62
Gambar 23. Grafik Tinggi Muka Air Laut Hasil Prediksi Model pada Musim
Barat 2007 di Perairan Cilacap
4.1.2.2. Musim timur
Perubahan tinggi muka air laut hasil masukan model pada bulan Agustus 2007 di perairan Cilacap mewakili kondisi pasang surut pada musim timur dan
disajikan pada Gambar 24. Kenaikan muka air laut tertinggi yaitu mencapai 0.87 meter di atas permukaan laut, sedangkan muka air laut terendah pada grafik yaitu
0.75 meter di bawah Mean Sea Level MSL. Hasil pengukuran lapang menunjukkan bahwa nilai muka air laut tertinggi terjadi saat air laut pasang yaitu
1.03 meter di atas permukaan laut Gambar 25, sedangkan nilai muka air laut
terendah saat perairan mengalami surut yaitu 0.95 di bawah Mean Sea Level.
Gambar 24. Grafik Tinggi Muka Air Laut Hasil Prediksi Model pada Musim Timur 2007 di Perairan Cilacap
63
Gambar 25. Grafik Tinggi Muka Air Laut Hasil Pengukuran Insitu pada Musim
Timur 2007 di Perairan Cilacap Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa data pasang surut hasil
masukan model memiliki nilai tinggi muka laut maksimum dan minimum yang lebih rendah dari data pasang surut insitu. Gambar 26 menampilkan perbandingan
fluktuasi tinggi muka air laut hasil pemodelan maupun hasil pengukuran lapang di perairan Cilacap dari tanggal 13 Agustus 2007 12:00 AM hingga 16 Agustus 2007
12:00 AM.
Gambar 26. Perbandingan Fluktuasi Tinggi Muka Air Laut Hasil Pemodelan dan
Tinggi Muka Air Laut Hasil Pengukuran Insitu di Perairan Cilacap pada Bulan Agustus 2007
64 Dari gambar tersebut terlihat bahwa tidak terdapat beda fase antara pasang
surut hasil masukan model dan pasang surut insitu. Namun terdapat perbedaan nilai amplitudo pada kedua data pasang surut tersebut. Umumnya, tinggi muka
laut hasil pengukuran insitu memiliki nilai amplitudo yang lebih besar dari data hasil masukan model. Perbedaan amplitudo pada kedua grafik pasang surut
tersebut mencapai 0.15 meter. Perbedaan nilai tersebut cukup kecil dan tidak banyak berpengaruh pada sebaran lapisan minyak di Perairan Cilacap.
4.2. Hasil Pemodelan Hidrodinamika
Kondisi hidrodinamika yang diamati setiap musimnya mengacu pada kondisi pasang surut perairan setempat, antara lain: kondisi pasang tertinggi, surut
terendah, menjelang pasang dan menjelang surut saat muka laut berada pada posisi Mean Sea Level MSL. Penentuan kondisi hirodinamika berdasarkan
posisi tinggi muka laut ini bertujuan untuk membandingkan pola pergerakan arus di setiap kondisi tersebut yang akan mempengaruhi pola sebaran lapisan minyak
di permukaan laut.
4.2.1. Musim Barat
4.2.1.1. Menjelang Pasang Muka Laut pada Kondisi MSL
Gambar 27 menampilkan kondisi hidrodinamika perairan Cilacap pada bulan Februari 2007. Kondisi hidrodinamika ditinjau saat air laut di titik P dalam
kondisi menjelang pasang dimana muka laut berada dalam posisi Mean Sea Level MSL. Tinggi muka air laut pada saat MSL seluruhnya berada pada kisaran nol
hingga 0.07 meter di atas permukaan laut. Dalam kondisi tersebut tidak terjadi perbedaan gradien tinggi muka air laut di seluruh perairan dalam domain model.
65 Kondisi angin di titik P Gambar 27 terlihat mengarah ke tenggara dengan
kecepatan angin sebesar 1.3 meterdetik, sedangkan kondisi arus di titik P bergerak menuju timur laut dengan besar kecepatan arus mencapai 0.0124
meterdetik. Arus yang berada pada batas barat domain mengalir di sepanjang kanal utama hingga keluar menuju muara kanal. Di sepanjang Kali Donan terlihat
bahwa arus yang mengalir di dalamnya bergerak menuju utara dengan kecepatan yang sangat kecil. Arus di seluruh perairan Teluk Penyu dengan kecepatan rendah
bergerak cenderung menuju utara. Sebagian dari arus yang mengalir di perairan Teluk Penyu tersebut mendapat pengaruh dari pembelokan arus yang berasal dari
kanal utama.
Gambar 27. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap Menjelang Pasang Muka
Laut Berada pada Kondisi MSL pada Bulan Februari 2007 Arus yang terbentuk di perairan secara dominan masih dipengaruhi oleh
kondisi surut pada fase sebelumnya. Hal ini terlihat dari arah arus yang mengarah keluar dari kanal utama menuju Teluk Penyu yang berbatasan dengan Samudera
Hindia.
66
4.2.1.2. Pasang
Kondisi hidrodinamika hasil pemodelan di perairan Cilacap saat perairan mengalami pasang pada bulan Februari 2007 tersaji dalam Gambar 28. Tinggi
muka laut pada saat pasang di titik P yaitu 0.8 meter di atas permukaan laut, sedangkan kondisi tinggi muka air laut secara keseluruhan di perairan Cilacap
berkisar antara 0.76 - 0.84 meter di atas permukaan laut. Kondisi angin pada titik P memiliki kecepatan sebesar dua meterdetik dengan arah bertiup menuju
tenggara, sedangkan kondisi arus pada titik yang sama memiliki kecepatan sebesar 0.0088 meterdetik dengan arah mengalir menuju barat laut.
