8 mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah dan mengawetkan
Alhidayat, 2002. Kesteven 1973 mengklasifikasikan usaha perikanan tangkap ke dalam
tiga kelompok, yaitu perikanan subsisten, artisanal dan industri. Perikanan tangkap jenis artisanal dan industri termasuk jenis perikanan yang bersifat
komersial. Pengklasifikasiaan ini didasarkan pada teknologi yang digunakan serta kuantitas dan pemasaran hasil tangkapan.
Industri perikanan sebagai bagian dari sistem bisnis perikanan belum besar peranannya di dalam meningkatkan kesejahteraan petani nelayan. Industri
pengolahan produk perikanan kebanyakan belum mampu memperoleh bahan baku yang dibutuhkan guna mengoperasikan unit usahanya pada tingkat kapasitas
minimum secara kontinyu. Hal ini pada dasarnya karena belum terjalinnya keterkaitan antara industri pengolahan dengan pemasok bahan baku. Tantangan
yang dihadapi di dalam pembangunan industri perikanan tangkap pada dasarnya adalah terwujudnya keberhasilan nelayan dengan industri pengolahan ikan secara
mantap, sehingga mobilisasi pembangunan industri perikanan, seperti industri pengalengan ikan, dan industri pengolahan ikan lainnya, dapat memberikan
peranan yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani nelayan Ditjen Perikanan Tangkap, DKP, 2004.
2.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perikanan Tangkap
Sesuai dengan potensi dan peluang yang dimiliki Indonesia, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan telah menetapkan beberapa misi
pembangunan perikanan tangkap, yaitu : 1 mengendalikan pemanfaatan sumberdaya ikan; 2 meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan; 3
meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil perikanan; 4 menyediakan bahan pangan sumber protein hewani dan bahan baku industri serta ekspor; 5
menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan usaha perikanan tangkap; 6 menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang produktif; 7
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia; 8 mengembangkan kelembagaan dan peraturan perundangan; 9 meningkatkan penerimaan PNBP dan PAD;
10 meningkatkan tertib administrasi pembangunan; dan 11 menjadikan
9 sumberdaya ikan sebagai perekat nusa dan bangsa Ditjen Perikanan Tangkap,
2001. Untuk mendukung misi tersebut, maka kebijakan dan strategi yang
diterapkan adalah : 1 peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha penangkapan; 2 peningkatan mutu dan nilai tambah hasil perikanan; 3
pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap; 4 peningkatan pelayanan dan pengendalian perizinan usaha; 5 penyempurnaan peraturan
perundang-undangan di bidang perikanan tangkap; 6 penyempurnaan Sistem Statistik Perikanan Tangkap; dan 7 peningkatan peran Indonesia dalam
organisasilembaga internasional yang terkait dengan perikanan tangkap. Adapun tujuannya yang hendak dicapai adalah : 1 meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan nelayan; 2 menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya; dan 3 meningkatkan kontribusi sub sektor perikanan
tangkap terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sasaran pembangunan perikanan tangkap meliputi : 1 peningkatan
produksi Perikanan Tangkap; 2 volume dan nilai ekspor hasil perikanan tangkap; 3 pengembangan armada penangkapan ikan; 4 penyediaan ikan untuk
konsumsi dalam negeri; 5 penyediaan lapangan kerja atau penyerapan tenaga kerja nelayan; dan 6 peningkatan PNBP.
2.3 Perkembangan Armada, Produksi dan Nilai Hasil Perikanan