Pengujian Nilai pH Media selama Transportasi

4.6 Pengujian Nilai pH Media selama Transportasi

Derajat keasaman pH merupakan salah satu parameter penting yang menentukan tingkat kelangsungan hidup ikan. Apabila nilai pH media tidak kondusif, maka akan menimbulkan gangguan kronis pada ikan, antara lain terhambatnya pertumbuhan, stres berkelanjutan hingga kematian. Hasil pengujian aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah terhadap nilai pH media selama transportasi ikan nila disajikan pada Gambar 9. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai pH media transportasi pada masing-masing perlakuan cenderung mengalami kenaikan hingga akhir waktu pengamatan. Peningkatan nilai pH media transportasi mulai terjadi pada menit ke-30 hingga menit ke-120. Kisaran nilai pH media transportasi selama pengujian 5,66-6,53, dimana nilai pH tertinggi dan terendah yang dicapai selama pengujian terdapat perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 0,75. Hasil analisis statistik menunjukkan, bahwa pemberian perlakuan berupa perbedaan konsentrasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah selama transportasi ikan nila memberikan pengaruh yang signifikan P0,05 terhadap nilai pH media transportasi pada menit ke-30, sedangkan pada menit ke-60, 90, dan 120 perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan P0,05 terhadap nilai pH media transportasi. Gambar 9 Grafik perubahan nilai pH selama transportasi; huruf berbeda a,b pada grafik menunjukkan nilai berbeda nyata kontrol ; 0,25 ; 0,50 ; dan 0,75 Perubahan nilai pH yang terjadi selama pengujian masih dalam batas toleransi, walaupun pada menit ke-30 terdapat perlakuan yang berbeda nyata. Hal a b a b 5,60 5,80 6,00 6,20 6,40 6,60 6,80 7,00 30 60 90 120 Nila i pH Waktu menit itu didukung oleh hasil penelitian Ath-thar et al. 2010, yang menyatakan bahwa ikan nila memiliki kisaran toleransi tehadap nilai pH 5-8, dan mampu tumbuh dengan optimum pada pH 7. Nilai pH memiliki pengaruh terhadap ketahanan hidup ikan nila, semakin jauh dari kisaran pH optimal, ketahanan hidup akan semakin berkurang. Sedangkan Mjoun et al. 2010 dalam publikasinya melaporkan bahwa kisaran nilai pH lingkungan ikan nila mencapai 3,7-11, namun kisaran optimum untuk menunjang pertumbuhannya 7-9. Peningkatan nilai pH yang terjadi selama pengujian diduga karena adanya pengaruh akumulasi amoniak dalam media. Amoniak, baik dalam bentuk terionisasi maupun tidak terionisasi merupakan jenis basa lemah yang keberadaannya dalam media air dapat mempengaruhi nilai pH media. Pengaruh total amoniak nitrogen TAN terhadap nilai pH juga ditentukan konsentrasi TAN yang terdapat dalam media. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai TAN kontrol yang terukur dalam media jauh lebih tinggi dibandingkan perlakuan ekstrak, namun tingginya nilai TAN kontrol masih dalam batasan konsentrasi yang rendah sehingga pengaruhnya terhadap nilai pH tidak begitu signifikan. Sedangkan kondisi media yang diberi ekstrak cenderung lebih bersifat basa dibandingkan kontrol Gambar 9. Hal ini diduga akibat pengaruh substansi penyusun ekstrak daun jambu biji yang sebagian besar bersifat basa, sehingga selama pengujian nilai pH media yang diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan nilai pH kontrol. Menurut Sanda et al. 2009, daun jambu biji mengandung komponen flavonoid, yaitu kuersetin. Kuersetin mengandung sejumlah gugus hidroksil bebas dan merupakan senyawa polar Sukarianingsih 2006. Nilai pH yang yang tinggi dan cenderung meningkat pada media juga diduga akibat rendahnya akumulasi CO 2 dalam air akibat pemberian perlakuan ekstrak, sehingga pola respirasi ikan nila uji menurun. Wurts Durborow 1992 mengungkapkan bahwa konsentrasi CO 2 dapat meningkat tinggi akibat hasil respirasi. Gas CO 2 yang dilepaskan organisme akuatik selama respirasi akan berinteraksi dengan air sehingga membentuk asam karbonat yang bersifat dapat menurunkan pH, sebagaimana terlihat dalam reaksi di bawah ini: H 2 O + CO 2 = H 2 CO 3 = H + + HCO 3 - Perubahan nilai pH media yang cenderung meningkat selama pengujian disebabkan oleh keadaan ion hidroksil yang lebih besar dibandingkan ion hidrogen Irianto 2005. Menurut Ath-thar et al. 2010, peningkatan ion hidroksil dapat dipicu dari tingkat ekskresi amoniak yang tinggi selama transportasi. Sedangkan penurunan pH menurut Yada dan Ito 1997, dapat disebabkan oleh tingginya kadar CO 2 dalam perairan. Penurunan nilai pH dapat menyebabkan menurunnya tingkat plasma sodium pada ikan nila, sehingga semakin rendah nilai pH media, maka sintasan ikan akan semakin rendah. Selain itu, Ath-thar et al. 2010 mengungkapkan pula bahwa pada pH asam dan basa, ikan harus beradaptasi lagi untuk dapat hidup, sehingga energi yang ada pada tubuhnya yang seharusnya digunakan untuk tumbuh, digunakan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pH asam dan basa. Susanto et al. 2009; Ath-thar et al. 2010 menyimpulkan bahwa kondisi demikian tentunya dapat mengganggu pertumbuhan ikan nila.

4.7 Pengujian Total Amoniak Nitrogen TAN media selama Transportasi