Armada penangkapan ikan Keragaan Perikanan Tangkap

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan armada perikanan pelagis di Kabupaten Belitung masih dihadapkan pada beberapa permsalahan yang sifatnya krusial. Permasalahan tersebut dapat menjadi faktor penghambat pengembangan armada di masa yang akan datang jika tidak dilakukan pengkajian secara matang. Permasalahan yang dimaksud mencakup informasi tentang potensi sumberdaya, teknologi penangkapan, sarana dan prasarana pendukung, kegiatan distribusi dan pemasaran komoditas maupun aspek pendukung pengembangan armada seperti kebijakan pemerintah dan peran lembaga keuangan.

5.1 Keragaan Perikanan Tangkap

Kondisi perairan laut Kabupaten Belitung sangat besar dan 20 wilayah perairannya merupakan perairan karang. Dengan kewenangan pengelolaan perikanan sejauh 4 mil maka luas wilayah laut kabupaten ini mencapai 2.925,56 km 2 . Luasnya wilayah perairan kabupaten ini didukung dengan kondisi perairan yang sangat subur karena merupakan daerah terumbu karang serta lokasi pertemuan arus. Dengan kondisi perairan laut tesebut menyebabkan aktivitas penangkapan ikan menjadi kegiatan yang sangat berkembang di wilayah ini.

5.1.1 Armada penangkapan ikan

Armada penangkapan ikan yang digunakan di Kabupaten Belitung umumnya sudah dilengkapi dengan mesin, baik motor tempel maupun in-board. Walaupun demikian, masih ada perahu tanpa motor yang digunakan sebagai sarana penangkap ikan walaupun kecenderungannya tiap tahun menurun. Armada penangkapan ikan yang terdaftar dan beroperasi di Kabupaten Belitung dalam tahun 2005 berjumlah 2.541 unit kapalperahu, yang terdiri dari perahu tanpa motor, kapal motor ukuran kurang dari 5 GT, dan kapal motor ukuran 5 – 10 GT. Armada kapal penangkap ikan didominasi oleh kapal motor ukuran kurang dari 5 GT, yaitu sebesar 1.945 unit atau 76,55 dari total armada yang ada. Selanjutnya diikuti oleh armada perahu tanpa motor sebesar 566 unit 41 atau 22,28 dari total armada, sedangkan sisanya adalah kapal motor dengan ukuran 5 - 10 GT sebanyak 30 unit atau 1,17 dari total armada. Kapal perikanan ukuran di atas 30 GT jarang dijumpai di Kabupaten Belitung, walaupun ada kapal tersebut umumnya berasal dari daerah lain yang melakukan penangkapan di wilayah perairan sekitar Kabupaten Belitung nelayan andon. Kapal-kapal yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis adalah kapal motor yang berukuran 5 – 10 GT dengan menggunakan alat tangkap jaring insang, dan pancing dengan daerah jangkauan disekitar perairan kewenangan Kabupaten. Strategi untuk pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di Kabupaten Belitung adalah dengan menstrukturisasi armada melalui motorisasi dalam arti menggantikan armada kapal ukuran kurang dari 5 GT menjadi kapal ukuran 5-10 GT atau lebih besar dari 10 GT untuk dapat menjangkau daerah penangkapan ikan yang lebih jauh. Tabel 13. Seleksi aspek teknis kapal penangkap ikan di Kabupaten Belitung dengan metode skoring Kapal CPUE tontrip Fungsi Nilai Produktivitas per tahun ton Fungsi Nilai Jarak Jangkauan Penangkapan Fungsi Nilai Total Rataan fungsi Nilai Rank ing Rawai Hanyut 2.736 0.29 15,010 1.00 3 1.00 2.29 0.57 2 Rawai Tetap 2.710 0.25 9,242 0.61 2 - 0.86 0.21 5 Pukat Cincin 2.882 0.53 108 - 2 - 0.53 0.13 6 Jaring Insang Hanyut 2.997 0.71 11,393 0.76 3 1.00 2.47 0.62 1 Jaring Lingkar 3.174 1.00 351 0.02 2 - 1.02 0.25 4 Pancing Tonda 2.559 - 6,154 0.41 3 1.00 1.41 0.35 3 Berdasarkan Tabel 13 di atas, seleksi terhadap aspek teknis 6 enam kapal penangkap ikan yang umum digunakan untuk menangkap ikan pelagis di Kabupaten Belitung dengan metode skoring didapatkan bahwa berdasarkan tingkat CPUE ternyata kapal jaring insang lingkar dan jaring insang hanyut mempunyai nilai fungsi yang paling besar; dari segi produktivitas ternayata kapal rawai hanyut dan jaring insang hanyut mempunyai nilai fungsi yang paling tinggi, sedangkan dari dari segi jarak jangkauan penangkapan kapal rawai hanyut, jaring insang hanyut dan jaring insang hanyut mempunyai nilai fungsi yang tinggi. 42 Secara keseluruhan berdasarkan rataan nilai fungsi, maka dapat diranking sesuai urutan sebagai berikut : kapal jaring insang hanyut, kapal rawai hanyut, kapal pancing tonda, kapal jaring lingkar, kapal rawai tetap dan kapal purse seine. Kapal purse seine yang menempati rangking terakhir perlu dikembangkan dengan cara pengadaan kapal purse seine ukuran di atas 10 GT atau agar dapat beroperasi lebih jauh lagi dari wilayah jalur 1 bahkan sampai ke territorial. Untuk penangkapan ikan pelagis kecil purse seiner merupakan sarana penangkapan yang efektif, khusus untuk purse seiner pelagis besar dapat beroperasi di daerah penangkapan ikan yang telah dipasang rumpon. Rawai hanyut dan jaring insang hanyut mendominasi untuk penangkapan ikan pelagis, baik pelagis kecil maupun pelagis besar. Sebagian besar armada kapal rawai hanyut dan jaring insang hanyut berukuran 5 – 10 GT, bahkan ada yang kurang dari 5 GT. Untuk itu perlu dikembangkan ukuran kapal yang lebih dari 10 GT agar jangkauan penangkapan lebih jauh lagi.

5.1.2 Alat penangkap ikan