Gambar 28. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap saat Pasang pada Bulan
Februari 2007 Arus pada batas timur domain bergerak langsung menuju ke dalam
perairan Cilacap dan mengalir menuju utara, sesuai dengan kondisi perairan yang sedang mengalami pasang. Semakin mendekati pantai, kecepatan arus yang
dihasilkan semakin berkurang. Kondisi tersebut disebabkan oleh pengaruh gesekan dasar yang semakin besar akibat perubahan kedalaman di wilayah pantai
67 yang relatif lebih dangkal. Arus pada batas barat domain justru mengarah ke
timur atau keluar dari perairan Cilacap. Hal tersebut disebabkan sebagian perairan Cilacap masih dipengaruhi oleh fase surut yang terjadi sebelumnya beda
fase. Arus tersebut kemudian bergabung dengan arus yang berasal dari kanal utama dan bergerak membelok menuju aliran Kali Donan.
4.2.1.3.
Menjelang Surut Muka Laut pada Kondisi MSL
Gambar 29 menampilkan kondisi hidrodinamika perairan Cilacap pada bulan Februari 2007. Kondisi hidrodinamika ditinjau saat air laut di titik P dalam
kondisi menjelang surut dimana muka laut berada dalam posisi Mean Sea Level MSL. Sebagian besar perairan Cilacap memiliki tinggi muka laut antara nol
hingga 0.07 meter di atas permukaan laut, sedangkan disekitar batas barat domain, bagian barat kanal utama, dan disekitar muara Kali Donan memiliki tinggi muka
laut berkisar antara -0.08 hingga nol meter di atas permukaan laut. Kondisi angin di titik P memiliki kecepatan sebesar 2.2 meterdetik dengan arah bertiup menuju
tenggara. Sedangkan kondisi arus pada titik P memiliki kecepatan sebesar 0.0108 meterdetik serta mengarah ke barat laut.
Pola arus pada batas timur domain bergerak masuk menuju Teluk Penyu dengan kecepatan kurang dari 0.25 meterdetik. Arus tersebut bergerak
menyusuri pantai Cilacap, kemudian keluar menuju batas timur domain bagian utara. Sebagian arus yang berasal dari batas timur domain berbelok menuju kanal
utama kemudian mengalir menuju barat domain dengan kecepatan yang semakin besar. Semakin besarnya kecepatan arus pada daerah kanal tersebut dikarenakan
kondisi perairan masih mendapat pengaruh dari fase pasang sebelumnya. Selain
68 itu kondisi geografi perairan yang menyempit dan berbentuk kanal menyebabkan
arus bergerak lebih cepat.
Gambar 29. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap Menjelang Surut Muka
Laut Berada pada Kondisi MSL pada Bulan Februari 2007
4.2.1.4. Surut
Gambar 30 menampilkan kondisi perairan Cilacap pada saat terjadi surut pada bulan Februari 2007. Seluruh perairan Cilacap memiliki tinggi muka laut
yang merata yaitu antara 0.75 – 0.66 meter di bawah permukaan laut. Pada saat surut, angin pada titik P bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan bertiup
mencapai 2.4 meterdetik, sedangkan arus yang dimodelkan pada titik yang sama bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan mengalir mencapai 0.0144
meterdetik. Arus di seluruh perairan Teluk Penyu Cilacap bergerak masuk dari batas
timur domain bagian utara, menyusuri pantai Cilacap kemudian berbelok keluar domain melalui batas timur bagian selatan. Pergerakan arus tersebut sesuai
dengan fase pasang flood tide, yaitu bergerak keluar dari domain perairan.
69 Sebagian kecil dari arus tersebut bergerak membelok ke arah kanal utama dengan
kecepatan yang semakin kecil. Arus pada kanal utama cenderung mengarah ke barat dan bertemu dengan arus yang berasal dari Kali Donan kemudian keluar dari
domain melewati batas barat domain. Dari pola arus yang terbentuk di sepanjang kanal utama, terlihat bahwa
sebagian arus bergerak masuk ke alur pelayaran pada saat kondisi laut mengalami surut dikarenakan perairan di kanal utama masih dipengaruhi oleh fase pasang
yang terjadi sebelumnya. Arus tersebut kemudian mengalami transisi menuju kondisi surut jika dilihat dari pola arus balik di batas utara domain dan di aliran
Kali Donan yang mengarah keluar menuju muara Kali Donan.
Gambar 30. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap saat Surut pada Bulan
Februari 2007
4.2.2. Musim Timur
4.2.2.1. Menjelang Surut Muka Laut pada Kondisi MSL
Kondisi hidrodinamika perairan Cilacap menjelang surut dalam posisi muka laut berada pada Mean Sea Level di bulan Agustus 2007 disajikan dalam
Gambar 31. Tinggi muka air laut di seluruh perairan Cilacap berkisar antara 0.08
70 hingga nol meter di bawah permukaan laut. Arah angin di titik P bertiup menuju
barat dengan kecepatan sebesar 5.9 meterdetik, sedangkan kondisi arus pada titik yang sama memiliki kecepatan sebesar 0.002 meterdetik menuju barat daya.
