Jaring insang Keragaan Armada Penangkapan Ikan Pelagis

47 Pada uraian berikut dibahas keragaan dari masing-masing teknologi penangkapan ikan pelagis yang meliputi unit penangkapan serta metode operasi yang dipergunakan.

5.2.1 Jaring insang

hanyut 1 Kapal Jaring insang merupakan alat tangkap yang bersifat dinamis. Oleh karena itu pengoperasian alat tangkap jaring mutlak dibutuhkan sarana operasi yang berfungsi sebagai wadah menempatkan alat tangkap serta hasil tangkapan. Wahana yang umum digunakan nelayan untuk mengoperasikan jaring adalah kapal kayu dengan dimensi panjang berkisar antara 12,5-15 m; lebar antara 1,6- 2,1 m dan dalam antara 1,3-1,7 m. Berdasarkan dimensi tersebut diketahui GT kapal yang digunakan berukuran antara 4,4-9,9 GT. Jenis material kayu yang biasa dipakai sebagai bahan pembuat perahu meliputi seruk, terutum, leban, asao, resak, dan cempedak. Mesin yang digunakan untuk menggerakkan kapal yaitu mesin inboard berkekuatan 20-120 PK yang berbahan bakar solar. Mesin dengan kekuatan 20-60 PK didominasi oleh merk Jiandong dan Dongfeng sedangkan mesin kekuatan 60- 120 umumnya merupakan hasil modifikasi mesin mobil merk Isuzu Panther dan Mitsubishi PS 100 dan PS 120. Mekanisme pergerakan kapal dimulai dari perputaran mesin yang menggerakkan propeler melalui porosas. Bentuk profil propeler yang umum digunakan adalah ellips dengan dua maupun tiga bilah. Propeler dua bilah dipasang pada mesin berkekuatan kecil sedangkan yang tiga bilah dipasang pada mesin berkekuatan besar. Material yang umum digunakan dalam pembuatan propeler adalah kuningan. Kapal jaring insang di Kabupaten Belitung seluruhnya sudah dilengkapi dengan palkah dan rumah kapal Gambar 8. Palkah kapal berjumlah 1-3 buah dengan volume sebesar 1,52.-5,40 m 2 per palkah. Pada prakteknya palkah hanya dipergunakan sebagai tempat penyimpanan jangkar dan alat tangkap, sedangkan untuk menyimpan hasil tangkapan nelayan menggunakan cool box. Hal ini disebabkan jenis palkah yang digunakan tidak diinsulasi. Posisi palkah terletak pada bagian haluan kapal, tepat di depan rumah kapal. Fungsi utama rumah kapal 48 adalah untuk melindungi nelayan dari panas dan hujan selama trip penangkapan. Oleh karena posisinya yang relatif terlindung maka rumah kapal difungsikan sebagai ruang kemudi pada bagian depan dan dapur pada bagian belakang. Sebagai ruang kemudi, dalam rumah kapal biasanya diletakkan peralatan standar komunikasi dan navigasi seperti kompas, radio komunikasi dan fish finder. Bentuk rumah kapal berbeda-beda ada yang berbentuk kubus dan ada pula yang berbentuk persegi panjang. Variasi tersebut tergantung dari selera pemilik. Dari semua kapal yang diidentifikasi terlihat bahwa rumah kapal selalu diposisikan tepat ditengah-tengah kapal. Gambar 8. Kapal jaring insang hanyut di Kabupaten Belitung 2 Alat Tangkap Jaring insang yang digunakan untuk mengakap ikan pelagis terdiri dari serangkaian badan jaring yang terbuat dari bahan nylon multifilament serta dioperasikan dengan cara dihanyutkan. Dalam sistem klasifikasi Indonesia, alat tangkap yang digunakan nelayan di Kepulauan Bangka Belitung tergolong dalam golongan jaring insang hanyut. Konstruksi umum alat tangkap terdiri atas 4 49 bagian, yaitu: 1 jaring 2 tali ris atas, 3 pelampung, dan 4 pemberat. Untuk setiap operasi penangkapan ikan jaring insang dirangkaikan sebanyak 25-47 pis. Jaring insang hanyut pada bagian jaringnya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu badan jaring dan kaki jaring. Dalam satu bagian jaring perbedaan antara badan jaring dan kaki jaring dengan mudah diidentifikasi dari jenis bahan yang digunakan. Badan jaring terbuat dari benang nylon multifilament berwarna hijau dengan ukuran mata jaring yang digunakan bervariasi antara 3,5-4 inci. Fungsi utama badan jaring adalah tempat tertangkapnya ikan baik secara gilled, snagged, wedged bahkan kadang-kadang tertangkap secara engtangled. Bagian kaki jaring pada prinsipnya merupakan pengganti dari pemberat. Hal tersebut tercermin dari material konstruksi berupa nylon yang telah dilapisi dengan timah. Dalam industri material jaring, bahan yang dimaksud dikenal dengan nama saran. Umumnya tidak ada perbedaan ukuran mata jaring antara bagian badan jaring dan kaki jaring. Satu pis jaring memiliki panjang antara 40-50 m, sedangkan tinggi jaring bervariasi antara 16,5-22 m. Dimensi tinggi jaring sudah merupakan akumulasi bagian badan jaring dan kaki jaring. Adapun rincian tinggi badan jaring berkisar antara 15-18 m sedangkan kaki jaring berukuran antara 1,5-2 m. Tali ris pada alat tangkap jaring insang hanyut berfungsi sebagai tempat melekatnya pelampung dan pemberat. Sehubungan dengan tidak adanya kontruksi tali ris bawah pada jaring maka pemasangan pemberat dilakukan dengan cara digantungkan pada bagian kaki jaring. Tali ris atas dibentuk dari 2 dua utas tali berbahan PE. Seutas tali memiliki diameter besar sedangkan tali yang lainnya berdiameter lebih kecil. Variasi ukuran tali yang digunakan pada setiap jaring insang sangat dipengaruhi selera dari pemilik alat tangkap. Dari hasil pengamatan, nelayan umumnya menggunakan diameter tali 7 mm 2 dan 5 mm 2 . Agar kedua utas tali menyatu dengan baik maka setiap jarak 15-20 cm diikat dengan tali PE diameter 1 mm 2 . Tali ris berdiameter kecil diperuntukkan sebagai tempat melekatnya tali pelampung sedangkan tali ris berdiameter besar digunakan sebagai tempat melekatnya badan jaring. Sementara itu pelampung berfungsi menghasilkan gaya apung sebagai reaksi dari gaya berat yang dihasilkan oleh jaring serta pemberat. Konfigurasi kedua gaya ini memberikan jaminan ketegangan jaring saat dioperasikan. Ada dua 50 jenis pelampung yang dipakai dalam konstruksi jaring di Kepulauan Bangka Belitung yaitu pelampung tanda dan pelampung jaring. Pelampung tanda dibentuk dari bambu yang dikombinasikan dengan styroform pada bagian tengah dan pemberat yang terbuat dari semen pada bagian bawah. Styroform dan pemberat diposisikan pada tempat dimana pelampung dapat mengapung di perairan namun tetap stabil diterpa ombak. Agar mudah terlihat pada saat pengoperasian maka pada bagian atas pelampung tanda dipasang lampu senter atau lampu minyak. Dalam pengoperasian jaring, jumlah pelampung tanda yang digunakan hanya satu buah yang dipasang pada jaring pertama. Pelampung jaring yang dipasang untuk setiap pis jaring insang berjumlah 3-4 buah, tergantung selera pemilik alat tangkap. Jarak pemasangan pelampung berkisar antara 10-12,5 m. Pada bagian ujung jaring jumlah pelampung yang dipasang biasanya lebih banyak. Material pelampung yang umum digunakan terbuat dari