dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W2 dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor
tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak heksana. Kemudian dilakukan refluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga
semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu
lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C, setelah itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan W
3
. Kadar lemak =
Keterangan : W
1
= Berat sampel gram W
2
= Berat labu lemak kosong gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
5 Kadar karbohidrat Winarno 2008
Perhitungan kadar karbohidrat di lakukan dengan cara by difference, yaitu pengurangan dari total kandungan gizi dengan presentase kadar lemak, kadar
protein, kadar air, dan kadar abu. Perhitungan rumus kadar karbohidrat by difference sebagai berikut:
Kadar karbohidrat = 100 - kadar lemak + kadar air + kadar protein + kadar abu
3.3.4 Pengujian profil total mineral Reitz et al. 1987
Prinsip pengujian total mineral yaitu mengetahui nilai absorpsi logam dengan menggunakan metode AAS. Sebanyak 10 gram sampel daging kerang
darah yang sudah dicacah dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 125 ml kemudian ditambahkan 5 ml HNO
3
, didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang di ruang asam. Selanjutnya dipanaskan diatas hot plate dengan suhu 120
o
C selama 4 jam. Penambahan asam nitrat ini bertujuan untuk melarutkan kandungan
anorganik. Sampel dibiarkan selama semalam dalam keadaan tertutup. Setelah dingin sebanyak 0,4 ml H
2
SO
4
ditambahkan ke dalam erlenmeyer yang bertujuan untuk menguapkan kandungan organik pada sampel, lalu dipanaskan diatas hot
plate sampai larutan berkurang atau lebih pekat, biasanya ±1 jam. Sebanyak 2-3 tetes larutan campuran HClO
4
: HNO
3
dengan perbandingan 2:1 kemudian 20
ditambahkan ke dalam sampel. Sampel masih tetap diatas hot plate, karena pemanasan terus dilanjutkan sampai ada perubahan warna dari coklat menjadi
kuning tua lalu berubah lagi menjadi kuning muda, biasanya memakan waktu ±1 jam. Sampel kemudian dipindahkan, didinginkan, dan ditambahkan 2 ml akuades
dan 0,6 ml HCl. Sampel dipanaskan kembali selama ±15 menit agar larut, kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml. Apabila ada endapan disaring
dengan kertas Whatman no.42 sampai didapatkan larutan yang jernih. Sejumlah larutan stok standar dari masing-masing mineral diencerkan
dengan akuades sampai konsentrasinya berada dalam kisaran kerja logam yang diinginkan. Larutan standar, blanko dan contoh dialirkan ke dalam Atomic
Absorption Spectrophotometer AAS merk Shimadzu 7000 dengan panjang gelombang dari masing-masing jenis mineral, kemudian diukur absorbansi atau
tinggi puncak standar, blanko, dan contoh pada panjang gelombang dan parameter yang sesuai untuk masing-masing mineral. Perhitungan kadar mineral dalam
sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut. kadar mineral
g basis basah =
Keterangan : fp = faktor pengenceran w = bobot sampel
3.3.5 Pengujian kelarutan mineral Santoso et al. 2006