55
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Verifikasi Hasil Pemodelan
4.1.1. Verifikasi Angin
4.1.1.1. Musim Barat
Kecepatan angin masukan model memiliki nilai maksimum pada bulan Februari 2007 sebesar 4.2 meterdetik dengan arah menuju timur laut dan nilai
minimum sebesar 0.25 meterdetik dengan arah menuju timur. Rata-rata kecepatan angin masukan model pada bulan tersebut adalah 1.90 meterdetik.
Grafik nilai kecepatan serta arah angin masukan model selama bulan Februari 2007 di Cilacap ditunjukkan pada Gambar 16. Kecepatan angin hasil pengukuran
lapang di Stasiun Meteorologi Cilacap pada bulan yang sama memiliki nilai maksimum sebesar 6.18 meterdetik dengan arah menuju tenggara dan nilai
minimum sebesar nol meterdetik. Nilai rata-rata kecepatan angin hasil
pengukuran insitu yaitu sebesar 1.19 meterdetik. Nilai kecepatan serta arah angin
insitu selama bulan Februari 2007 di Cilacap ditunjukkan pada Gambar 17.
Gambar 16. Arah [°] dan Kecepatan Angin [ms] Masukan Model pada Musim
Barat 2007 di Perairan Cilacap
56
Gambar 17. Arah [°] dan Kecepatan Angin [ms] Insitu pada Musim Barat 2007 di
Perairan Cilacap Pada bulan Februari 2007, angin masukan model maupun hasil
pengukuran insitu bertiup dengan kecepatan dan arah yang bervariasi Gambar 18. Angin masukan model yang bertiup ke arah timur memiliki frekuensi
tertinggi yaitu lebih besar dari 20. Frekuensi angin yang mengarah ke tenggara sekitar 20, sedangkan frekuensi angin yang bertiup ke arah selatan kurang dari
15. Kecepatan angin tertinggi, yaitu pada kisaran empat hingga lima meterdetik terutama terjadi saat angin sedang bertiup ke arah timur dan timur
laut. Angin hasil pengukuran insitu dominan bertiup ke arah selatan dengan
frekuensi bertiup lebih dari 50. Kecepatan angin yang bertiup ke arah tersebut sebagian besar berada pada kisaran nol sampai satu meterdetik. Sementara itu
angin yang bertiup ke arah lainnya pada musim yang sama umumnya memiliki intensitas masing-masing sekitar lebih kurang 10. Kecepatan angin tertinggi
yaitu di atas lima meterdetik terjadi pada saat arah angin sedang bertiup ke tenggara.
57 INPUT MODEL
INSITU
Gambar 18. Windrose Arah dan Kecepatan Angin Masukan Model dan Insitu
pada Musim Barat 2007 di Perairan Cilacap Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa data angin yang menjadi
masukan model memiliki pola yang cukup berbeda dengan data angin hasil pengukuran lapang BMKG. Data angin yang digunakan untuk masukan model
memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dari data angin insitu. Salah satu faktor penyebab perbedaan nilai kedua data tersebut yaitu terdapat perbedaan metode
pengukuran arah dan kecepatan angin antara IFERMER dan BMKG. Selain itu, perbedaan interval pengukuran antara IFREMER dan BMKG akan mempengaruhi
data angin yang dihasilkan. Interval pengukuran yang lebih rapat akan memperbesar keakuratan data angin yang dihasilkan. Nilai data masukan model
yang lebih besar dapat memperbesar data hasil keluaran. Data angin yang digunakan untuk model memiliki frekuensi arah bertiup
hampir merata ke segala arah terutama ke arah timur dan tenggara, sedangkan data
58 angin hasil pengukuran lapang memiliki nilai intensitas yang cenderung dominan
ke arah selatan.
4.1.1.2. Musim Timur