Pada tingkat signifikansi α 10 atau 0,10, ternyata nilai probabilitas p 0,10, dengan demikian Ho ditolak atau kebersamaan dan kepuasan pelanggan
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
4.5. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pemahaman nilai-nilai budaya perusahaan memiliki hubungan yang cukup kuat
terhadap kepuasan kerja karyawan, kecuali nilai budaya unggul yang berkorelasi lemah. Namun, hanya terdapat dua variabel dari lima variabel nilai-nilai budaya
perusahaan yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, yaitu nilai budaya kebersamaan dan nilai budaya kepuasan pelanggan. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa kemungkinan penyebab, salah satunya adalah masih kurangnya sosialisasi dan internalisasi, sehingga nilai-nilai budaya tersebut masih
sebatas dimengerti saja, belum menjadi suatu budaya yang terintegrasi dengan kehidupan kerja karyawan.
Nilai-nilai budaya perusahaan akan menjadi lebih efektif apabila didukung oleh peningkatan internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Internalisasi seperti
menempelkan poster pada dinding-dinding kantor, pembuatan buku panduan, pembuatan buku kode etik perusahaan serta Sedangkan proses eksternalnya
seperti yang lazim dilihat, yaitu advertorial di media massa atau pelaksanaan aneka macam acara yang diselenggarakan dalam lingkungan perusahaan. Selain
itu pengefektifan nilai-nilai budaya perusahaan juga bisa melalui penyelarasan kebijakan, prosedur dan strategi, dalam bahasa lain nilai-nilai budaya perusahaan
menjadi code of conduct bagi warga perusahaan dalam berpikir, berucap dan bertindak. Jika karyawan menjalankan dengan benar code of conduct tersebut dan
berujng pada produktivitas, maka karyawan akan mendapatkan hadiah reward dan sebaliknya, jika melanggar maka perusahaan akan memberikan hukuman
punishment. Selanjutnya peningkatan nilai-nilai budaya perusahaan juga dapat mencoba program seperti penyediaan kotak saran dimana kotak saran merupakan
sarana bagi karyawan untuk mencurahkan inspirasi dan pendapatnya bagi perusahaan, sehingga tercipta sarana komunikasi dua arah antara atasan dan
bawahan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan