44 Keterangan :
k = konstanta dapat diestimasi
A
oil
= luas lapisan minyak [m
2
] S
Ci
= konstanta penguapan Schmidts untuk komponen i U
w
= kecepatan angin [mdetik]
3.7.3. Vertical Dispersion
Fraksi dispersi lapisan minyak di permukaan laut yang masuk ke kolom perairan per unit waktu dihitung sebagai fraksi yang hilang di permukaan laut
dengan kondisi non-wave breaking, dan dapat dihitung dengan persamaan:
b a
D D
D =
8 dimana D
a
merupakan fraksi dari dispersi minyak di permukaan laut per detik, sedangkan D
b
merupakan fraksi dari dispersi minyak yang tidak kembali ke lapisan minyak yang dapat digambarkan dengan persamaan:
3600 1
11 .
2 w
a
U D
+ =
9 dimana :
U
w
= kecepatan
angin dan
ow s
oil b
h D
γ μ
50 1
1 +
=
10 dimana :
μ
oil
= viskositas minyak [cP] h
s
= ketebalan lapisan minyak [cm] γ
ow
= tegangan permukaan minyak-air [dyne cm
-1
]
45 Tingkat naiknya kembali dispersi butiran minyak ke permukaan dapat dihitung
dengan persamaan:
b a
oil
D D
dt dV
− =
1 11
3.7.4. Dissolution
Dengan asumsi bahwa konsentrasi dari hidrokarbon dapat diabaikan jika dibandingkan dengan solubility, maka tingkat pelarutan disolusi dapat
digambarkan sebagai berikut:
oil i
i mol
sat i
i dsi
A M
X C
Ks dt
dV
i
ρ
=
12 Keterangan :
= daya larut fraksi minyak ke-i [mgkg air] X
mol
= molar fraksi dari fraksi minyak ke-i M
= berat molar dari fraksi minyak ke-i [kgmol] = densitas fraksi i [kgm
3
] A
oil
= area tumpahan minyak [m
2
] Koefisien transfer massa untuk proses disolusi pada persamaan diatas dapat
dihitung sebagai berikut:
i S
e K
i
6
10 36
. 2
−
⋅ =
13 dimana :
1,4 untuk
alkanes e
i
= 2,2 untuk aromatics
1,8 untuk
oilfines
sat i
C
46
3.7.5. Emulsification
Proses emulsifikasi dapat diketahui dengan mengasumsikan reaksi yang terjadi sebagai reaksi yang setimbang.
Perubahan kandungan air terhadap waktu dapat dijelaskan sebagai berikut:
2 1
R R
dt dy
w
− =
14 Dimana
R
1
adalah tingkat pengambilan air. Nilai R
1
tersebut akan bertambah seiring dengan bertambahnya suhu dan kecepatan angin. Nilai R
1
dapat dijabarkan
dalam persamaan berikut: 1
max 2
1 1
w w
oil w
y y
U K
R −
+ =
μ
15 Keterangan :
= kecepatan
angin =
viskositas minyak
= kandungan air maksimum masukan = kandungan air dalam minyak
= koefisien yang harus diestimasi masukan R
2
adalah tingkat pelepasan air. Nilai R
2
berkurang seiring dengan peningkatan kandungan aspal, wax dan surfactan dalam minyak, dan dengan penambahan
viskositas minyak. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
w oil
y Wax
As K
R ⋅
⋅ ⋅
=
μ
1
2 2
16 Keterangan :
As = kandungan aspal dalam minyak [wt]
w
U
oil
μ
max w
y
w
y
1
K emulsion
oil in
Water water
Oil −
− +
→ ←
dt dy
w
47 Wax
= kandungan lilin dalam minyak [wt] K
2
= koefisien yang diestimasi Selanjutnya konstanta emulsifikasi K
1
dan K
2
dapat diestimasi dengan: [kgm
3
] [kgwts]
Koefisien K
1
dan K
2
dapat diestimasi menggunakan data eksperimen dari pengendalian oil spill Haltenbanken, 1984 in DHI, 2006b.
3.7.6. Heat transport