Peningkatan nilai turbiditas pada setiap waktu pengamatan juga mengindikasikan akumulasi metabolit ikan selama transportasi. Nilai turbiditas
memiliki korelasi terhadap nilai TAN, setiap kenaikan nilai TAN akan diiringi juga dengan peningkatan nilai kekeruhan. Akumulasi feses ikan selama
tansportasi akan menyebabkan peningkatan bahan organik dan nilai turbiditas NSCFS 2008. Kandungan partikel terlarut kurang dari 25 mgL tidak
menyebabkan gangguan pada ikan. Adapun pada kandungan padatan lebih dari 400 mgL akan menyebabkan perairan tersebut sangat tidak layak untuk kegiatan
perikanan. Partikel-partikel dalam air dapat mengganggu insang atau menyebabkan kerusakan insang sehingga merangsang ikan untuk memproduksi
mukus secara berlebih. Pada kasus yang berat, ikan dapat mengalami kekurangan oksigen akibat insang tertutup oleh mukus dan partikel-partikel tersuspensi
Irianto 2005.
4.9 Kadar Glukosa Darah
Respon stres pada ikan nila selama transportasi dapat dilihat melalui salah satu parameter pengukuran darah, yaitu nilai glukosa darah. Hasil pengujian
glukosa darah ikan nila uji sebelum dan pasca pengujian cenderung mengalami kenaikan Tabel 4.
Tabel 4 Hasil pengujian nilai glukosa darah ikan nila Konsentrasi
Nilai Glukosa darah mgdL Bobot Ikan g
Awal Akhir
∆ Nilai Glukosa darah
106 142
36 224
0,25 106
154 48
204 0,50
70 156
86 175
0,75 92
118 26
240 Karakteristik darah dapat digunakan untuk mengevaluasi respon fisiologis
ikan Jenkins 2003. Menurut Rachmawati et al. 2010, respon stres pada hewan dapat dilihat dari perubahan kadar hormon kortisol, glukosa darah, haemoglobin,
dan hematokrit. Kisaran nilai glukosa darah sebelum dan pasca pengujian 70-156 mgdL, dimana nilai terendah dan tertinggi glukosa darah yang dicapai
selama pengujian terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 0,50. Selisih terkecil hingga terbesar secara berurutan terhadap nilai glukosa darah ikan nila uji
sebelum dan pasca pengujian terdapat pada perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 0,75, kontrol, 0,25, dan 0,50.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak seluruh tingkatan konsentrasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah yang diuji memberikan pengaruh yang
besar terhadap tingkat stres ikan yang diindikasikan melalui kadar glukosa darah. Level konsentrasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah yang dinilai efektif
mengontrol tingkat stres, yaitu 0,75. Konsentrasi 0,75 dinilai efektif karena memiliki selisih kenaikan kadar glukosa darah yang paling kecil dibandingkan
perlakuan lainnya. Rendahnya selisih kenaikan glukosa darah pada konsentrasi 0,75 diduga
karena ekstrak daun jambu biji daging buah merah memiliki sifat antistres. Salah satu indikator tingkat stres ditunjukkan dari kadar glukosa darah ikan. Hal ini
tentunya memiliki korelasi erat dengan aktivitas tingkah laku ikan selama transportasi Tabel 4. Semakin meningkatnya kadar glukosa mengindikasikan
ikan semakin stres dan berakibat pada tingkah laku ikan yang semakin agresif. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui, bahwa pada konsentrasi 0,75 ikan nila
yang diujikan cenderung memiliki sifat yang lebih tenang dan tidak agresif. Sedangkan pada perlakuan lainnya sifat antistres ekstrak kurang terlihat akibat
konsentrasi yang digunakan terlalu rendah, sehingga aktivitas ikan lebih agresif dan menyebabkan selisih kenaikan glukosa darah lebih besar.
Menurut Sanda et al. 2011, ekstrak daun jambu biji memiliki beberapa komponen seperti tannin, flavonoid, pentasiklik triterpenoid, guajaverin,
kuersetin, dan komponen lain yang memiliki aktivitas menurunkan indeks glikemik darah dan tekanan darah. Ekstrak daun jambu biji memiliki komponen
yang bersifat memberikan efek relaksasi yang sebagian besar penyusunnya adalah terpene dan komponen khusus penyusunnya antara lain, caryophylleneoxide dan
β-selinene yang berpotensi menurunkan pentobarbital sleeping time dan latensi kejang.
Paulo et al. 2009 mengungkapkan, bahwa keberadaan glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh pakan, status simpanan
glikogen hati, stadia perkembangan, dan musim. Nilai glukosa darah selain mencerminkan ketersediaan energi pada ikan juga mengindikasikan level stres
pada ikan. Stres mengakibatkan terjadinya sekresi hormon-hormon dari glandula adrenalin yang menyebabkan meningkatnya kadar gula darah. Cadangan atau
timbunan gula berupa glikogen dalam hati akan mengalami metabolisasi menjadi cadangan energi bagi hewan untuk aktivitas darurat Irianto 2005. Hal serupa
juga diungkapkan Li et al. 2009, yang menyatakan bahwa peningkatan kadar glukosa darah merupakan efek sekunder dari stres yang diperantarai oleh
pelepasan kortikosteroid dan katekolamin. Dalam keadaan stres terjadi peningkatan glukokortikoid yang berakibat pada peningkatan kadar glukosa darah
untuk mengatasi kebutuhan energi yang tinggi pada saat stres.
4.10 Efektivitas Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah