Musim Timur Hasil Pemodelan Proses Pelapukan Tumpahan Minyak di Laut

100 Dari penjelasan diatas, dapat diketahui pola proses pelapukan lapisan minyak dari masing-masing parameter yaitu nilai evaporasi, disolusi, dispersi vertikal dan emulsifikasi. Pada satu jam pertama setelah terjadinya tumpahan, lapisan avtur terlihat belum menyebar luas dari lokasi sumber. Luas permukaan lapisan minyak yang kecil menyebabkan proses pelapukan tidak dapat terlihat jelas. Pada jam ke-12, telah terlihat nilai pelapukan pada masing-masing parameter. Nilai tersebut semakin meningkat pada time step jam ke-24, kecuali pada proses dispersi vertikal. Selain itu, nilai exceedance frequency lapisan minyak pada time step tersebut juga mengalami penurunan. Setelah Jam ke-96, lapisan avtur tersebut tidak lagi mengalami proses pelapukan disebabkan seluruh lapisan minyak telah terbawa arus keluar dari domain model perairan Cilacap. Nilai yang terlihat pada time step tersebut hanya exceedance frequency yang kini memiliki nilai sangat kecil. Semakin mengecilnya laju perubahan konsentrasi fraksi lapisan minyak disebabkan karena komponen kimia yang terkandung di dalam lapisan minyak sebagian besar telah mengalami pelapukan.