Arus yang masuk dari batas timur domain bagian selatan bergerak menuju utara menyusuri pantai Teluk Penyu dan memutar keluar di batas timur domain
bagian utara. Arus yang berasal dari batas timur domain bagian selatan sebagian mengalami pembelokkan menuju kanal utama. Kondisi kanal yang menyempit
menyebabkan arus yang mengalir di sepanjang kanal membesar dan bergerak menuju batas barat domain. Sebagian kecil dari arus tersebut membelok ke
perairan Kali Donan menuju utara. Arus di sepanjang kali Donan kembali membesar karena aliran sungai yang semakin menyempit di sekitar dermaga
tanker.
Gambar 31. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap Menjelang Surut Muka
Laut Berada pada Kondisi MSL pada Bulan Agustus 2007 Keseluruhan pola arus saat menjelang surut terlihat masih mengarah
memasuki perairan Cilacap. Kondisi perairan tersebut memiliki arah yang
71 berkebalikan dikarenakan masih dipengaruhi oleh fase pasang yang terjadi
sebelumnya. 4.2.2.2.
Surut
Gambar 32 menyajikan kondisi hidrodinamika di perairan Cilacap pada bulan Agustus 2007 saat muka laut berada pada kondisi surut. Seluruh perairan
Cilacap memiliki tinggi muka air laut antara 0.75 – 0.66 meter di bawah permukaan laut, terkecuali pada perairan di sekitar mulut kanal hingga batas timur
domain bagian selatan yang memiliki tinggi muka laut lebih rendah yaitu antara 0.83 – 0.75 meter di bawah permukaan laut.
Kondisi angin di titik P mengarah ke barat dengan kecepatan bertiup mencapai 5.4 meterdetik, sedangkan kecepatan arus di titik yang sama berkisar
antara 0.016 meterdetik dengan arah mengalir menuju ke barat daya.
Gambar 32. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap saat Surut pada Bulan
Agustus 2007 Keseluruhan pola arus di perairan Cilacap sesuai dengan fase surut yang
sedang terjadi dimana sebagian besar arus mengarah keluar dari perairan Cilacap.
72 Arus di sekitar Teluk Penyu bergerak masuk dari batas timur domain bagian utara
setelah bergerak menyusuri pantai. Arus tersebut kemudian memutar keluar melewati batas timur domain bagian selatan. Sebagian kecil dari arus tersebut
bergerak membelok dan menyusuri kanal utama menuju batas barat domain dengan kecepatan rendah. Kecepatan arus pada aliran Kali Donan juga rendah
dan cenderung bergerak ke selatan menuju muara Kali Donan.
4.2.2.3. Menjelang Pasang Muka Laut pada Kondisi MSL
Gambar 33 menampilkan kondisi hidrodinamika perairan Cilacap menjelang pasang pada bulan Agustus 2007 saat muka laut berada dalam posisi
MSL. Dari gambar tersebut terlihat bahwa kondisi perairan seluruhnya memiliki tinggi muka laut yang seragam yaitu berada pada kisaran nol hingga 0.07 meter di
atas permukaan laut.
Gambar 33. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap Menjelang Pasang Muka
Laut Berada pada Kondisi MSL pada Bulan Agustus 2007 Kondisi angin di titik P mengarah ke barat dengan kecepatan bertiup
mencapai 4.1 meterdetik, sedangkan kondisi arus di titik yang sama mengarah ke barat laut dengan kecepatan mengalir sebesar 0.008 meterdetik.
73 Kondisi arus di perairan Cilacap saat menjelang pasang masih dipengaruhi
oleh kondisi arus saat terjadi fase surut sebelumnya. Hal ini terlihat dari pola arus perairan yang masih bergerak keluar dari perairan Cilacap. Di sekitar perairan
Teluk Penyu, arus bergerak masuk dari batas timur domain bagian utara kemudian keluar melalui batas timur domain bagian selatan. Sebagian kecil arus di perairan
Teluk Penyu bergerak membelok ke dalam kanal utama. Perairan kanal utama juga menerima arus yang berasal dari Kali Donan dan Sungai Serayu. Pertemuan
dua arus dengan arah yang berlawanan menyebabkan arah arus pada kanal menjadi tidak beraturan.
4.2.2.4. Pasang
Kondisi hidrodinamika perairan Cilacap pada bulan Agustus 2007 saat
perairan sedang mengalami pasang diperlihatkan pada Gambar 34. Tinggi muka
laut saat terjadi pasang di titik P mencapai 0.82 meter di atas permukaan laut, sedangkan tinggi muka laut di seluruh perairan Cilacap berkisar antara 0.76 - 0.84
meter di atas permukaan laut. Kondisi angin di titik P memiliki arah menuju barat dengan kecepatan bertiup mencapai lima meterdetik. Kecepatan arus di titik P
mencapai 0.008 meterdetik dengan arah mengalir menuju barat laut. Kondisi keseluruhan arus saat terjadi pasang umumnya mengarah ke
dalam perairan Cilacap. Hal ini membuktikan bahwa kondisi perairan tidak lagi mendapat pengaruh dari fase surut yang terjadi sebelumnya. Arus di sekitar
perairan Teluk Penyu masuk dari batas timur domain bagian selatan kemudian bergerak menyusuri pantai Cilacap. Arus tersebut juga membelok ke kanal utama
menuju batas barat domain serta berbelok ke Kali Donan. Arus yang dihasilkan di
74 sepanjang kanal utama semakin membesar seiring menyempitnya aliran sungai
tersebut.
Gambar 34. Kondisi Hidrodinamika Perairan Cilacap saat Pasang pada Bulan
Agustus 2007 Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa arus yang mengalir di
domain perairan Cilacap sangat dipengaruhi oleh pasang surut perairan setempat. Berdasarkan pengamatan pada Titik P, arus yang dihasilkan oleh model saat
menjelang pasang maupun saat menjelang surut pada kedua musim masih mendapat pengaruh dari fase sebelumnya yaitu fase surut maupun fase pasang.
