25
3.3 Metode Analisa Data 3.3.1 Analisis deskripsi
Analisis deskripsi yang dilakukan dalam konsep strategi pengembangan armada perikanan pelagis di Kabupaten Belitung adalah menganalisis kondisi
aspek perikanan tangkap di lokasi penelitian yang mencakup sumberdaya perikanan, sarana dan prasarana perikanan tangkap, proses produksi, pengolahan
dan pemasaran.
3.3.2 Analisis finansial
Analisis finansial yang dilakukan dalam usaha pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Belitung meliputi perhitungan biaya investasi, biaya
operasional penangkapan, biaya total, pendapatan total dan keuntungan yang dihitung berdasarkan kriteria investasi seperti, Net Benefit Cost Ratio Net BC,
Net Present Value NPV. 1 Benefit-Cost Ratio
Untuk pengembangan armada penangkapan ikan di daerah Kabupaten Belitung diperlukan suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar
pemikiranpenolakan terhadap kegiatanproyek yang akan dilaksanakan. Salah satunya adalah Benefit Cost Ratio. Pada Benefit Cost Ratio penekanannya
ditujukan kepada manfaat benefit bagi kepentingan umum. Adapun rumus yang digunakan adalah Arifin dan Fauzi, 2001:
BCR = Nilai Sekarang
= Benefit
PV B Nilai Sekarang
PV C Biaya
Biaya C pada rumus di atas dapat dianggap sebagai biaya pertama Cf sehingga rumusnya menjadi :
BCR = PV B
Cf
26 Dimana :
BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya benefit-cost ratio PV B =
Nilai Sekarang Benefit PV C =
Nilai Sekarang Biaya Adapun kriteria BCR akan memberikan petunjuk sebagai berikut :
BCR 1 Usulan proyekKegiatan diterima
BCR 1 Usulan proyekkegiatan ditolak
BCR = 1 Netral
2 Net Present Value NPV
NPV merupakan salah satu teknik Capital Budgeting yang dipergunakan, metode ini mempertimbangkan nilai waktu uang Arifin dan Fauzi, 2001. NPV
dapat dihitung dengan formula berikut :
NPV = Present Cash inflow – Present Value Investasi
Penilaian cash inflow dan cash outflow yang didasarkan atas nilai sekarang atau present valuenya dapat memberikan suatu perbandingan yang lebih tepat dan
aktual dengan mempertimbangkan kondisi saat ini. Suatu usaha dikatakan layak untuk dilakukan jika present value benefit lebih besar dibandingkan present value
cost atau NPV 0. Sebaliknya jika NPV 0, merupakan indikasi bahwa usaha tersebut tidak layak dilakukan karena benefit tidak mampu menutupi cost selama
umur ekonomis proyek.
3.3.3 Analisis SWOT
Peningkatan pendapatan nelayan dan pencapaian tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri hanya dapat dicapai dengan mengoptimalkan produksi
penangkapan, upaya penangkapan dan secara ekonomi menguntungkan. Dalam pencapaian tujuan dimaksud, maka harus dibuat suatu rencana
strategi dan kebijakan yang berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku terutama pada perikanan yang bertanggung jawab yang telah dijabarkan
pada Code of Conduct for Responsible Fisheries FAO, 1995. Hal ini dilakukan agar ikan yang ditangkap ukurannya selektif dan belum mencapai MSY
Maximum Sustainable Yield dan MEY Maximum Economic Yield.
27 Untuk mengetahui strategi dan kebijakan yang akan diambil, maka
dilakukan analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal yaitu kekuatan Strength dan kelemahan Weakness dengan faktor eksternal, yaitu
peluang Opportunity dan ancaman Threats. Hasil identifikasi faktor-faktor tersebut dituangkan dalam matriks IFAS
Internal Strategic Factor Analysis dan matriks EFAS External Strategic Factor Analysis yang diberi bobot sesuai tingkat kepentingan. Kisaran bobot yang
digunakan antara 0,0 – 1,0. Semakin tinggi bobot yang diberikan mengindikasikan faktor tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang semakin tinggi. Selain hasil
identifikasi diberi rating dengan skala mulai 4 out standing sampai dengan 1 poor untuk kekuatan dan peluang, sebaliknya untuk kelemahan dan ancaman
rating yang diberikan merupakan invers dari nilai-nilai tersebut Rangkuti, 2003. Salusu 1996 dalam analisis SWOT menggunakan istilah TOWS, yaitu
ingin mendahulukan analisis ancaman dan peluang untuk melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan faktor-faktor eksternal. Dalam
analisis TOWS ada empat strategi yang ditampilkan. Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. Strategi ST digunakan untuk
menghindari, paling tidak memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar. Strategi WT adalah taktik yang diarahkan pada usaha memperkecil
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Hasil identifikasi factor-faktor internal dan ekstrenal selkajutnya dianalisis
dengan matriks SWOT Strenghts, Weakness, Opportunity, Threat untuk menentukan strategi yang akan diterapkan.
Berdasarkan arah strategi yang akan diperoleh melalui matriks SWOT, dirancang strategi pengembangan armada perikanan pelagis di Kabupaten
Belitung. Analasis SWOT menurut Rangkuti 2003 disajikan pada Tabel 7.
28
Tabel 7. Model matriks analisis SWOT
Sumber : Rangkuti 2003.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan
Strengths S
Kelemahan
Weakness W
Peluang
Opportunities O
Strategi SO
Menciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Ancaman
Threats T
Strategi ST
Menciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Menciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah