5
pemerintahan dan pertanggungjawaban. APBN dan APBD memerlukan persetujuan DPRDPRD sebagai wakil rakyat, yang setelah disetujui kemudian
diserahkan kepada pemerintah untuk dilaksanakan. Sementara untuk organisasi bisnis adalah sangat fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan
lingkungan dan ekonomi yang terjadi. Contoh organisasi sektor publik antara lain BUMN BUMD, seperti PT. Pelabuhan Indonesia IPersero, PT.Perkebunan
Nusantara IIIPersero, PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk., Bank SUMUT, dll. Penerapan sistem informasi akuntansi antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain berbeda sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari masing-masing perusahaan. Adanya perbedaan ini mendorong penulis untuk melihat bagaimana
penerapan sistem informasi akuntansi untuk beberapa perusahaan publik. Dalam penelitian ini, penulis melakukan komparasi penerapan sistem informasi akuntansi
antara tiga perusahaan BUMN di Medan yaitu PT. Pelabuhan Indonesia I Persero, PT. Perkebunan Nusantara III Persero, PT.Telekomunikasi Indonesia
Tbk. dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi: Studi Komparasi Pada PT.Pelabuhan Indonesia I Persero Medan, PT.
Perkebunan Nusantara III Persero Medan, PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Medan“
1.2 Rumusan Masalah
Setiap perusahaan akan selalu mengalami permasalahan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah
6
berbeda – beda satu sama lainnya. Berdasarkan pada latar belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan serangkaian penelitian dan
memaparkannya. Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi pada PT.Pelabuhan
Indonesia I Persero Medan, PT.Perkebunan Nusantara III Persero Medan, PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk melihat penerapan sistem informasi akuntansi pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Medan, PT. Perkebunan Nusantara III
Persero Medan, PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Medan 2.
Untuk dapat melihat dan memahami secara langsung bagaimana praktek pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Pelabuhan
Indonesia I Persero Medan, PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Medan.
3. Untuk membandingkan teori mengenai Sistem Informasi Akuntansi
yang diperoleh penulis selama perkuliahan dan penerapannya disuatu perusahaan.
4. Untuk melengkapi tugas dan syarat guna menyelesaikan pendidikan
Strata I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
7
1. Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
perkuliahan dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung di dunia kerja.
2. PT. Pelabuhan Indonesia IPerseroMedan,PT.Perkebunan Nusantara
III Persero Medan, PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Medan Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan untuk menyempurnakan penerapan sistem informasi akuntansi di dalam pengambilan keputusan perusahaan.
3. Akademisi
Penelitian ini dapat memberikan gagasan, ide dan pemikiran dalam upaya penerapan ilmu serta dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian sejenis selanjutnya dengan menambah variable lain.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Defenisi Elemen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar 2001: 1 “Organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif ”. Produktifitassebagai alat untuk
menjaga daya saing dapat ditingkatkan dengan bantuan informasi. Istilah sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga elemen, yaitu: sistem, informasi,
dan akuntansi. Ketiga elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1.1.1 Definisi Sistem
Ada beberapa definisi tentang sistem yang dikemukakan oleh banyak pakar.Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut, Menurut
Hall 2002: 5, menyatakan bahwa “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan interrelated
atau subsistem - subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama common purpose”. Menurut Widjajanto 2001: 2, menyatakan
bahwa “Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga
tahapan, yaitu input, proses dan output”.
2.1.1.2 Definisi Informasi
Menurut Baridwan 2000: 10, “Informasi adalah data yang telah di proses lebih lanjut sehingga mempunyai arti bagi sipenerima
9
dan mempunyai nilai pengaruh atas tindakan-tindakan, keputusan-
keputusan sekarang atau masa yang akan datang”.
Menurut Bodnar, Hopwood 2001: 1, menyatakan bahwa, “Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat di jadikan sebagai
dasar untuk keputusan yang tepat.” Informasi merupakan suatu alat yang di gunakan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah
direncanakan serta merupakan pedoman perusahaan dalam mengambil suatu keputusan. Apabila suatu perusahaan tidak memiliki informasi
yang akurat dan tepat waktu maka perusahaan tersebut tidak dapat mencapai suatu tujuan yang telah di rencanakannya dengan baik. Oleh
karena itu kunci dari keberhasilan suatu perusahaan adalah informasi yang akan di kelola oleh pihak manajemen. Sehingga perusahaan tidak
akan melakukan kesalahan dalam mengambil suatu keputusan dalam bentuk apapun karena apabila informasi yang di butuhkan perusahaan
dapat terpenuhi dan mamajemen di dalam perusahaan baik maka tidak akan terjadinnya penyelewengan dalam bentuk apapun sehingga
perusahaan dengan mudah mencapai tujuannya”. Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto, 1999: 692,
“Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian event yang nyata fact yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.