Hal tersebut menyebabkan arus yang dihasilkan saat kondisi perairan menjelang pasang ataupun menjelang surut saat muka laut berada pada kondisi MSL
memiliki arah mengalir yang berkebalikan beda fase. Kecepatan arus di Titik P pada saat surut relatif memiliki nilai yang lebih
besar jika dibandingkan dengan kecepatan arus pada saat pasang. Hal tersebut disebabkan karena arus yang melewati Titik P berasal dari dalam kanal yang lebih
75 sempit. Semakin sempit luas penampang zat cair, maka kecepatan mengalirnya
akan semakin besar. Kondisi arus, khususnya arus permukaan di perairan Cilacap juga
mendapat pengaruh dari angin yang bertiup di atasnya. Pada saat surut, kecepatan arus pada musim barat relatif lebih besar dibandingkan pada musim timur. Hal
tersebut disebabkan pada musim barat, arus saat surut searah dengan arah bertiup angin sehingga resultan keduanya semakin menguatkan. Pada musim timur, arus
saat surut dan angin memiliki arah yang berkebalikan sehingga resultan keduanya akan saling melemahkan. Kondisi serupa terjadi pada saat pasang, dimana
kecepatan arus pada musim timur relatif lebih besar dibandingkan pada musim barat.
4.3. Hasil Pemodelan Pola Sebaran Total Minyak
Jenis minyak yang dimodelkan dalam skenario model tumpahan minyak di Peraran Cilacap, Jawa Tengah antara lain diesel, avtur, minyak mentah, dan aspal.
Dalam sub bab Hasil Pemodelan Pola Sebaran Total Minyak ini, hanya akan ditampilkan salah satu hasil pemodelan tumpahan minyak yang berasal dari jenis
avtur dimana seluruh sumber tumpahannya berasal dari kapal tanker. Sementara pembahasan hasil pemodelan tumpahan minyak lainnya secara keseluruhan akan
dibahas pada sub bab Pembahasan Pola Sebaran Total Minyak. Visual hasil pemodelan tumpahan minyak yang disertakan dalam penulisan ini oleh penulis
hanya dapat ditampilkan dalam ukuran minimalis. Untuk melihat hasil pemodelan tumpahan minyak tersebut secara utuh dan jelas, dapat dilihat dalam
DVD Hasil Pemodelan Tumpahan Minyak terlampir.
4 4
a m
l k
t
G
m V
4.3.1. Mu
4.3.1.1. Kon
Gam avtur di pera
masukan mi lingkaran me
kecelakaan k tumpah men
Gambar 35.
Tum muatan avtu
Volume min
sim Barat ndisi Awal
mbar 35 mena airan Cilacap
nyak ke perm erah yang di
kapal tanker ncapai 1800 m
Pola Sebara Cilacap pad
mpahan miny ur ke dalam k
nyak yang di ampilkan ko
p pada bulan mukaan laut
iasumsikan m pengangkut
m
3
dengan w
an Total Lap da Bulan Feb
ak yang dias kapal tanker
iskenariokan ondisi awal te
n Februari 20 t. Sumber tu
masuk ke lin t avtur. Jum
waktu keluara
isan Avtur s bruari 2007
sumsikan ter ditandai den
n tumpah ber erjadinya tum
007. Terdap umpahan per
ngkungan lau mlah minyak
an selama 10
saat Kondisi
rjadi akibat k ngan lingkar
rjumlah berju mpahan min
pat tiga sumb rtama ditand
ut disebabka yang disken
0 menit.
Awal di Per
kebocoran pe ran berwarna
umlah 300 m 76
nyak jenis ber
dai dengan an oleh
nariokan
rairan
engisian a kuning.
m
3
juga
77 dengan durasi tumpahan 10 menit. Lingkaran berwarna hijau menandakan
sumber tumpahan minyak yang terjadi akibat karamnya kapal tanker yang bermuatan avtur. Jumlah total minyak yang diskenariokan tumpah yaitu 1800 m
3
dengan durasi tumpahan 25 menit. Kondisi awal perairan saat tejadi tumpahan avtur yaitu menjelang surut.
Pada kondisi tersebut, lapisan minyak belum menyebar jauh dan masih berada di sekitar lokasi titik sumber dengan ketebalan masing-masing melebihi 144 mm.
4.3.1.2. Menjelang Pasang Muka Laut pada Kondisi MSL
Pola sebaran tumpahan lapisan avtur di perairan Cilacap menjelang pasang pada bulan Februari 2007 disajikan dalam Gambar 36. Lapisan minyak yang
bersumber dari tabrakan tanker telah menyebar menjauhi titik sumber hingga melewati Transek E1 - E2. Ketebalan pada bagian tengah lapisan minyak
mencapai lebih dari 144 mm dan semakin tipis saat menjauhi pusat lapisan. Arus yang mengalir pada kanal utama memiliki kecepatan cukup besar, sehingga dapat
dengan mudah membawa lapisan minyak keluar dari kanal utama. Lapisan minyak kedua yang bersumber dari kebocoran pengisian muatan
tanker menyebar mendekati pantai di arah tenggara dikarenakan terpengaruh oleh angin permukaan dan terbawa oleh arus menyusur pantai. Lapisan minyak
tersebut memiliki ketebalan antara 54 - 60 mm di bagian pusat lapisan. Lapisan minyak yang berasal dari kapal tanker karam terlihat menyebar ke
utara sesuai dengan gerak arus disekitarnya. Ketebalan lapisan minyak tersebut
juga mencapai lebih dari 144 mm dibagian tengahnya.
