produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.
2.2.3 Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Menurut Robbins 2003, empat faktor yang kondusif munculnya level tinggi kepuasan kerja karyawan adalah:
1. Pekerjaan yang secara mental menantang. Orang lebih menyukai pekerjaan yang memberikan peluang kepada mereka
untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan keberagaman tugas, kebebasan, dan umpan balik tentang bagaimana kinerja
mereka. Karakteristik-karakteristik tersebut membuat pekerjaan secara mental menantang.
2. Imbalan yang setimpal. Karyawan menginginkan sistem pembayaran dan kebijakan promosi yang
mereka anggap adil, tidak bermakna ganda, dan sesuai dengan harapan mereka. Ketika pembayaran dipandang adil berdasarkan tuntutan pekerjaan,
level keterampilan individu, dan standar pembayaran komunitas, maka kepuasan berpotensi muncul.
3. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli dengan lingkungan kerja mereka untuk kenyamanan pribadi
sekaligus untk memfasilitasi kinerja yang baik. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai kondisi fisik yang tidak
berbahaya atau nyaman. Disamping itu, sebagian besar karyawan lebih menyukai berada dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern, dan dengan
peralatan dan perlengkapan yang memadai. 4. Mitra kerja yang mendukung
Orang lebih sering mengundurkan diri dari satu pekerjaan lebih dari sekedar masalah uang atau pencapaian nyata. Bagi sebagian besar karyawan,
pekerjaan juga memenuhi kebutuhan interaksi sosial mereka. Oleh karena itu, tidak mengejutkan bahwa mitra kerja yang ramah dan mendukung mendorong
kepuasan kerja. Perilaku atasan karyawan juga menjadi penentu penting kepuasan kerja.
2.3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Perusahaan
Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa budaya organisasi atau budaya perusahaan memberikan kontribusi bagi keunggulan perusahaan diantaranya John
P. Kotter dan James L. Hesket yang meneliti 14 perusahaan terbaik di Amerika selama sepuluh tahun mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut
berprestasi karena ditopang budaya yang kuat Lebih lanjut penelitian Kotter dan Hesket mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang unggul ternyata
mempunyai budaya korporat yang kuat dan dengan karakter nilai yang unggul Moeljono, 2007. Selain itu, penelitian D. Moeljono selama dua tahun 2000-
2002 pada BRI yang merupakan salah satu bank BUMN terkemuka di Indonesia menemukan bahwa BRI dapat menjadi bank terbaik dunia yang menduduki
ranking delapan karena ditentukan oleh keunggulan budayanya. Wirawan 2007 menyatakan bahwa budaya perusahaan yang kondusif dapat
menciptakan kepuasan kerja. Selain itu penelitian Kirk L Rogga 2001 juga membuktikan bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan.
2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Soedjono 2003 yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada
Terminal Penumpang Umum di Surabaya dengan menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling
SEM dengan bantuan AMOS 4.0 menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
organisasi, kinerja organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Sedangkan budaya organisasi berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Selanjutnya Soedjono membuktikan bahwa hasil output Analysis of Moment Structure AMOS 4.0
diperoleh nilai-nilai koefisien jalur pengaruh langsung budaya organisasi ke kepuasan kerja 0,748 lebih besar dibandingkan dengan melalui kinerja 0,726,
sehingga budaya organisasi melalui kinerja organisasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat
mempengaruhi langsung kepuasan kerja karyawan tanpa melalui kinerja organisasi.
Penelitian Koesmono 2005 berjudul Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor
Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur, menggunakan alat analaisis Structural Equation Modeling SEM program Analysis of Moment
Structure AMOS versi 5.0 menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh
terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta kinerja pada karyawan industri pengolahan kayu skala menengah di Jawa Timur dapat diterima.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Budaya perusahaan diibaratkan sebagai suatu produk perjanjian psikologis antara karyawan dengan perusahaan yang memiliki arti penting dalam
membangun iklim kerja di perusahaan. Budaya disetiap perusahaan berbeda-beda, dimana budaya perusahaan disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan tersebut.
Budaya organisasi yang diciptakan oleh PT Pupuk Kaltim terdiri dari nilai- nilai yang diharapkan dapat menjadi landasan dalam aktivitas perusahaan dalam
mencapai keunggulan yang akhirnya memberikan kepuasan kerja terhadap setiap individu dalam perusahaan. PT Pupuk Kaltim menerjemahkan budaya perusahaan
yang dimilikinya dalam nilai-nilai budaya perusahaan. Nilai-nilai budaya
Productivity