Pengertian Informasi Menurut Davis 1991: 28, “Informasi adalah
10
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau
mendatang”. Menurut definisi- definisi di atas, informasi adalah hasil
pengolahan dari data yang digunakan untuk membantu pengambil keputusan. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi adanya
ketidakpastian di dalam pengambilan keputuasan tentang suatu keadaan. Agar informasi berguna dalam pengambilan keputusan,
harus memiliki kriteria - kriteria sebagai berikut: 1.
Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Akurat, ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi.
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya.
Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi data mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau
merubah data-data asli tersebut. 3.
Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat dibutuhkan. Informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan tidak boleh terlambat usang. Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian
11
menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya
memerlukan teknologi-teknologi terbaru. 4.
Lengkap complete. Bagian informasi yang esensial bagi pemakai tidak boleh ada yang hilang atau kurang. Misalnya,
sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan dan menyajikannya dengan jelas sehingga tidak menimbulkan
laporan yang ambigu. 5.
Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan.
6. Jelas, tingkat informasi dapat di mengerti oleh penerima.
7. Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam
bentuk angka. 8.
Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan.
2.1.1.3 Definisi Sistem Informasi
Menurut Hall 2001:7 berpendapat bahwa, “Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data di
kumpulkan, diproses menjadi informasi dan di distribusikan kepada para pemakai”.
Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi
12
teknologi informasi dan komunikasi TIK, tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung
proses bisnis.
Sistem informasi memiliki sebelas komponen yaitu: 1.
komponen sasaran dan tujuan, merefleksikan kekuatan pendorong sistem dan alasan keberadaan suatu sistem.
2. komponen input data.
3. komponen output, informasi untuk pengambilan keputusan.
4. penyimpanan data.
5. pemroses.
6. instruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi.
7. batas sistem.
8. kendala sistem, yaitu keterbatasan intern dan ekstern.
9. komponen pengaman yang berguna dan menjamin informasi
yang dihasilkan akurat. 10. komponen
interface informasi, berfungsi sebagai
penghubung antar pengguna, antara mesin dengan pengguna, antar subsistem dalam sistem informasi.
11. subsistem, merupakan bagian sistem informasi.
13
Komponen sistem informasi akan terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi
Sumber: Report of the Commitee on Accounting and Information System
2.1.1.4 Definisi Akuntansi
Menurut American Insitute of Certified Public Accounting AICPA dalam Harahap 2003:1 mendefinisikan “Akuntansi sebagai
seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang
umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya”. Menurut American Accounting Association AAA, “Akuntansi adalah
suatu proses pengidentifikasian, pelaporan, dan pengukuran informasi ekonomi yang memungkinkan adanya pengambilan keputusan yang
jelas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut”. Menurut ABP Statement No.4, “Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa.
Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan
14
pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif”. Menurut Skousen 2001: 7, “Akuntansi merupakan suatu sistem yang
menghasilkan informasi kuantitatif, terutama keuangan tentang entitas ekonomi yang di perlukan untuk mengambil keputusan”. Menurut
Soemarso 2002: 3, menyatakan bahwa“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur, melaporkan informasi ekonomi,
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang mengunakan informasi tersebut”. Menurut
Warren, Reeve dan Fess 2005: 226, menyatakan bahwa, “Akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengiktisarkan, dan melaporkan informasi
operasi dan keuangan sebuah perusahaan”. 2.1.1.5
Defenisi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Widjajanto 2001: 4, “Sistem Informasi Akuntansi adalah sususan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana,
dan berbagai laporan yang di desain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi infomasu keuangan”. Menurut Bordnar dan
Hopwood 2004:1, “Sistem informasi akuntansi SIA adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur
untuk mengubah data keuangan dan dat lainnya menjadi informasi”. MenurutWilkinson2004: 5 Sistem informasi akuntansi
SIA merupakan “suatu kerangka pengkordinasian sumber daya data, materials,equipment, suppliers, personal, and funds untuk
mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
15
suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak - pihak yang berkepentingan”.
Menurut Romney dan Steinbart 2004: 3, menyatakan model
umum untuk menyajikan sebuah sistem informasi akuntansi adalah: 1.
Pemakai akhir, Dapat di bagi dalam dua kelompok, yakni eksternal dan
internal. Pemakai eksternal meliputi kreditur, para pemegang saham, para investor potensial, agen – agen pembuat
peraturan, otorisasi pajak, para pemasok dan para pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap
tingkat organisasi, juga personel operasi.
2. Sumber data,
Merupakan transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber internal dan eksternal. Transaksi
keuangan eksternal merupakan transaksi pertukaran ekonomis dengan entitas lainnya dan individu dari luar
perusahaan. Misalnya: penjualan barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Transaksi
keuangan internal melibatkan pertukaran dan pergerakan sumber daya dalam organisasi. Misalnya, pergerakan bahan
mentah ke persediaan dalam proses, aplikasi tenaga kerja dan overhead ke barang dalam proses, penyusutan pabrik dan
peralatan.
3. Pengumpulan data,
Merupakan suatu tahap operasional pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data -
data peristiwa yang memasuki sistem adalah sah valid, lengkap dan bebas dari kesalahan material. Di dalam
mengatur desain prosedur pengumpulan data teradapat dua aturan yakni relevan dan efisien. Relevan artinya sistem
informasi hanya menangkap data yang sesuai dengan kebutuhan para pemakai informasi. Sedangkan efisien
maksudnya di dalam pengumpulan data hanya di lakukan sekali saja agar terhindar dari pemborosan,
ketidakkonsistenan.
4. Pemprosesan data,
Merupakan suatu data setelah di kumpulkan, maka selanjutnya di proses untuk menghasilkan informasi. Tugas
dalam tahap pemprosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai yang kompleks.
16
Sistem Informasi
Umpan Balik
Organisasi Bisnis
5. Manajemen database,
Merupakan suatu tempat menyimpan fisik keuangan dan non keuangan atau isi dari data.ModelUmum untuk Sistem
Informasi Akuntansi akan terlihat pada gambar berikut:
Lingkungan Eksternal
Umpan Balik Gambar : 2.2
Model Umum SIA
Sumber : Accounting Information System , 3
rd
edition, James A Hall , Salemba Empat
Jakarta 2001: 13
Sebuah sistem informasi akuntansi menambah nilai dengan cara: 1.
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
Manajemen Database
Pemakai Akhir
Eksternal Sumber
Data Eksternal
Pengumpulan Data
Pemrosesan Data
Penghasil Informasi
Pemakai Akhir Informasi
Sumber Data Internal
17
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang
dihasilkan. 3.
Meningkatkan efisiensi. 4.
Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan. 5.
Meningkatkan sharing knowledge. 6.
Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
2.1.2 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi
Subsistem sistem informasi akuntansi memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung
memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem utama :
1 Sistem Pemrosesan Transaksi-SPTtransaction processing system, yang mendukung operasi bisnis setiap hari dengan
sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh organisasi. Sistem pemrosesan transaksi merupakan
pusat dari seluruh fungsi sistem informasi dengan : a Mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan
b Mencatat transaksi keuangan dalam record akuntansi jurnal dan buku besar
c Mendistribusikan informasi keuangan yang utama ke personel operasi untuk mendukung kegiatan operasi
harian mereka.
18
Sistem pemrosesan transaksi menangani peristiwa-peristiwa bisnis yang muncul secara berkala. Pada situasi seperti
sekarang ini, sebuah perusahaan dapat berhadapan dengan ribuan transaksi. Untuk dapat secara efisien menangani
volume transaksi sebesar itu , jenis – jenis transaksi yang sejenis di kelompokkan dalam siklus transaksi. SPT terdiri
atas tiga transaksi yaitu : a. Siklus Pendapatan : Kegiatan bisnis dimana
perusahaan menjual barang jadinya kepada pelanggan yang melibatkan pemrosesan penjualan
kas, penjualan kredit, dan penerimaan kas yang mengikuti penjualan kredit.