G
4
C b
m p
s s
b d
k
Gambar 36.
4.3.1.3. Pas
Pada Cilacap saat
bersumber d menuju ke a
pasang, arus sebelumnya
sehingga me berasal dari
dan menyeb ke utara sehi
Pola Sebara pada Kond
ang
a Gambar 37 t mengalami
dari tabrakan arah tenggara
s di mulut ka . Arus yang
enyebabkan batas timur
abkan ujung ingga memp
an Total Lap disi MSL di
7 disajikan po pasang pada
n kapal tanke a sesuai deng
anal mengala g berbalik ter
lapisan miny domain Tra
g lapisan min perluas perm
isan Avtur M Perairan Cil
ola sebaran t a bulan Febr
er telah meny gan arah per
ami transisi d rsebut menga
yak tertahan ansek T1 - T
nyak tersebu mukaan miny
Menjelang P lacap pada B
tumpahan la ruari 2007. L
yebar ke per rgerakan aru
dari kondisi arah ke dala
n di mulut ka T2 bergerak
ut menyebar ak. Ketebal
asang Muk Bulan Februa
apisan avtur d Lapisan min
rairan Teluk s. Pada kon
surut yang t am perairan C
anal. Arus y mengarah k
mengikuti a lan lapisan m
78
a Laut ari 2007
di perairan nyak yang
Penyu ndisi
terjadi Cilacap
ang ke utara
arah arus minyak
t d
G
m N
k P
a m
l tersebut tela
dikarenakan
Gambar 37.
Miny menyebar m
Nusakamban ke arah utara
Penyebaran arus yang m
minyak terse lebih besar d
ah jauh berku n telah menga
Pola Sebara pada Bulan
yak yang ber menjauhi sum
ngan. Lapis a kemudian
lapisan miny masuk disekit
ebut juga me dari 144 mm
urang, yaitu alami proses
an Total Lap n Februari 20
rasal dari ke mber tumpah
an minyak y condong ke
yak ini mem tar batas timu
engalami per m.
antara 114 - s pelapukan.
isan Avtur s 007
bocoran pen an dan mend
yang berasal timur laut m
miliki lintasan ur domain b
rluasan perm 120 mm di
saat Pasang d
ngisian muat dekati pantai
dari kapal ta mendekati Tr
n yang palin erkecepatan
mukaan lapis bagian tenga
di Perairan C
tan tanker tel i utara Pulau
anker karam ransek T1 - T
ng jauh dikar tinggi. Lap
san dengan k 79
ahnya
Cilacap
lah u
m menyebar T2.
renakan pisan
ketebalan
80
4.3.1.4. Menjelang Surut Muka Laut pada Kondisi MSL
Pola sebaran tumpahan minyak jenis avtur pada bulan Februari 2007 saat perairan Cilacap menjelang surut disajikan pada Gambar 38. Minyak yang
berasal dari tabrakan kapal tanker menyebar dengan arah berbalik mendekati mulut kanal. Pola sebaran ini sesuai dengan pola sebaran arus di perairan
sepanjang kanal yang masih dipengaruhi oleh kondisi pasang sebelumnya. Pusat lapisan minyak masih berketebalan lebih dari 144 mm, namun sebagian besar
lapisan memiliki ketebalan di bawah 108 mm. Perubahan ketebalan lapisan tersebut disebabkan oleh adanya proses pelapukan.
Lapisan minyak yang bersumber dari kebocoran pengisian muatan tanker menyebar sesuai dengan arah pergerakan arus yaitu menuju ke barat. Lapisan
tersebut tetap berada di sekitar garis pantai utara Pulau Nusakambangan dan tidak meyebar jauh dikarenakan kecepatan arus menyusuri pantai di lokasi tersebut juga
tidak terlalu besar. Ketebalan maupun luas permukaan lapisan minyak tersebut telah jauh berkurang disebabkan adanya proses pelapukan minyak.
Minyak yang berasal dari kebocoran kapal tanker karam, tidak lagi terdapat dalam domain. Lapisan minyak tersebut sebelumnya telah keluar dari
domain melewati Transek T1 - T2.
G
4
C b
c t
b l
m y
Gambar 38.
4.3.1.5. Sur
Gam Cilacap saat
berasal dari cenderung b
tersebut kem bagian dari p
lapisan. Lap memiliki ket
yang berasal Pola Sebara
Kondisi M
rut
mbar 39 meny t mengalami
tabrakan kap bergerak men
mudian terpis pusat lapisan
pisan kedua tebalan yang
l dari keboco an Total Lap
SL di Perai
yajikan pola surut pada b
pal tanker, m ndekati panta
sah menjadi n sebelumny
terbentuk da g lebih tingg
oran pengisi isan Avtur M
ran Cilacap
sebaran tum bulan Februa
menyebar me ai Pulau Nus
dua bagian. ya dan terliha
ari hasil akum gi pada bagia
an tanker tet Menjelang S
pada Bulan
mpahan lapis ari 2007. La
enjauhi mulu sakambanga
Lapisan pe at mengalam
mulasi lapisa an tengahnya
tap menyeba urut Muka
Februari 200
san avtur di p apisan minya
ut kanal dan an. Lapisan m
ertama merup mi penurunan
an minyak a a. Lapisan m
ar di sekitar 81
Laut pada 07
perairan ak yang
minyak pakan
n ketebalan awal dan
minyak garis
p b
G
m y
d u
j m
O pantai Pulau
berada di ba
Gambar 39.
