Kandungan logam berat timbal Pb dalam kerang hijau

berat dalam perairan maka semakin tinggi pula kandungan logam berat pada sedimen dan yang terakumulasi dalam hewan air tersebut. Kandungan timbal pada ketiga stasiun termasuk tinggi. Banyaknya kandungan ini disebabkan akumulatif dengan jangka waktu yang lama dan terus menerus pada sedimen yang mempunyai sifat relatif menetap atau tidak bergerak pada daerah lokasi penelitian ini. Kondisi nilai kandungan logam berat Pb di dalam sedimen selama pengamatan nilainya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan yang terdapat pada kolom perairan. Hal ini diduga karena adanya laju proses pengendapan atau sedimentasi yang dialami oleh logam berat. Dalam hal ini logam berat yang terdapat pada kolom air akan mengalami proses penggabungan dengan senyawa – senyawa lain, baik yang berupa bahan organik maupun bahan anorganik, sehingga berat jenisnya menjadi lebih besar yang akan mempengaruhi laju proses pengendapan atau sedimentasi. Hal ini menunjukkan bahwa sedimen merupakan tempat proses akumulasi logam berat di sekitar perairan laut. Hal ini sesuai dengan Mance 1987 yang mengatakan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang ada pada kolom perairan. Hal ini disebabkan logam berat yang masuk ke dalam kolom perairan akan diserap oleh partikel-partikel tersuspensi. Apabila konsentrasi logam berat lebih besar dari daya larut terendah komponen yang terbentuk antara logam dan anion yang ada di dalam air,seperti karbonat, hidroksil atau khlorida, maka logam tersebut akan diendapkan Lindquist et.al, 1984.

4.2.3. Kandungan logam berat timbal Pb dalam kerang hijau

Menurut Caspers 1975, unsur logam berat yang terdapat dalam air laut akan terakumulasi dalam tubuh organisme perairan. Logam berat yang masuk ke tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi, sehingga cenderung menumpuk di dalam tubuhnya. Konsentrasi logam berat dijumpai lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi dalam tingkatan trofik Nybakken, 1992. Masuknya Pb secara kontinyu ke dalam perairan akan meningkatkan konsentrasinya sehingga dapat menyebabkan bioakumulasi pada biota perairan Palar, 1994. Nilai konsentrasi logam Pb dalam kerang hijau di perairan Muara Kamal berkisar antara 41,387 – 43,023 mgl. Tingginya kandungan timbal Pb dalam kerang berhubungan dengan tingginya kandungan Pb di dalam air dan sedimen, dimana kerang akan menyaring dan mengadsorpsi ion – ion atau senyawa Pb yang ada di lingkungan sekitarnya dan terakumulasi dalam tubuhnya. Hal ini sesuai dengan Palar 1994 yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi logam berat dalam perairan maka semakin tinggi pula konsentrasi logam berat dalam kerang hijau yang hidup di dalamnya. Gambar 6. Grafik nilai kandungan Timbal Pb dalam kerang hijau di setiap stasiun Kandungan Pb dalam kerang lebih tinggi dibanding pada air dan sedimen. Kandungan Pb dalam kerang berasal terutama dari rantai makanan, seperti yang diketahui bahwa kerang bersifat penyaring plankton filter feeder dan pemakan detritus detrivora. Fitoplankton yang merupakan awal dari rantai makanan mengabsorpsi ion – ion logam Pb yang terlarut dalam air, kemudian fitoplankton dimakan oleh zooplankton, zooplankton dimakan oleh organisme kecil dan selanjutnya dimakan oleh organism yang lebih besar Hutagalung, 1991. Kecenderungan kerang hijau untuk menyimpan atau mengakumulasi logam berat dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama yakni bisa berlangsung selama hidupnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh proses fisiologis dalam tubuh kerang hijau itu sendiri. Dalam proses metabolisme tubuhnya akan mengolah atau mentransformasi setiap bahan racun logam berat yang masuk, sehingga akan mempengaruhi daya racun atau toksisitas bahan tersebut logam berat. Logam berat yang telah mengalami bio-transformasi dan tidak dapat diekskresikan atau 43,023 42,981 41,387 40 41 42 43 44 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Kon se ntrasi mgl dikeluarkan oleh tubuh umumnya akan tersimpan dalam organ-organ tertentu seperti hepatopankreas, ginjal dan gonad.

4.2.4. Faktor biokonsentrasi