20 hubungan ekologis-biologis dan ekonomi daerah pesisir, pantai, laut, sungai
maupun danau saling terkait satu dengan lainnya. Adanya tumpang tindih juga dapat dilihat dari pemahaman yang sempit
mengenai otonomi daerah, khususnya yang menyangkut kewenangan dalam pengelolaan wilayah laut, baik oleh sebagian aparat di daerah, nelayan maupun
masyarakat luas. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik antar nelayan di beberapa daerah sehubungan dengan perebutan daerah penangkapan, dispute
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi KabupatenKota, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah KabupatenKota, maupun antar
Pemerintah KabupatenKota. Apabila kondisi ini berlangsung terus maka pelaksanaan pembangunan perikanan tangkap sangat dimungkinkan akan
mengalami hambatan.
2.6 Memilih Keputusan yang Terbaik
Dalam pengambilan keputusan akhir sering kali seorang atau sekelompok pengambil keputusan harus mempertimbangkan kriteria majemuk, termasuk
diantaranya pertimbangan-pertimbangan resiko dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi dimasa yang akan datang. Ada beberapa teknik yang bisa dipakai dalam
pengambilan keputusan yang memiliki tujuan majemuk, diantaranya adalah ada beberapa program goal programming, MCDM dll Pujawan, 1995.
Ada banyak pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan ‘multi criteria decision making
’, yang menurut Saaty 1991 secara umum diklasifikasikan dalam tiga pendekatan dasar, yaitu :
1 Metode UtilitasBobot
Metode ini mengekspresikan semua tujuan dalam ukuran yang sama single measure.
Dengan demikian pengambilan keputusan multi tujuan dapat ditransformasikan menjadi model dengan satu fungsi tujuan objective function.
Permasalahan yang ada dari model ini adalah keakuratan tranformasi tujuan- tujuan yang berbeda kedalam satu ukuran yang sama.
2 Metode RankingPrioritas
Metode ini digunakan sebagai ganti untuk mencari nilai utilitasbobot, yaitu dengan menggunakan ranking prioritas untuk menunjukkan derajat
21 kepentingan masing-masing tujuan. Dalam metode ini semua tujuan
dipertimbangkan menurut rangking atau prioritasnya dan tidak perlu ditransformasikan ke dalam satu fungsi tujuan.
Untuk menentukan jenis teknologi penangkapan ikan yang unggul dilakukan dengan metode skoring. Disamping itu dilakukan standarisasi nilai
dengan menggunakan fungsi nilai Haluan dan Triwiji, 1988. Fungsi nilai dilakukan dengan rumus :
Xo Xi
Xo X
x V
− −
=
∑
= =
=
n i
i
Xi Vi
A V
1
Untuk i = 1,2,3,…,n; Vx = Fungsi nilai dari variabel x;
X = Variabel x; Xo = Nilai terburuk kriteria x;
VA = Fungsi nilai dari alternatif A; ViXi = Fungsi nilai dari alternatif pada kriteria ke-i;
Xi = Kriteria ke-i
Penentuan urutan prioritas jenis teknologi penangkapan ikan yang dipilih ditetapkan secara urut dari unit penangkapan ikan yang mempunyai fungsi nilai
tertinggi ke unit penangkapan dengan nilai terendah.
3 Metode Solusi Efisien
Metode ini tidak mempertimbangkan preferensi pengambilan keputusan namun dengan menggeneralisasikan sekumpulan solusi efisiensi dari himpunan
solusi yang memenuhi konstrain. Himpunan solusi efisien adalah himpunan solusi dimana perubahan dari satu solusi ke solusi yang lain secara simultan
menyebabkan perbaikan pada satu atau lebih tujuan dan penurunan sekurang- kurangnya pada satu tujuan dalam nilai pemuasnya. Solusi efisien juga disebut
solusi optimal paretosolusi non dominasi. Pengambilan keputusan akan memilih solusi yang sesuai dengan preferensi diantara himpunan solusi efisien ini.
22
2.7 Tata Laksana Perikanan yang Bertanggung Jawab