Pada melewati titi
yang melew di dalam kan
umumnya m Kete
jelas pada ga memiliki dia
Oil Avtur Ba u Nusakamba
awah enam m
Pola Sebara Bulan Febr
a gambar di a ik monitor h
ati titik mon nal utama. L
menyebar me ebalan minya
ambar. Hal ameter perm
arat terlamp angan. Kete
milimeter.
an Total Lap ruari 2007
atas terlihat b hanya terdapa
nitor tersebut Lapisan avtu
elewati pingg ak yang meli
ini dikarena mukaan yang
pir, maka da ebalan lapisa
isan Avtur s
bahwa lapis at pada Titik
t berasal dar ur yang terda
gir transek. intasi masing
akan lapisan kecil. Namu
ari seluruh tr an minyak te
saat Surut di
an minyak y k Monitor E.
ri peristiwa t apat di dalam
g-masing tra minyak ters
un jika dilih ransek terseb
ersebut umum
Perairan Cil
yang menyeb . Lapisan m
abrakan kap m domain mo
ansek tidak t ebut melinta
hat dalam Vid but hanya Tr
82 mnya
lacap pada
bar tepat minyak
pal tanker odel
terlihat asi transek
deo Total ransek T1
83 – T2 dan Transek E1 – E2 yang dilintasi oleh lapisan minyak. Transek T1 – T2
terletak pada batas timur domain, sedangkan Transek E1 – E2 terletak pada mulut kanal utama. Ketebalan lapisan minyak yang melewati Transek E1 – E2
mencapai lebih dari 144 mm dengan diameter mencapai 200 meter, sedangkan ketebalan lapisan minyak yang melewati Transek T1 – T2 mencapai lebih dari
144 mm dengan diameter mencapai 400 meter. Pergerakan lapisan minyak yang hanya melewati kedua transek tersebut disebabkan oleh pengaruh kondisi musim
barat, dimana angin dominan bertiup dari arah barat.
4.3.2. Musim Timur
4.3.2.1. Kondisi awal
Gambar 40 menyajikan kondisi awal pola sebaran tumpahan lapisan avtur di perairan Cilacap pada bulan Agustus 2007. Tumpahan minyak pada musim
timur diasumsikan memiliki sumber yang sama dengan musim barat. Kondisi perairan saat awal tumpahan yaitu sedang mengalami pasang. Lapisan minyak
yang bersumber dari tabrakan kapal tanker telah menyebar jauh ke dalam kanal utama hingga berada di tepi utara kanal dengan ketebalan lapisan lebih dari 14
mm pada bagian tengahnya. Sebaran minyak tersebut bergerak ke arah barat laut sesuai dengan vektor arus dan angin. Vektor arus dan angin pada musim timur
sangat berpengaruh terhadap sebaran lapisan minyak dikarenakan kecepatan angin yang cukup besar.
G
m l
m m
p 4
b d
a
Gambar 40.
Lapi menyebar se
lapisan avtur melewati pa
minyak yang perairan Tel
4.3.2.2. Men
Pola bulan Agust
dari tabrakan arah pergera
Pola Sebara Cilacap pad
san minyak earah dengan
r memiliki k ada Titik Mo
g bersumber uk Penyu. K
njelang Sur
sebaran tum tus 2007 disa
n kapal tank akan arus me
an Total Lap da Bulan Ag
yang berasa n arah angin
ketebalan hin nitor E mem
r dari tanker Ketebalan la
rut Muka L
mpahan miny ajikan pada G
ker telah men enyusur pant
isan Avtur s gustus 2007
al dari keboc hingga men
ngga 60 - 66 miliki ketebal
karam meny apisan tersebu
Laut pada K
yak di perair Gambar 41.
nyebar menu tai di sepanja
saat Kondisi
oran saat pen ncapai mulut
mm sement lan lebih dar
yebar menuju ut mencapai
Kondisi MSL
an Cilacap m Lapisan mi
uju ke arah b ang kanal. P
Awal di Per
ngisian tank t kanal. Bag
tara minyak ri 100 mm.
u ke arah ba i 144 m.
L
menjelang su inyak yang b
barat laut me Pergerakan l
84
rairan
ker gian tengah
yang Lapisan
arat laut
urut pada bersumber
ngikuti apisan
m d
l s
G
m d
s k
k minyak terse
daratan Cila lapisan miny
seluruh bagi
Gambar 41.
Lapi menyebar ja
dan menyeb semakin mem
kisaran antar karam telah
ebut kemudi acap, sehingg
yak tersebut ian lapisan h
Pola Sebara Kondisi M
san minyak auh ke dalam
ar di bagian mbesar, nam
ra 54 - 60 m menyebar k
ian terhalang ga minyak te
menjadi ber hingga menca
an Total Lap SL di Perai
yang berasa m kanal sesua
selatan dara mun ketebala
mm. Lapisan ke utara perai
g oleh derma erjebak dan t
rkurang nam apai lebih da
isan Avtur M ran Cilacap
al dari keboc ai dengan pe
atan Cilacap annya semak
n minyak yan iran Teluk P
aga yang terl terakumulasi
mun ketebalan ari 144 mm.