b. Siklus Pengeluaran : Kegiatan bisnis di mulai dengan akuisisi bahan baku , property, dan tenaga
kerja dalam pertukaran kas. Kebanyakan transaksi pengeluaran didasarkan pada relassi kredit
diantara mitra dagang. c. Siklus Konversi : Dibentuk oleh dua sistem
utama, yaitu sistem produksi perencanaan, pendjadwalan, dan control atas produk fisik
melalui proses manufaktur dan sistem akuntansi biaya memonitor arus informasi biaya yang
berkaitan dengan produksi
19
Setiap siklus menangani dan memproses jenis transaksi keuangan yang berbeda. Berikut relasi antara siklus-siklus
transaksi.
Kas
Gambar : 2.3 Relasi Antara Siklus-Siklus Transaksi
Sumber : Accounting Information System , 3
rd
edition, James A Hall , Salemba Empat
Jakarta 2001: 57
2 Sistem Pelaporan Buku BesarKeuangan –SPBBK general
ledgerfinancial reporting system, yang menghasilkan laporan keuangan tradisional seperti laporan laba rugi, neraca,
Tenaga Kerja Bahan Baku
Pabrik Fisik Siklus Pengeluaran
Subsistem: PembelianUtang Dagang
Pengeluaran Kas Gaji
Aktiva Tetap Siklus Konversi
Subsistem: Perencanaan Produksi dan
Kontrol Akuntansi Biaya
Siklus Pengeluaran Subsistem:
Pemrosesan Pesanan Penjualan
Penerimaan Kas
Barang Jadi Pelanggan
20
laporan arus kas, pengembalian pajak, dan laporan-laporan lainnya yang ditetapkan oleh hukum.
Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan status sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya –
sumber daya tersebut. SPK mengkomunikasikan informasi ini terutama kepada pihak eksternal. Jenis pelaporan ini disebut
nondiscretionary tidak bebas untuk menentukan karena organisasi memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali pilihan
dalam informasi yang disediakannya. Kebanyakan informasi ini terdiri dari laporan tradisional, pengembalian pajak, dan
dokumen hukum lainnya. 3
Sistem Pelaporan Management-SPM management reporting system, yang menyediakan manajemen internal dengan
laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang di perlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran,
laporan varian, dan laporan pertanggungjawaban. Para manajer harus segera menangani banyak masalah bisnis
hari demi hari, juga rencana dan kontrolatas kegiatan operasi mereka. Para manajer memerlukan informasi yang berbeda
untuk berbagai jenis keputusan yang dilakukan. Jenis pelaporan ini disebut pelaporan discretionary bebas untuk
menentukan
21
2.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart 2004:3, membagi sistem informasi akuntansi menjadi lima komponen yaitu:
1. People: Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan
melaksanakan berbagai fungsi. 2.
Procedure:Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan
menyimpan data tentang aktivitas – aktivitas oerganisasi.
3. Data:Data tentang proses – proses bisnis organisasi.
4. Software: Software yang di pakai untuk memproses data organisasi
infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung peripheral device.
5. Infrastruktur informasi teknologi:Peralatan untuk komunikasijaringan.
Sedangkan, menurut Leitch dan Davis 1992: 8, komponen sistem
informasi akuntansi terdiri dari:
1.
Business operation Dalam suatu organisasi terdapat beberapa aktivitas seperti perekrutan
karyawan, pembelian barang persediaan dan penerimaan kas dari pelanggan. Input sistem informasi akuntansi disiapkan oleh bagian
operasional dan outputnya digunakan untuk mengatur kegiatan operasional.
2.
Transaction processing Transaksi yang dilakukan perusahaan lazimnya ialah penjualan,
produksi, bila perusahaan industri, dan pembelian. Para penyusun designer sistem informasi harus paham apa dan bagaimana
transaksi-transaksi itu diproses.
3.
Management decision making Pada umumnya informasi digunakan untuk bahan pengambilan
keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pihak manajemen, oleh karena itu informasi menentukan proses pengambilan keputusan.
4.
Reporting Dalam menyusun laporan berdasarkan sistem informasi, penyusun
sistem system designer harus mengetahui output apa yang dibutuhkandiinginkan.
5.
