9 sumberdaya ikan sebagai perekat nusa dan bangsa Ditjen Perikanan Tangkap,
2001. Untuk mendukung misi tersebut, maka kebijakan dan strategi yang
diterapkan adalah : 1 peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha penangkapan; 2 peningkatan mutu dan nilai tambah hasil perikanan; 3
pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap; 4 peningkatan pelayanan dan pengendalian perizinan usaha; 5 penyempurnaan peraturan
perundang-undangan di bidang perikanan tangkap; 6 penyempurnaan Sistem Statistik Perikanan Tangkap; dan 7 peningkatan peran Indonesia dalam
organisasilembaga internasional yang terkait dengan perikanan tangkap. Adapun tujuannya yang hendak dicapai adalah : 1 meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan nelayan; 2 menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya; dan 3 meningkatkan kontribusi sub sektor perikanan
tangkap terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sasaran pembangunan perikanan tangkap meliputi : 1 peningkatan
produksi Perikanan Tangkap; 2 volume dan nilai ekspor hasil perikanan tangkap; 3 pengembangan armada penangkapan ikan; 4 penyediaan ikan untuk
konsumsi dalam negeri; 5 penyediaan lapangan kerja atau penyerapan tenaga kerja nelayan; dan 6 peningkatan PNBP.
2.3 Perkembangan Armada, Produksi dan Nilai Hasil Perikanan
Secara umum, pelaksanaan program pembangunan perikanan tangkap selama tahun 2003 menunjukkan hasil yang nyata dan menggembirakan. Hal ini
dapat dilihat dari semakin luas dan terarahnya usaha peningkatan produksi perikanan tangkap, peningkatan konsumsi ikan, ekspor hasil perikanan,
pendapatan nelayan, perluasan lapangan kerja, serta memberikan dukungan terhadap pembangunan di bidang industri dan menunjang pembangunan daerah.
Beberapa indikator makro pencapaian pembangunan perikanan tangkap berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap Indonesia, diuraikan berikut ini.
10
1 Produksi
Pada periode 1999-2003, perkembangan produksi perikanan tangkap meningkat rata-rata 0,04, yaitu dari 4.010.071 ton pada tahun 1999 menjadi
4.691.796 ton pada tahun 2003 Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan produksi perikanan tangkap tahun 1999 – 2003
Wilayah Perairan
Produksi Ton Kenaikan
Rata-rata 1999 2000 2001 2002 2003
Laut 3.682.444 3.807.191
3.966.480 4.073.506
4.383.103 4,47
Perairan Umum 327.627
318.334 310.240
304.989 308.693
- 0,01 Jumlah 4.010.071
4.125.525 4.276.720
4.378.495 4.691.796
0,04
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap, 2005 Dari data di atas terlihat bahwa laju produksi penangkapan di laut lebih
tinggi dibandingkan dengan produksi penangkapan di perairan umum. Dalam periode 1999-2003, produksi penangkapan di laut meningkat rata-rata per tahun
sebesar 4,47 dari 3.682.444 ton pada tahun 1999 menjadi 4.383.103 ton pada tahun 2003. Pada periode yang sama, produksi penangkapan di perairan umum
hanya mengalami penurunan sebesar 0,01 dari 327.627 ton pada tahun 1999 menjadi 308.693 ton pada tahun 2003. Jika dibandingkan dengan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan JTB sebesar 5,12 juta ton, maka produksi tahun 2003 telah mencapai 91,64 dari JTB Ditjen Perikanan Tangkap, 2005.
