kawasan Timur Tengah, dan Asia Suyanto 2008. Ikan nila diintroduksi dari Taiwan ke Indonesia pada tahun 1969. Jenis-jenis ikan nila yang didatangkan dari
luar merupakan strain unggul dan melalui upaya tersebut diharapkan dapat memperbaiki mutu genetik ikan nila. Varietas strain nila yang didatangkan dari
luar diantaranya, nila bewarna hitam yang didatangkan dari Thailand pada tahun 1989 Chitralada, Filipina pada tahun 1994 dan 1997 GIFT, sedangkan jenis
nila merah didatangkan dari Thailand pada tahun 1989 NIFI. Beberapa nila hasil pemuliaan di Indonesia, antara lain nila gesit, nila nirwana, nila larasati, dan
nila BEST Gustiano Arifin 2010. Ikan nila terkenal sebagai ikan yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan lingkungan hidupnya, misal salinitas. Ikan ini mampu hidup pada kisaran salinitas 0-
35‰. Nilai pH habitat ikan nila, 6-8,5 dengan kisaran pH pertumbuhan optimalnya adalah 7-8. Suhu optimal lingkungan hidup ikan nila,
25-30ºC, sehingga ikan ini cocok untuk dipelihara di daerah dataran rendah hingga dataran yang agak tinggi 500 m dpl Suyanto 2008.
2.3 Moda Transportasi Ikan Nila Hidup
Transportasi atau pengangkutan adalah suatu usaha menempatkan ikan dalam lingkungan baru yang berlainan dengan lingkungan asalnya disertai
perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Faktor yang paling berpengaruh dalam mencapai keberhasilan penanganan ikan hidup adalah
perlakuan saat pengangkutan. Transportasi ikan hidup berdasarkan media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transportasi ikan hidup dengan
menggunakan media air dan transportasi ikan hidup menggunakan media non-air Junianto 2003.
Pengangkutan ikan nila hidup umumnya dilakukan terhadap benih yang sistem pengangkutannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengangkutan sistem
basah terbuka dan sistem basah tertutup. Pada proses pengangkutan sistem terbuka, ikan diangkut menggunakan keramba, setiap keramba dapat diisi air
bersih sebanyak 15 liter dan dapat mengangkut sekitar 5.000 ekor benih yang berukuran 3-5 cm. Metode ini umumnya dilakukan ketika mengangkut benih
dalam jarak dekat. Sedangkan pengangkutan sistem tertutup umumnya dilakukan
untuk transportasi benih dalam jarak jauh, yang memerlukan waktu 4-5 jam. Pada jenis transportasi ini benih diangkut menggunakan kantong plastik. Volume
media pengangkutan terdiri dari air bersih sebanyak 5 liter yang diberi buffer NaHPO
4
.H
2
O sebanyak 9 g Gustiano Arifin 2010. Pengangkutan ikan nila konsumsi umumnya menggunakan metode yang
sama halnya dengan pengangkutan benih. Wadah yang digunakan untuk mengangkut ikan hidup dapat dibuat lebih besar atau lebih banyak, baik dalam
kantong plastik maupun dalam tong plastik. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak boleh terlalu padat. Untuk lama waktu pengangkutan
10 jam kepadatan berkisar 5-6 kgkantong plastik. Apabila jarak yang ditempuh lebih dari 10 jam, maka gas harus diganti setiap 10 jam Gustiano Arifin 2010.
2.4 Fisiologi Ikan Nila selama Transportasi