2 Imbalan
3,69 Setuju
3 Kondisi Tempat Kerja
3,60 Setuju
4 Mitra Kerja
3,75 Setuju
Total 3,72
Setuju
Berdasarkan rekapitulasi skor rataan dan skor total untuk kepuasan kerja karyawan pada Tabel 28 dapat disimpulkan bahwa kepasan kerja karyawan PT
Pupuk Kaltim KPJ berada pada kategori baik, dengan skor rataan sebesar 3,72 yang berada pada posisi keputusan setuju. Hal ini berarti bahwa selama ini
karyawan merasa puas dengan semua yang ada dilingkungan perusahaan dan apa diberikan oleh perusahaan.
4.4. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan kerja diukur melalui persamaan regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 15.
Variabel yang dipengaruhi atau biasa disebut variabel tergantung dependen atau Y dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja, sedangkan variabel yang
mempengaruhi atau biasa disebut variabel bebas independen atau X yaitu nilai- nilai budaya perusahaan yakni unggul X
1
, integritas X
2
, kebersamaan X
3
, kepuasan pelanggan X
4
, dan tanggap X
5
. Data untuk analisis regresi berganda dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan hasil analisis data atau output SPSS
yang telah dilakukan disajikan pada Lampiran 4. Hubungan antara variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen dapat dilihat melalui nilai Pearson Correlation pada tabel Correlation output SPSS. Nilai korelasi yang dihasilkan bisa bernotasi negatif ataupun positif.
Nilai korelasi berkisar antara -1 sampai 1 dengan ketentuan sebagai berikut : 1. r = 0, maka kedua variabel tidak memiliki korelasi
2. r = -1, maka kedua variabel berhubungan negatif sempurna 3. r = 1, maka kedua variabel berhubungan positif sempurna
4. jika r antara 0 dan 1, maka kedua variabel berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekati 1, maka keeratan hubungan semakin tinggi, untuk
koefisien korelasi pada rentang tersebut ketentuannya dapat dilihat pada Tabel 29 berikut.
Tabel 29. Koefisien Korelasi
No Interval Koefisien
Keeratan Hubungan
1 0,00 r 0,20
Sangat Lemah 2
0,20 ≤ r 0,40 Lemah
3 0,40 ≤ r 0,60
SedangCukup 4
0,60 ≤ r 0,80 Kuat
5 0,80 ≤ r 1,00
Sangat Kuat
Berdasarkan output SPSS pada Lampiran 4, diperoleh nilai korelasi yang menggambarkan besar hubungan antara variabel nilai-nilai budaya perusahaan
terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 1. Unggul
= 0,297 2. Integritas
= 0,583 3. Kebersamaan
= 0,556 4. Kepuasan Pelanggan = 0,565
5. Tanggap = 0,585
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel unggul mempunyai korelasi yang rendah atau lemah terhadap kepuasan kerja, sedangkan variabel integritas,
kebersamaan, kepuasan pelanggan dan tanggap mempunyai korelasi yang cukup kuat terhadap kepuasan kerja. Hal ini menandakan adanya multikoleniritas
diantara variabel-variabel bebas tersebut, sehingga diperlukan langkah selanjutnya untuk menghilangkan multikoleniritas tersebut yaitu dengan cara membuang salah
satu variabel yang berkolineritas metode backward. Akan tetapi, sebelumnya tidak diketahui variabel mana yang harus dihilangkan, sehingga dilakukan
percobaan dengan mengeluarkan variabel satu per satu. Metode backward dapat dilihat pada tabel Variabel EnteredRemoved
Lampiran 4 yaitu dimulai dengan memasukkan semua variabel, kemudian dilakukan analisis dan variabel yang tidak layak masuk dalam regresi dikeluarkan
satu persatu. Setelah melewati empat tahapan, maka variabel bebas yang layak dimasukkan dalam model regresi adalah variabel kebersamaan dan kepuasan
pelanggan. Regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R
Square sebagai koefisien determinasi. Berdasarkan tabel Model Summary
Lampiran 4 pada Model 4 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,395. Hal ini berarti bahwa 39,5 persen variabel kepuasan kerja bisa dijelaskan oleh variabel
kebersamaan dan kepuasan pelanggan, sedangkan sisanya sebesar 60,5 persen dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel Coefficients pada Model 4 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -18,367 + 1,187X
1
+ 1,229X
2
Dimana, Y = Kepuasan Kerja
X1 = Kebersamaan X2 = Kepuasan Pelanggan
Persamaan tersebut berarti: a. Konstanta sebesar -18,367 menyatakan bahwa jika kebersamaan dan kepuasan
pelanggan bernilai nol, maka skor dari kepuasan kerja adalah -18,367 poin. b. Koefisien regresi X1 sebesar 1,187 menyatakan bahwa setiap penambahan
satuan unit kebersamaan akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 1,187 satuan.
c. Koefisien regresi X2 sebesar 1,229 menyatakan bahwa setiap penambahan satuan unit kepuasan pelanggan akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar
1,229 satuan. Nilai F
hitung
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi kontribusi peubah bebas secara bersama-sama dalam menjelaskan peubah
terikat, artinya apakah pengaruhnya nyata atau bermakna. Tingkat signifikansi kontribusi peubah bebas dalam menjelaskan peubah terikat dapat diketahui
dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan nilai F
tabel
. Nilai F dapat dilihat dari tabel ANOVA pada output SPSS Model 4 yaitu sebesar 17,960 dengan tingkat
signifikansi 0,000 0,10. Dengan demikian, model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja atau dapat disimpulkan tolak Ho yang artinya
variabel kebersamaan dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, besarnya koefisien
regresi untuk: a. Variabel kebersamaan dengan t
hitung
= 2,889, p = 0,006 b. Variabel kepuasan pelanggan dengan t
hitung
= 3,064, p = 0,004
Pada tingkat signifikansi α 10 atau 0,10, ternyata nilai probabilitas p 0,10, dengan demikian Ho ditolak atau kebersamaan dan kepuasan pelanggan
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
4.5. Implikasi Manajerial