Menjelang S pada Bulan
oran pengisi ergerakan aru
. Luas perm kin berkurang
ng bersumbe Penyu. Luas
letak di sebe i. Luas perm
nnya bertam
urut Muka Agustus 200
ian muatan t us di sepanja
mukaan lapisa g yaitu berad
er dari kapal permukaan
85 elah barat
mukaan mbah di
Laut pada 07
tanker ang kanal
an tersebut da pada
tanker lapisan
86 tersebut semakin membesar dan ketebalan lapisannya mencapai lebih dari 144
mm. Sementara di bagian tepi lapisan, ketebalannya hanya mencapai 12 - 18 mm. 4.3.2.3.
Surut
Gambar 42 menyajikan pola sebaran tumpahan lapisan avtur di perairan Cilacap saat mengalami surut pada bulan Agustus 2007. Arah arus yang bergerak
ke barat laut membuat lapisan minyak yang bersumber dari tabrakan kapal tanker tetap terperangkap di sekitar dermaga pelabuhan. Keadaan tersebut yang disertai
dengan proses pelapukan membuat lapisan minyak mengalami pengurangan luasan permukaan maupun ketebalan lapisan minyak.
Lapisan minyak yang berasal dari kebocoran pengisian muatan tanker menyebar mengikuti arah arus menyusuri pantai menuju ke batas barat domain
Transek B1 - B2. Lapisan minyak tersebut mengalami penurunan luas permukaan serta pengurangan ketebalan lapisan hingga mencapai 12 - 18 mm.
Lapisan minyak yang berasal dari kapal tanker karam menyebar mendekati pantai Cilacap. Pada saat terjadi pasang, lapisan minyak bergerak mendekati
pantai menuju utara. Namun saat terjadi surut, arus berbalik kembali ke selatan dan diikuti oleh lapisan minyak. Lapisan minyak tetap berada di sekitar pantai
akibat dipengaruhi oleh arus menyusur pantai serta angin yang bertiup. Luas permukaan lapisan minyak semakin membesar dengan ketebalan lapisan tetap
lebih besar dari 144 mm pada bagian pusatnya.
G
4
p y
p t
M s
m p
Gambar 42.
4.3.2.4. Men
Pola pasang pada
yang berasal pengisian m
telah menga Meskipun be
sekitar beber Seme
menyebar ke pantai setela
Pola Sebara Bulan Agu
njelang Pas
sebaran tota a bulan Agus
l dari tabrak muatan tanker
alami pelapuk egitu, masih
rapa dermag entara itu, la
embali ke pa ah sebelumny
an Total Lap stus 2007
sang Muka
al lapisan av stus 2007 dis
an kapal tan r sudah tidak
kan serta ter h terdapat mi
ga dengan ke apisan minya
antai Cilacap ya keluar da
isan Avtur s
Laut pada
vtur pada di p sajikan dalam
nker maupun k tampak lag
rbawa arus k inyak yang te
etebalan lebi ak yang bera
p sesuai deng ari domain m
saat Surut di
Kondisi MS
perairan Cila m Gambar 4
n yang bersum gi pada gamb
keluar dari do erakumulasi
ih dari 144 m asal dari kap
gan pergerak model melew
Perairan Cil
SL
acap saat me 3. Lapisan m
mber dari ke bar. Lapisan
omain mode i dan terdam
mm. al tanker kar
kan arus men wati Transek
87
lacap pada
enjelang minyak
ebocoran n tersebut
el. mpar di
ram nyusur
U1 - U2
d m
d
G
4
C b
A m
K d
dengan diam masuk ke da
dimana ham
Gambar 43.
4.3.2.5. Pas
Gam Cilacap saat
berada dalam Adanya gera
menyebabka Ketebalan la
dari 144 mm meter mencap
alam mulut d mpir seluruh p
Pola Sebara pada Kond
ang
mbar 44 meny t pasang pad
m domain m ak arus yang
an lapisan m apisan minya
m. pai 200 mete
dermaga nela permukaann
an Total Lap disi MSL di
yajikan pola a bulan Agu
model berasal g memasuki p
minyak terseb ak tersebut b
er. Terdapat ayan. Keteb
nya memiliki
isan Avtur M Perairan Cil
sebaran tum ustus 2007. L
l dari kapal k perairan Cila
but menyeba berkisar anta
t lapisan min balan lapisan
i ketebalan le
Menjelang P lacap pada B
mpahan lapis Lapisan min
karam di per acap saat terj
ar memasuki ara 24 mm hi
nyak yang m n avtur menin
ebih dari 144
asang Muk Bulan Agustu
san avtur di p nyak yang m
rairan Teluk rjadi pasang
dermaga ne ingga menca
88 mengarah
ngkat 4 mm.
a Laut us 2007
perairan asih
Penyu.
elayan. apai lebih
G
o m
m T
m
t l
t
Gambar 44.
Pada oleh lapisan
minyak umu minyak yang
Titik Monito meter.
Lapi tidak menye
lapisan miny timur yang d
Pola Sebara pada Bulan
a gambar di a avtur denga
umnya melew g berasal dar
or E dan mel
san avtur ya ebar melewat
yak di permu dominan ber
an Total Lap n Agustus 20
atas terlihat b an ketebalan
wati bagian p ri kebocoran
lewati Trans
ang dimodelk ti Transek T
ukaan laut di rgerak dari ti
isan avtur sa 007
bahwa hany lebih dari 1
pinggir dari n pengisian m
sek E1 – E2
kan tumpah p T1 – T2. Hal
ipengaruhi o imur menuju
aat Pasang d
ya Titik Mon 00 mm. Pol
masing-mas muatan tanke
dengan diam
pada musim l tersebut terj
oleh kondisi u barat dan b
di Perairan C
nitor E yang d la sebaran la
sing transek. er menyebar
meter mencap
m timur sama rjadi karena
angin pada m barat laut.
