomi pada sistem
latisifer Priyadarshan, 2011. Tingginya nilai koefesien keragaman produksi karet kering pada tanaman
disebabkan banyaknya faktor produksi yang mempengaruhi seperti genetik, lilit batang, tebal kulit, jumlah latisifer, diameter latisifer dan lingkungan yang
masing-masing komponennya juga memiliki keragaman Akbar et al., 2013. Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa, klon PB 260 yang memiliki tebal
kulit lebih kecil memiliki produksi lateks yang lebih tinggi. Produksi lateks yang tinggi tidak ditunjukkan dari seberapa besar ukuran lilit batang dan tebal kulit.
Produksi lateks mungkin dipengaruhi oleh tingkat metabolisme yang terjadi pada masing-masing tanaman. Menurut Sethuraj Mathew 1992, metabolisme
mengambil peranan penting dalam bidang produksi melalui pembentukan lateks didalam jaringan latisifer. Kandungan sukrosa yang tinggi mengindikasikan
adanya ketersediaan prekursor karet yang banyak didalam latisifer dan diikuti dengan metabolisme yang aktif.
Menurut Rachmawan Sumarmadji 2007, kadar karet kering diukur sebagai TSC Total Solid Content melalui perbandingan persen berat kering dan