plastik berwarna putih berbentuk lonjong dengan variasi demensi panjang dan diameter adalah 10 dan 30 cm serta 15 dan 45 cm. Pelampung diikatkan pada tali ris atas dengan menggunakan tali PE sepanjang 3-6 m dengan diameter tali 5-7 mm 2 . Nelayan di Kabupaten Belitung tidak menggunakan pemberat dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan beranggapan bahwa gaya berat sudah cukup dihasilkan oleh kaki jaring. Jika pemberat dipasang pada alat tangkap, biasanya bobotnya hanya sekitar 250 gr. Sebagai pemberat umumnya digunakan batu. Untuk setiap pis jaring hanya dipasang sebanyak 2 buah pemberat yang diletakkan pada masing-masing ujung jaring. Pemberat dihubungkan ke jaring dengan seutas tali berbahan PE dan berdiameter 2 mm 2 . Panjang tali pemberat tergantung dari keinginan nelayan, namun dari hasil pengukuran umumnya berkisar antara 40-50 cm. Agar alat tangkap tidak hilang, maka dibutuhkan penghubung antara kapal dengan alat tangkap. Konstruksi tali selambar didesain untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai penghubung, tali selambar diikat pada tali ris atas pada satu sisi dan haluan kapal pada sisi lainnya. Bahan tali selambar yang umumnya terbuat dari PE dengan diameter 8-9 mm. Nelayan memiliki preferensi tersendiri terhadap panjang tali selambar yang digunakan namun umumnya berkisar antara 10-17 m. 51 Gambar 9. Ilustrasi pemasangan jaring insang hanyut 3 Nelayan Nelayan merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan. Hal-hal yang menjadi penentu diantaranya skill, jumlah nelayan serta organisasi kerja yang diterapkan. Penangkapan ikan pelagis dengan jaring biasanya dilakukan oleh 4-5 orang nelayan. Namun pada kasus tertentu operasi penangkapan sudah dapat dilakukan meskipun hanya dengan 2 orang nelayan. Sistem kerja yang dibebankan pada masing-masing nelayan berbeda- beda. Seorang nelayan bertugas sebagai nahkoda sekaligus fishing master yang menentukan dimulainya operasi penangkapan. Adapun nelayan lainnya bertugas dalam pengoperasian alat tangkap baik dalam kegiatan penurunan dan penarikan jaring, sortir hasil tangkapan serta penyusunan kembali jaring dalam palkah. Sistem bagi hasil yang berlaku adalah 50 untuk nelayan dan 50 untuk pemilik. Pembagian ini diberlakukan setelah seluruh biaya operasional dikeluarkan dari penerimaan penjualan ikan. Dalam pembagian hasil untuk nelayan, tidak ada perbedaan prosentase pendapatan berdasarkan peranan dalam penangkapan. Nahkoda dan nelayan akan mendapat porsi yang sama terhadap pendapatan bagi hasil. Pada kasus dimana pemilik berperan sebagai nahkoda maka akan diberikan bagi hasil yang berasal dari nelayan dan juga pemilik sehingga pendapatan yang diterima ganda. 52 4 Operasi Penangkapan Ikan Tahapan pengoperasian jaring insang hanyut terdiri atas beberapa tahapan yaitu persiapan, pencarian fishing ground, penurunan jaring setting, perendaman soaking, pengangkatan jaring hauling dan penanganan hasil tangkapan. 