4.5.2. Musim Timur

4.5.2.1.Jam ke-1 Gambar 49 merupakan sebaran serta proses pelapukan lapisan avtur yang tumpah di perairan Cilacap setelah jam ke-1 pada bulan Agustus 2007. Terdapat tiga sumber tumpahan minyak yang diasumsikan tumpah ke laut dimana jenis minyak, lokasi dan jumlah tumpahannya sama seperti pada musim barat. Lapisan minyak pertama berada di pantai selatan Cilacap dengan panjang lapisan mencapai 600 meter. Lapisan minyak kedua berada di sekitar mulut kanal utama dengan panjang lapisan mencapai 400 meter. Sedangkan lapisan minyak 101 ketiga masih berada di tengah-tengah perairan Teluk Penyu dengan panjang lapisan mencapai 400 meter. Proses penguapan yang terjadi pada bagian tengah lapisan avtur yang pertama mencapai 0.0062 mm, sedangkan ketebalan evaporasi pada lapisan kedua berada di bawah 0.0006 mm dan pada lapisan ketiga mencapai 0.0019 mm. Proses evaporasi pada lapisan pertama lebih besar dibandingkan dengan lapisan lainnya. Proses disolusi pada lapisan avtur pertama memiliki ketebalan antara 1.9 x 10 -7 mm hingga 2.1 x 10 -7 mm. Lapisan avtur kedua dan ketiga masing-masing memiliki ketebalan di bawah 3 x 10 -8 mm dan 7 x 10 -8 mm dalam proses disolusi. Hal ini berbanding lurus dengan tingkat evaporasi serta proses dispersi vertikal yang terjadi pada masing-masing lapisan minyak. Proses dispersi vertikal pada lapisan minyak yang pertama sebagian besar memiliki ketebalan di atas 6.9 x 10 -5 mm. Lapisan minyak kedua mengalami proses dispersi vertikal sebanyak 5.7 x 10 -6 – 6.3 x 10 -6 mm, dan lapisan minyak ketiga mencapai lebih dari 6.9 x 10 -6 mm pada bagian tengah lapisan. Tingkat emulsifikasi pada bagian tengah lapisan minyak pertama mencapai 225 - 250 mm. Sementara itu, lapisan minyak kedua mengalami proses emulsifikasi dengan ketebalan di bawah 25 mm. Lapisan minyak ketiga mengalami proses emulsifikasi dengan ketebalan antara 75-100 mm. Lapisan minyak pertama mengalami proses emulsifikasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan proses emulsifikasi yang terjadi pada lapisan minyak kedua dan ketiga. j s l t G 4 C L t t Laju jam pertama seluruh lapis lapisan miny tersebut teru Gambar 49. 4.5.2.2.Jam Seba Cilacap sete Lapisan avtu tergabung de tersebut men perubahan k a menunjukk san yang tum yak mengala us mengalam Sebaran ser Cilacap pad ke-12 aran serta pro lah jam ke-1 ur kedua yan engan lapisa nyebar menu konsentrasi f kan tingkat y mpah. Hal in ami proses pe mi perubahan ta Proses Pe da Bulan Agu oses pelapuk 12 pada bula ng berasal da an avtur yang uju ke dalam fraksi lapisa yang tinggi, y ni disebabka elapukan seh n. elapukan Lap ustus 2007 kan lapisan a an Agustus 2 ari kebocoran g pertama. G m kanal utam an minyak jen yaitu lebih b an pada awal hingga kons pisan Avtur J avtur yang tu 2007 disajika n pengisian Gabungan da ma. Panjang l nis avtur pad besar dari 18 l mula tumpa entrasi lapis Jam ke-1 di umpah di per an dalam Ga muatan tank ari kedua lap lintasan gabu 102 da satu di ahan, an minyak Perairan rairan ambar 50. ker telah pisan ungan l k m p t s G y a lapisan miny kanal utama menempuh p Prose pantai timur tersebut men sedangkan la Gambar 50. Prose yang berasal avtur lainnya yak tersebut a. Lapisan m perjalanan se es penguapa r Cilacap. La ngalami evap apisan miny Sebaran ser Cilacap pad es disolusi m l dari kapal t a hampir tid mencapai em minyak ketiga epanjang du an terjadi teru apisan miny porasi denga ak lainnya m ta Proses Pe da Bulan Ag memiliki kete tanker karam dak terlihat a mpat km dan a telah menc a km dari tim utama pada yak yang mem an ketebalan mengalami ev elapukan Lap gustus 2007 ebalan tertin m yaitu di ata danya prose n menyebar capai pantai mur ke barat lapisan miny miliki panjan n antara 0.006 vaporasi di b pisan Avtur J nggi terutama as 2.3 x 10 -7 s disolusi di di tepi utara Cilacap den t. yak yang ber ng hampir 60 62 - 0.0068 bawah 0.001 Jam ke-12 d a pada lapisa mm. Pada l ikarenakan lu 103 a alian ngan rada di 00 meter mm, 12 mm. di Perairan an minyak lapisan uas 104 permukaannya telah mengecil atau memiliki ketebalan disolusi di bawah 5 x 10 -8 mm. Lapisan minyak di timur pantai Cilacap masih mengalami dispersi vertikal dengan ketebalan di bawah 1 x 10 -6 mm. Proses emulsifikasi tertinggi terjadi pada lapisan minyak di sisi timur pantai Cilacap dengan ketebalan lebih dari 275 mm. Lapisan minyak lainnya mengalami emulsifikasi dengan ketebalan di bawah 50 mm. Laju perubahan konsentrasi fraksi tertinggi terjadi pada lapisan minyak di pantai timur dan selatan Cilacap hingga mencapai 15. 4.5.2.3.Jam ke-24 Sebaran serta proses pelapukan lapisan avtur yang tumpah di perairan Cilacap setelah jam ke-24 pada bulan Agustus 2007 disajikan dalam Gambar 51. Lapisan minyak yang menyebar memasuki Sungai Kaliyasa melalui dermaga nelayan. Proses penguapan pada lapisan minyak tidak lagi terlihat, terkecuali pada lapisan minyak yang berada di dalam aliran Sungai Kaliyasa yang berada pada kisaran 0.0062 - 0.0068 mm. Hal yang sama juga tejadi pada proses disolusi dimana ketebalannya mencapai lebih dari 2.3 x 10 -7 mm. Proses dispersi vertikal tidak lagi terlihat nilainya, namun proses emulsifikasi masih berlangsung dengan ketebalan antara 250 - 275 mm pada lapisan minyak di aliran Sungai Kaliyasa. Diperkirakan proses dispersi vertikal tersebut masih berlangsung namun memiliki ketebalan di bawah nilai kisaran terendah skala. Laju perubahan konsentrasi fraksi lapisan minyak di sekitar aliran kanal berada di bawah 1, sedangkan lapisan minyak yang berada di Teluk Penyu m S l p G l m b J d m masih meng Selanjutnya lapisan avtur pelapukan. Gambar 51. Dari lapisan avtur model diban besar pada m Jam ke-1, la dibandingka meskipun ju alami laju p sebaran lapi r tersebut tel Sebaran ser Cilacap pad penjelasan d r lebih cepat ndingkan den musim timur apisan minya an dengan tin umlah tumpa erubahan ko isan avtur in lah hilang da ta Proses Pe da Bulan Ag di atas dapat t hilang atau ngan musim r mempercep ak pertama m ngkat pelapu ahan lapisan onsentrasi fra ni tidak meng ari kolom pe elapukan Lap gustus 2007 t disimpulka u meninggalk barat. Kece pat proses pe memiliki ting ukan pada lap minyak pert aksi minyak galami perub erairan Cilac pisan Avtur J an bahwa pad kan permuka epatan angin elapukan lap gkat pelapuk pisan minya tama memili sebesar 5 bahan lagi di cap karena m Jam ke-24 d da musim tim aan laut pada n yang bertiu isan minyak kan paling tin ak kedua dan iki nilai yang 105 . ikarenakan mengalami di Perairan mur a domain up lebih k. Pada nggi jika n ketiga g sama 106 dengan jumlah tumpahan lapisan ketiga. Tingginya nilai pelapukan pada lapisan minyak pertama dikarenakan lapisan minyak tersebut mendapat pengaruh dari posisinya yang dekat dengan daratan. Perairan yang dekat dengan daratan umumnya lebih dangkal dan lebih cepat menerima bahang. Selain itu perairan yang berada dekat dengan daratan juga lebih banyak mengalami turbulensi akibat gesekan dasar. Turbulensi tersebut dapat meningkatkan luas permukaan lapisan minyak sehingga mempercepat proses pelapukan. Tingginya tingkat pelapukan yang terjadi serta kondisi kecepatan arus pada kanal yang cukup besar menyebabkan volume lapisan minyak tersebut cepat berkurang. Kondisi yang sama juga terjadi pada lapisan minyak kedua dan terlihat pada time step Jam ke-12. Lapisan minyak ketiga pada time step tersebut justru memiliki nilai pelapukan yang paling tinggi. Pada time step tersebut, lapisan minyak ketiga baru saja sampai ke tepi pantai Cilacap. Selanjutnya pada jam ke- 24, hanya lapisan minyak ketiga saja yang masih berada dalam domain model dan mengalami proses pelapukan. Proses pelapukan yang terjadi pada lapisan minyak memiliki nilai yang sama dengan jam ke-12 sebelumnya, kecuali pada nilai exceedance frequency yang semakin menurun. Setelah jam ke-24 tersebut, lapisan avtur tidak lagi terlihat berada di dalam kolom perairan.

4.6. Pembahasan Proses Pelapukan Tumpahan Minyak di Laut