89
Cilacap
dilintasi apisan
. Lapisan r melewati
pai 100
a sekali sebaran
musim
90 Kecilnya diameter permukaan minyak saat melintasi transek menyebabkan
sebaran lapisan avtur tidak tampak jelas. Transek U1 – U2 dilintasi lapisan minyak dengan posisi lintasan cenderung berada di sekitar Titik U1 yang
berbatasan dengan garis pantai Cilacap. Pola sebaran minyak yang demikian disebabkan oleh adanya gerak arus menyusuri pantai serta pengaruh kondisi angin
yang bertiup menuju barat laut dengan kecepatan yang cukup besar. Lapisan minyak yang melewati Transek U1 – U2 memiliki ketebalan lebih dari 150 mm
dan diameter mencapai 200 meter. Transek W1 – W2 dan Transek B1 – B2 juga dilintasi oleh lapisan minyak
yang berasal dari dalam kanal utama. Lapisan minyak yang melewati kedua transek tersebut memiliki luas permukaan yang kecil namun ketebalan lapisannya
cukup besar. Lapisan minyak yang melewati Transek B1 – B2 memiliki ketebalan mencapai 120 mm dan diameter mencapai 100 meter, sedangkan lapisan minyak
yang melintasi Transek W1 – W2 memiliki ketebalan lebih dari 150 mm.
4.4. Pembahasan Pola Sebaran Tumpahan Minyak
Seluruh lapisan minyak yang diasumsikan tumpah di perairan Cilacap dalam pemodelan ini, mengalami proses pelapukan seperti evaporasi, disolusi,
emulsifikasi dan dispersi vertikal. Total ketebalan minyak dari berbagai proses tersebut selama mengalami pelapukan disebut sebagai total minyak total oil.
Total ketebalan lapisan pada masing-masing jenis minyak memiliki nilai yang bervariasi Tabel 8.
Tabel 8. P
Skala Warn Diesel
Me
D IESEL
AVT UR
CRUDE
ASPAL
Perbandinga
na Avtu
enjelang Pa
an Pola Seba
ur
asang
aran Total L
Crude
Pa
Lapisan Die
Aspa
MUS asang
esel, Avtur,
al
SIM BARA Me
Minyak Me
AT enjelang Su
entah, dan A
urut
Aspal pada B
Su
9 Berbagai K
urut
91 Kondisi Muk
Me
ka Laut saat
enjelang Su
Musim Bar
urut
rat dan Mus
Sur
sim Timur
MUSI rut
di Perairan
IM TIMUR Men
Cilacap Ta
R njelang Pas
ahun 2007
ang Pasa
ang
91 91
92 Total lapisan minyak yang tumpah pada musim barat dan musim timur
memiliki pola sebaran yang berbeda. Perbedaan pola sebaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perbedaan kondisi awal pemodelan pada masing-
masing musim serta perbedaan kondisi angin pada kedua musim. Pada musim barat, pemodelan tumpahan minyak dimulai saat kondisi perairan sedang
mengalami pasang sehingga arus di sekitar perairan bergerak ke luar domain. Kondisi angin pada musim barat yang bertiup ke arah barat dan tenggara
menyebabkan resultan antara arus dan angin saling menguatkan sehingga lapisan minyak ikut menyebar jauh menuju Teluk Penyu. Daerah perairan yang rawan
terkena pencemaran tumpahan minyak pada terutama di sekitar pesisir utara Pulau Nusakambangan dan perairan Teluk Penyu serta tepi timur aliran Kali Donan.
Pada musim barat, tingkat kerawanan pencemaran minyak pada perairan Cilacap bersifat sementara serta high recovery dikarenakan sebagian besar lapisan minyak
cenderung menyebar meninggalkan domain menuju Samudera Hindia. Pada musim timur, lapisan minyak dimodelkan tumpah saat perairan
sedang mengalami kondisi surut sehingga arus laut di sekitarnya mengarah masuk ke dalam perairan Cilacap. Resultan arus tersebut semakin diperkuat oleh kondisi
angin pada musim timur yang bertiup kencang menuju timur dan barat laut sehingga menyebabkan lapisan minyak yang tumpah di permukaan laut tersebar
cukup jauh ke dalam perairan Cilacap. Daerah perairan Cilacap yang sangat rawan terhadap pencemaran minyak yaitu meliputi aliran kanal utama, tepi barat
aliran Kali Donan, dan daerah sekitar pesisir Pantai Cilacap. Lebih dari itu, tumpahan minyak pada musim timur dapat memasuki daratan melalui aliran
sungai Kaliyasa yang mengalir membelah daratan Cilacap. Pola sebaran lapisan
93 minyak yang bergerak menuju ke dalam perairan Cilacap menyebabkan risiko
kerawanan pencemaran minyak terhadap perairan Cilacap pada musim timur lebih tinggi dan lebih persistent dibandingkan pada musim barat.
Pada keseluruhan proses pelapukan yang terjadi pada semua jenis minyak, lapisan aspal memiliki total ketebalan lapisan tertinggi yaitu lebih dari 192 mm.
Lapisan minyak avtur dan minyak mentah memiliki ketebalan mencapai lebih dari 144 mm, sementara diesel memiliki ketebalan lapisan terkecil yaitu lebih dari
0.0288 mm. Lapisan minyak tersebut memiliki ketebalan yang berbeda-beda dikarenakan mengalami proses pelapukan dengan tingkat berbeda pula.
4.5. Hasil Pemodelan Proses Pelapukan Tumpahan Minyak di Laut