22 laut berada pada posisi tertinggi flood tide, posisi terendah ebb tide, menjelang
pasang dan menjelang surut pada kondisi pertengahan Mean Sea Level.
Gambar 5. Diagram Alir Pemodelan Sebaran Tumpahan Minyak di Perairan
Cilacap dengan Menggunakan DHI Software Mike 21
3.4.1. Lokasi Pemodelan
Dalam memutuskan area yang tercakup dalam model, harus pula dipertimbangkan lingkup area, posisi dan tipe dari batas model hidrodinamika
yang akan digunakan. Model sebaran tumpahan minyak dibangun dengan skenario di lokasi yang memungkinkan terdapat sumber buangan atau tumpahan
minyak masuk ke dalam perairan Cilacap. Desain domain pemodelan berbentuk empat persegi panjang dengan posisi geografis terletak pada 7°46’23” LS -
7°41’20” LS dan 108°59’01” BT - 109°03’51” BT ditunjukkan pada Gambar 6.
23 Daerah perairan yang dimodelkan meliputi aliran Kali Donan, Muara Sungai
Serayu, alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Intan, dan Teluk Penyu. Dalam domain ini digunakan proyeksi WGS 1984 UTM Zone 49S. Domain dibagi ke
dalam grid 8850 x 9350 sel dengan lebar ∆x = ∆y = 10 meter.
Gambar 6. Domain Dasar Pemodelan Tumpahan Minyak di Perairan Cilacap
dengan Menggunakan Program Mike21
3.4.2. Syarat Batas
Syarat batas area pemodelan ditentukan oleh variasi tinggi muka laut yang terdiri dari dua bagian yaitu, syarat batas tertutup dan syarat batas terbuka.
3.4.2.1. Syarat Batas Tertutup
Syarat batas tertutup pada area model yaitu berupa garis pantai dimana massa air tidak memungkinkan untuk melewatinya. Berikut ini merupakan lokasi
dari syarat batas tertutup pada area model :
24 a
Bagian utara : garis pantai pesisir Cilacap dan Daerah Aliran Sungai DAS Donan.
b Bagian selatan : garis pantai pesisir Pulau Nusakambangan.
c Bagian barat : Daerah Aliran Sungai DAS Donan.
3.4.2.2. Syarat Batas Terbuka
Syarat batas terbuka adalah batas daerah pada model yang berbatasan dengan laut terbuka. Pada area model ini, syarat batas terbuka yaitu antara lain:
a Bagian selatan : garis lurus yang ditarik sejajar dengan Pulau
Nusakambangan b
Bagian barat : garis lurus yang memotong aliran Sungai Serayu c
Bagian utara : garis lurus yang memotong aliran Kali Donan d
Bagian timur : garis lurus yang memotong perairan Teluk Penyu
3.4.3. Waktu Pemodelan
Waktu pemodelan hidrodinamika terdiri dari dua musim, yaitu musim barat dan musim timur. Pemodelan hidrodinamika pada musim barat dimodelkan
pada bulan Februari 2007, sedangkan pemodelan pada musim timur dimodelkan pada bulan Agustus 2007. Waktu pemodelan untuk musim barat yaitu tanggal 1
Februari 2007 hingga 28 Februari 2007. Sedangkan waktu pemodelan untuk musim timur yaitu tanggal 1 Agustus 2007 hingga 28 Agustus 2007.
3.4.4. Skenario Tumpahan Minyak
Dalam pemodelan ini terdapat beberapa skenario sumber tumpahan minyak yang berpotensi mencemari perairan Cilacap. Minyak yang akan
dimodelkan tumpah dan mencemari perairan Cilacap antara lain avtur, solar
25 diesel, minyak mentah crude oil dan aspal. Sumber tumpahan minyak
diskenariokan mengeluarkan minyak dalam jenis, jumlah flux, dan waktu tertentu. Skenario yang disajikan dalam Tabel 2 telah disesuaikan dengan kondisi
tumpahan yang memungkinkan terjadi berdasarkan dari data perkapalan setempat.
