7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari virus polihedral membentuk bola dengan struktur yang kasar dan kaku, dengan bentuk yang mirip dengan kubah. Jenis dari kapsid polihedral yang paling
umum adalah ikosahedron, dengan 20 sisi yang dimiliki. Sedangkan pada virus komplek, kapsidnya memiliki bentuk yang berbeda yang tidak dapat dimasukkan
ke dalam dua kategori lainnya heliks dan polihedral. Contoh dari virus komplek ini adalah virus cacar, yang memiliki beberapa lapisan penutup termasuk lemak
dan tidak memiliki kapsid yang mudah diidentifikasi Bauman, 2012. Virus dapat bersifat sangat spesifik. Ia menyerang tidak hanya inang
tertentu, tetapi bahkan hanya sel tertentu pada inang. Sebagai contoh, HIV Human Immunodeficiency Virus secara spesifik menyerang situs pembantu
Limfosit-T helper T-limphocytes pada manusia, dan tidak menghasilkan efek pada sel otot maupun tulang manusia. Spesifikasinya bergantung pada ketepatan
afinitas dari protein atau glikoprotein yang berada di permukaan dari sel inang. Sebaliknya, beberapa virus ada yang bersifat sangat umum, menginfeksi berbagai
jenis sel dari berbagai inang yang berbeda. Contoh dari virus general ini adalah virus west nile yang dapat menginfeksi hampir semua spesies dari burung,
beberapa mamalia, dan beberapa reptil Bauman, 2012.
2.1.2 Klasifikasi Virus
Komisi internasional taksonomi virus International Committee on Taxonomy Viruses pada tahun 1966 menetapkan sebuah skema taksonomi untuk
klasifikasi dan identifikasi virus. Famili virus diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan jenis asam nukleatnya, yaitu virus DNA Poxviridae, Herpesviridae,
Adenoviridae, dll dan virus RNA Picornaviridae, Coronaviridae, Retroviridae, Reoviridae, dll. Nama famili secara khusus dapat diturunkan baik dari
karakteristik spesifik dari familinya maupun nama dari suku yang penting dalam famili tersebut. Sebagai contoh, famili Picornaviridae mengandung RNA virus
yang sangat kecil, Hepadnaviridae mengandung DNA virus yang dapat mengakibatkan hepatitis B. Famili Herpesviridae dinamai untuk herpes simplex,
yakni virus yang dapat mengakibatkan herpes pada alat kelamin. Sebutan khas dari virus biasanya diambil dari penamaan umum dalam bahasa inggrisnya yang
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditulis miring, misalnya human immunodeficiency virus dan rabies virus Bauman, 2012.
2.1.3 Replikasi Virus
Virus tidak dapat bereproduksi sendiri karena virus tidak memiliki gen dari semua enzim yang dibutuhkan untuk replikasi, dan juga tidak memiliki
ribosom yang mana sangat berperan dalam sintesis protein. Virus sangat bergantung pada enzim dan organel dari inangnya untuk membentuk virion-virion
baru. Begitu suatu inang berada di bawah kontrol dari genom virus, maka inang tersebut akan dipaksa untuk mereplikasi materi genetik dari virus dan
menerjemahkan protein virus, termasuk kapsomer dan enzim virus Bauman, 2012.
1 Siklus replikasi litik Siklus replikasi dari virus biasanya berakhir pada kematian dan
lisis dari sel inang. Karena dalam siklus ini lisis yang dialami oleh sel merupakan penanda dari sudah dekatnya akhir dari siklus, maka tipe
replikasi ini disebut dengan siklus replikasi litik. Siklus ini terjadi pada kebanyakan bakteriofag, contohnya adalah bakteriofag T4. Secara umum,
siklus ini terdiri atas penempelan dari virion kepada sel inang, pemasukan virion atau genom virus ke dalam sel inang, sintesis dari asam nukleat baru
dan protein viral melalui enzim dan ribosom dari sel inang, pembentukan virion baru dalam sel inang, dan terakhir yaitu pelepasan virion baru dari
sel inang Bauman, 2012. 2 Siklus replikasi lisogenik
Beberapa bakteriofag mengalami modifikasi siklus replikasi dimana sel inang yang telah diinfeksi masih dapat tumbuh dan melakukan
reproduksi normal sampai beberapa generasi sebelum akhirnya mengalami lisis. Siklus ini disebut dengan siklus replikasi lisogenik, dan fage yang
mengalami siklus ini disebut dengan fage lisogenik Bauman, 2012. Contoh fage yang mengalami siklus replikasi lisogenik adalah fage
lambda, yang merupakan parasit dari E. Coli. Adapun siklus lisogenik secara umum diawali dari pemasukkan DNA virus ke dalam sel, di mana
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sel inang tidak mengalami kerusakan dan genom dari fage tidak serta merta mengambil alih kontrol dari sel melainkan bertahan sementara
dalam bentuk inaktifnya yang disebut dengan profage. Profage bertahan dalam bentuk inaktif dengan mengkode protein yang menekan gen dari
profage. DNA virus berfusi dengan DNA dari kromosom sel. Setiap sel mereplikasikan kromosom yang terinfeksi, maka profage akan ikut
terreplikasi. Profage akan dikeluarkan dari kromosom melalui proses rekombinasi atau peristiwa genetik lainnya, yang kemudian memasuki fase
litik kembali induksi. Setelah terjadi induksi, akan terjadi tahapan yang sama dengan siklus litik, yakni diawali dengan sintesis, dilanjutkan dengan
pembentukan, dan diakhiri dengan pelepasan Bauman, 2012.
2.2 Rotavirus