2 Jumlah Kapal
Peningkatan produksi penangkapan di laut, tidak terlepas dari bertambahnya sarana penangkap ikan yang dioperasikan dan makin majunya
teknologi yang diterapkan sehingga terjadi kenaikan produktivitas. Pada periode 1999-2003, jumlah perahukapal perikanan di laut menunjukkan peningkatan rata-
rata sebesar 4,53, yaitu dari 546.300 unit pada tahun 1999 menjadi 648.554 unit pada tahun 2003; sedangkan pada periode 2002 – 2003 mengalami peningkatan
sebesar 13,51 Ditjen Perikanan Tangkap, 2005. Perkembangan jumlah kapal perikanan Indonesia periode 1999-2003
tersaji pada Tabel 2 berikut :
11
Tabel 2. Perkembangan jumlah kapal perikanan tahun 1999-2003
Jenis Kapal Produksi Ton
Kenaikan Rata-rata
1999 2000 2001 2002 2003
Perahu Tanpa Motor 241.517
230.867 241.714
219.079 250.469 1,31
Perahu Motor Tempel 214.413
218.691 226.807
241.219 278.248 6,85
Kapal Motor 90.370
97.669 106.753
111.034 119.837 7,33
- KM 5 GT 57.768
65.897 70.925
74.292 79.218
8.27 - KM 5 – 10 GT
18.850 19.460
22.641 20.208
24.358 7,34
- KM 10-20 GT 6.792
5.599 6.006
5.866 5.764
-3,59 - KM 20-30 GT
3.439 2.974
3.008 3.382
3.131 -1,84
- KM 30-50 GT 1.516
1.543 781
2.685 2.338
45,82 - KM 50-100 GT
1.038 1.129
1.602 2.430
2.698 28,34
- KM 100-200 GT 756
741 1.295
1.612 1.731
26,16 - KM
≥ 200 GT 211
326 495
559 599
31,84
Jumlah 546.300 547.227
575.274 571.372
648.554 4,53
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap, 2005 Peningkatan rata-rata per tahun jumlah kapal motor terbesar terjadi pada
kapal motor yang berukuran antara 30 – 50 GT sebesar 45.82 yaitu dari 1.516 unit kapal pada tahun 1999 menjadi 2.338 unit kapal pada tahun 2003, disusul
kemudian oleh kapal motor berukuran 200 GT GT 31.84 dan kapal motor ukuran 50 - 100 GT 28,34. Penurunan jumlah kapal terjadi pada kapal motor
ukuran 30 – 50 GT yang mengalami penurunan rata-rata sebesar 12,92 yaitu dari 1.516 unit kapal pada tahun 1999 menjadi 230.360 unit pada tahun 2003
Ditjen Perikanan Tangkap, 2005.
3 Jumlah Nelayan
Pada periode 1999-2003, jumlah nelayan juga terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 1999 nelayan Indonesia mencapai 2.890.054 orang,
maka pada 2003 menjadi 3.857.597 orang Ditjen Perikanan Tangkap, 2005. Dengan demikian, pada kurun waktu tersebut terjadi kenaikan jumlah nelayan
rata-rata 8,15 per tahun. Selengkapnya tersaji pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Perkembangan jumlah nelayan tahun 1999 – 2003
Wilayah Perairan
Produksi Ton
Kenaikan Rata-rata
1999 2000 2001 2002 2003
Laut 2.409.029 2.486.456
2.562.945 2.572.042
3.311.821 8,85
Perairan Umum 481.025
618.405 723.555
574.431 545.776
6,54
Jumlah 2.890.054 3.104.861
3.286.500 3.046.473
3.857.597 8,15
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap, 2005
12 Adanya peningkatan jumlah nelayan cukup menggembirakan karena
menunjukkan bahwa sektor perikanan tangkap terus membuka lapangan kerja. Namun di sisi lain, hal ini juga menjadi fakta yang patut mendapat perhatian
bersama karena jika dibandingkan dengan produksi perikanan maka perbandingan jumlah nelayan dengan skala produksinya menjadi sangat kecil. Sebagai contoh,
pada tahun 2003 produktivitas nelayan hanya 1,36 ton per orang. Artinya, jumlah tangkapan nelayan per hari hanya sekitar 3,73 kg saja. Gambaran selengkapnya
tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Produktivitas nelayan tahun 1999 – 2003
Uraian 1999 2000
2001 2002
2003
Produksi ton 4.010.071
4.125.525 4.276.720 4.521.400 4.728.320
Jumlah Nelayan orang 2.890.054
3.104.861 3.286.500 3.326.930 3.476.200
Produktivitas Tontahunorang 1,39
1,33 1,30
1,36 1,36
Nelayan Kghariorang 3,80
3,64 3,57 3,72 3,73
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap, 2005 Fakta pada Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa diperlukan beberapa upaya
agar jumlah nelayan mencapai titik yang optimal. Upaya-upaya tersebut antara lain: 1 Relokasi nelayan dari wilayah yang lebih tangkap ke wilayah yang
underutilized ; 2 Meningkatkan kemampuan nelayan artisanal menjadi nelayan
modern melalui modernisasi alat tangkap dan peningkatan daya jelajah kapal; 3 Mengalihkan sebagian nelayan penangkap ke pembudidaya ikan; dan 4
Mengalihkan sebagian nelayan di bidang penangkapan ikan ke pekerjaan lain, terutama yang masih terkait dengan sub sektor perikanan, misalnya bidang
pengolahan dan pemasaran.
2.4 Potensi dan Peluang Pengembangan Perikanan Tangkap