Lokasi terjadinya tumpahan masing-masing minyak ditampilkan pada Gambar 7 di bawah ini .
Gambar 7. Lokasi Skenario Sumber Tumpahan Minyak di Domain Perairan
Cilacap
Tabel 2. Informasi Lokasi, Jumlah Tumpahan dan Waktu Pengeluaran Skenario Model Tumpahan Minyak di Perairan Cilacap Sumber
Bujur BT Lintang
LS Lokasi
Potensi Jenis
Minyak Jumlah
Tumpahan [m
3
] Discharge
[m
3
s] Waktu
[menit]
1 108°5924 07°4617 Teluk Penyu
Tanker karam Avtur
1800 1.5
25 2 108°5910
07°4615 Jetty Area 70 Tabrakan tanker
Avtur 1800
3 10
3 108°5916 07°4619 Jetty CIB
Kebocoran loading Avtur
300 0.5
10 4 108°5924
07°4617 Teluk Penyu
Tanker karam Crude Oil
1800 1.5
25 5 108°5910
07°4615 Jetty Area 70 Tabrakan tanker
Crude Oil 1800
3 10
6 108°5916 07°4619 Jetty CIB
Kebocoran loading Crude Oil
300 0.5
10 7 108°5905
07°4609 Dermaga umum
Tabrakan tongkang Diesel
900 1.5
10 8 108°5912
07°4615 Jetty Area 70 Limbah dermaga
Diesel 688.84
0.0003 konstan
9 108°5906 07°4607
Dermaga umum Limbah dermaga
Diesel 65.3184
0.000027 konstan
10 108°5916 07°4607
PPSC Limbah kapal nelayan
Diesel 18.6624
0.000008 konstan
11 108°5905 07°4559 Jetty Area 60
Tabrakan tanker Asphalt
600 0.5
20
2 6
27
3.5. Parameter Pemodelan
3.5.1. Parameter Hidrodinamika
Parameter hidrodinamika diawali dengan membuat batimetri pada program Mike 21 sebagai domain model. Perairan Cilacap memiliki nilai batimetri yang
bervariasi dengan kisaran kedalaman laut berada di antara nol hingga 25 meter di bawah permukaan laut. Posisi batas selatan dan timur domain berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia. Kontur batimetri menunjukkan nilai tertinggi pada perairan di sekitar kedua batas tersebut yang ditunjukkan dengan warna
ungu. Warna tersebut menunjukkan kisaran kedalaman antara 24 – 25 meter di bawah permukaan laut. Nilai kedalaman semakin mengalami penurunan saat
perairan mendekati garis pantai. Perairan pada batas barat maupun utara domain masing-masing berbatasan langsung dengan aliran Sungai Serayu dan Kali Donan.
Kedalaman perairan di kedua batas domain tersebut memiliki nilai yang rendah yang ditunjukkan dengan warna kontur hijau dan jingga. Kontur batimetri di
perairan Cilacap disajikan pada Gambar 8. Kontur kedalaman laut di perairan Teluk Penyu terlihat semakin merapat
saat mendekati garis pantai. Perairan Kali Donan memiliki kontur kedalaman yang rapat dengan kisaran kedalaman bernilai antara 0.88 – 10.56 meter di bawah
permukaan laut. Kedalaman perairan di bagian tengah aliran Kali Donan serta di sekitar kolam dermagapelabuhan dibuat lebih besar hingga mencapai -11.44
meter. Alur pelayaran Tanjung Intan di sepanjang kanal utama memiliki morfologi dasar laut yang lebih curam dengan kontur kedalaman yang lebih rapat.
Kedalaman laut di sepanjang alur pelayaran tersebut berkisar antara 1.76 – 20.73 m di bawah permukaan laut dan terletak memanjang hingga ke perairan Teluk