1 Tahap persiapan Persiapan operasi penangkapan dilakukan sebelum memulai trip penangkapan. Pada tahap ini dipersiapkan seluruh kebutuhan logistik operasi penangkapan serta pemeriksaan kondisi kapal, mesin dan penempatan alat tangkap yang dilakukan oleh nahkoda. Persiapan kebutuhan logistik yang meliputi solar, es, air tawar dan ransum umumnya dilakukan oleh pemilik kapalnahkoda atau perusahaan yang bermitra dengan nelayan. Jangka waktu persiapan dapat memakan waktu hingga 2 hari karena kendala dalam pengadaan solar dan es. 2 Pencarian lokasi penangkapan Pencarian lokasi tangkapan dipimpin langsung oleh nahkoda yang sekaligus berperan sebagai fishing master. Dalam penentuan lokasi penangkapan, nahkoda mengacu pada kebiasaan pribadi dan pengalaman nelayan jaring insang hanyut lainnya. Lama trip penangkapan berlangsung antara 3-5 hari tergantung lokasi tangkapan yang dituju. 3 Penurunan jaring Bila lokasi penangkapan ikan telah ditemukan dan dianggap potensial maka penurunan jaring siap dilakukan. Penurunan jaring dilakukan pada sore hingga malam hari, yaitu antara pukul 17.30-20.00 WIB. Untuk satu hari operasi umumnya jaring hanya diturunkan satu kali. Teknis penurunan jaring dimulai dengan menurunkan pelampung tanda yang diikuti dengan penurunan badan jaring hingga pelampung terakhir diturunkan. Aktivitas penurunan jaring biasanya dilakukan pada sebelah kanan kapal bagian haluan. Pada akhir tahap setting, tali selambar diikatkan pada bagian haluan kapal. Lama penurunan untuk satu rangkaian jaring sebanyak 40 pis berlangsung selama 30 menit. 4 Perendaman Lama perendaman jaring insang hanyut sangat tergantung pada kondisi bulan. Pada awal bulan lama perendaman hanya berkisar antara 3-4 jam, sedangkan pada akhir bulan perendaman dapat dilakukan hingga 9 jam. Satu hal yang 53 menjadi acuan nelayan dalam menentukan lama perendaman adalah jika bulan mulai timbul maka secepatnya harus dilakukan pengangkatan jaring. Sembari menunggu waktu pengangkatan jaring beragam aktivitas dilakukan oleh nelayan diantaranya istirahat, membersihkan dek kapal dan adapula yang memancing ikan. 5 Penarikan jaring Penarikan jaring umumnya dilakukan sebelum bulan mulai terang. Mekanisme penarikan jaring dimulai dengan pengangkatan pelampung jaring, penarikan badan jaring tiap pis dan diakhiri dengan pengangkatan pelapung tanda. Untuk satu rangkaian jaring sebanyak 40 pis dibutuhkan waktu hauling sekitar 2-3 jam. Waktu tersebut dapat dipersingkat menjadi 1,5-2 jam dengan jalan menarik jaring sambil menjalankan kapal ke arah depan. 6 Penanganan hasil tangkapan Penanganan hasil tangkapan diawali dengan pengambilan ikan yang terjerat pada mata jaring. Ikan-ikan yang telah terlepas diletakkan di geladak kapal sampai seluruh rangkaian jaring dinaikkan ke atas kapal. Sebelum dimasukkan ke dalam cool box, ikan terlebih dahulu disiram dengan air laut dan selanjutnya disortir menurut jenis dan ukuran. Cool box diisi dengan es curah sekitar 1 balok dan disusun sedemikian rupa hingga seluruh bagian tubuh ikan tertutup es. Variasi penanganan lain yang sering dipraktekkan oleh nelayan jaring insang hanyut adalah dengan mencampur es curah dengan air laut. Berdasarkan pengalaman nelayan, dengan metode penanganan tersebut maka setelah 5 hari operasi maka jumlah ikan yang dikategorikan rijek tidak mencapai 10 dari hasil tangkapan. Pada kondisi saat hasil tangkapan melimpah, kegiatan penanganan tidak dapat berlangsung secara optimal karena pembersihan serta pemberian es tidak dapat dilakukan secara total. Pemberian es hanya diperuntukkan bagai ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

5.2.2 Rawai hanyut 1