Alat penangkap ikan Produksi perikanan

42 Secara keseluruhan berdasarkan rataan nilai fungsi, maka dapat diranking sesuai urutan sebagai berikut : kapal jaring insang hanyut, kapal rawai hanyut, kapal pancing tonda, kapal jaring lingkar, kapal rawai tetap dan kapal purse seine. Kapal purse seine yang menempati rangking terakhir perlu dikembangkan dengan cara pengadaan kapal purse seine ukuran di atas 10 GT atau agar dapat beroperasi lebih jauh lagi dari wilayah jalur 1 bahkan sampai ke territorial. Untuk penangkapan ikan pelagis kecil purse seiner merupakan sarana penangkapan yang efektif, khusus untuk purse seiner pelagis besar dapat beroperasi di daerah penangkapan ikan yang telah dipasang rumpon. Rawai hanyut dan jaring insang hanyut mendominasi untuk penangkapan ikan pelagis, baik pelagis kecil maupun pelagis besar. Sebagian besar armada kapal rawai hanyut dan jaring insang hanyut berukuran 5 – 10 GT, bahkan ada yang kurang dari 5 GT. Untuk itu perlu dikembangkan ukuran kapal yang lebih dari 10 GT agar jangkauan penangkapan lebih jauh lagi.

5.1.2 Alat penangkap ikan

Secara umum eksploitasi potensi sumberdaya perikanan oleh nelayan di Kabupaten Belitung umumnya menggunakan alat penangkap ikan yang terdiri dari kelompok jaring yang terdiri dari purse seine, pukat kantong, jaring insang, jaring angkat,, perangkap dan pancing. Sebaran penggunaan jenis alat tangkap relatif tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Belitung Kelompok jaring mendominasi keragaan alat penangkap ikan yang penyebarannya terbesar oleh nelayan di Kecamatan Sijuk, sedangkan alat penangkap dari kelompok perangkap banyak digunakan nelayan di Kecamatan Membalong. Alat penangkap ikan dari kelompok pancing banyak digunakan nelayan di Kecamatan Membalong, Sijuk, dan Tanjungpandan. Faktor topografi daerah penangkapan diduga menjadi penyebab perbedaan tersebut.

5.1.3 Produksi perikanan

Berdasarkan data statistik perikanan Kabupaten Belitung, selama periode tahun 2004 sampai dengan 2005 terdapat peningkatan produksi hasil tangkapan ikan sebesar 2,00 dari produksi sebelum tahun 2004 sebesar 40.531,14 ton. Dari total produksi yang dihasilkan, lebih kurang 60 merupakan jenis ikan 43 pelagis. Kontribusi produksi terbesar dihasilkan dari Kecamatan Selat Nasik dan selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Membalong, Sijuk, Tanjung Pandan, dan Badau. Beberapa komoditas yang mempunyai nilai ekonomis dari komoditas ikan pelagis, demersal, dan ikan karang, dan cumi-cumi di perairan Kabupaten Belitung berdasarkan metode skoring disajikan pada Tabel 14 berikut. Tabel 14. Seleksi komoditas ikan di Perairan Kabupaten Belitung dengan metode skoring No Nama Komoditi Ikan Nilai Produksi Rp Fungsi Nilai Harga RpKg Fungsi Nilai Wilayah Pemasaran Fungsi Nilai Nilai Tambah Fungsi Nilai Total Rataan Fungsi Nilai Rank ing 1 Bawal Hitam 36,878,450 - 13,339 0.484 2 0.500 1 - 0.98 0.25 6 2 Kuwe 39,789,578 0.032 9,258 0.218 2 0.500 1 - 0.75 0.19 8 3 Kurisi 43,282,690 0.070 6,237 0.021 1 - 1 - 0.09 0.02 9 4 Selar 45,549,681 0.094 5,915 - 1 - 1 - 0.09 0.02 10 5 Kerapu 45,761,308 0.097 21,261 1.000 2 0.500 2 0.500 2.10 0.52 2 6 Kembung 52,386,128 0.169 6,979 0.069 2 0.500 2 0.500 1.24 0.31 4 7 Tongkol 53,597,716 0.182 6,674 0.049 2 0.500 2 0.500 1.23 0.31 5 8 Ikan Merah 62,597,716 0.279 14,831 0.581 1 - 1 - 0.86 0.22 7 9 Cumi- cumi 96,577,400 0.649 9,631 0.242 2 0.500 2 0.500 1.89 0.47 3 10 Tenggiri 128,910,800 1.000 13,203 0.475 3 1.000 3 1.000 3.47 0.87 1 Keterangan : Untuk Wilayah Pemasaran : 1 = Lokal ; 2 = Nasional ; 3 = Internasional Untuk Nilai Tambah : 1 = Rendah ; 2 = Tinggi ; 3 = Sangat Tinggi Berdasarkan data pada Tabel 14 tersebut di atas, dari 10 komoditas terdapat lima jenis komoditas unggulan utama yaitu ikan tenggiri, cumi-cumi, kerapu, kembung, dan tongkol. Komoditi ikan tenggiri yang merupakan sumberdaya ikan pelagis cukup dominan di lokasi penelitian, mengingat ikan tenggiri bernilai ekonomis tinggi sehingga ikan ini sebagian besar pemasarannya dilakukan ke manca negara diantaranya ke Malaysia dan Singapore. 44

5.1.4 Prasarana perikanan