System development and operation Sistem informasi harus dirancang, diimplementasikan dan
dioperasikan secara efektif. Idealnya user terlibat penuh dalam implementasinya.
6.
Database
22
Untuk memperoleh database yang baik, perlu dipahami sungguh- sungguh proses pengumpulan dan penyimpanan data, dan jenis
database software.
7.
Technology Kemampuan dalam perencanaan dan pengelolaan operasi bisnis
tergantung dari pengetahuan teknologi untuk melengkapi pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi. Pada waktu ini dukungan
teknologi komputerisasi dan komunikasi sudah pada tingkat yang sedemikian rupa sehingga prosedur operasional yang lazim dikenal
secara tradisional sudah berubah secara total, misalnya mengenai otorisasi, pembagian tugas, hubungan antar organisasi secara
elektronis e-business, dan aspek-aspek keamanan karena dengan menggunakan internet berarti kita makin terbuka terhadap akses
publik.
8.
Controls Dalam menyusun sistem pengendalian intern harus dipertimbangkan
tingkat kompleksitas sistem informasi serta perkembangan teknologi.
9.
Interpersonal Communication skill Dalam menyusun sistem pengendalian intern harus dipertimbangkan
tingkat kompleksitas sistem informasi serta perkembangan teknologi.
10.
Accounting and auditing principles Untuk menyusun dan mengoperasikan sistem informasi akuntansi,
seorang akuntan harus mengetahui prosedur akuntansi dan memahami audit terhadap sistem informasi.
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi:
a. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem.
Keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif
antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi.
b. Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi.
Semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi
23
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi
akuntansi. c.
Ukuran organisasi. Semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
d. Dukungan manajemen puncak.
Semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi
dengan kinerja sistem informasi akuntansi. e.
Formalisasi pengembangan sistem informasi. Semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di
perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi
pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. f.
Program pelatihan dan pendidikan pemakai. Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program
program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. g.
Keberadaan dewan pengarah sistem informasi.
24
Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.
h. Lokasi dari departemen sistem informasi.
Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri.
2.1.5 Unsur – Unsur Penyajian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi terdiri dari unsur-unsur atau komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan
dalam suatu struktur bangunan sistem informasi untuk mencapai sasarannya. Menurut Cushing, diterjemahkan oleh Kosasih1983: 21 bangunan sistem
informasi terdiri dari 6 blok yang disebut information system building block sebagai berikut:
1. Blok masukan Input block
Input merupakan data yang dimasukan ke dalam sistem informasi. Masalah input mencakup metode-metode dan media umumnya
sumber dokumen, source documents untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke sistem.
2. Blok model proses Process block
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data. Data tersebut disimpan di
bank-data dengan cara tertentu untuk menghasilkan suatu keluaran yang di inginkan.
3. Blok keluaran Output block
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran atau output yang merupakan informasi yang berkualitas atau laporan-laporan yang
berguna untuk tingkat manajemen dan semua pemakai informasi.
4. Blok teknologi Technology block
Teknologi merupakan “kotak alat” tool-box di dalam sistem informasi. Teknologi berguna untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran output dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.
5. Blok basis data Database block
25
Kumpulan dari data yang terkait atau berhubungan secara terpadu satu sama lain, tersimpan diperangkat keras computer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya ini merupakan basis data. Data yang ada dalam basis data perlu disimpan untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan, supaya menghasilkan informasi yang berkualitas.
Organisasi basis data yang juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasidiolah dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS Database Management Systems.
6. Blok kendali Control block
Pengendalian-pengendalian perlu diterapkan di dalam sistem supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya.
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya terjadi salah proses, salahformula, data input yang dimasukkan salah
atau disalahgunakan, sistem yang belum teruji sudah dijalankan, sistem tidak sesuai kebutuhan, terjadinya kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase, bencana alam, kebakaran api, air,
temperatur, dan sebagainya. Agar resiko yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi dapat segera diatasi, perlu
dirancang dan diterapkan beberapa pengendalian intern untuk meyakinkan bahwa segala sesuatunya sudah berjalan seperti yang
seharusnya.
2.1.6 Alur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart 2004: 3, adanya alur sisteminformasi akuntansi di bagi menjadi dua bagian yaitu:
1.
Daur operasional, yang merupakan daur mulai dari terjadinya transaksi atau kejadian – kejadian ekonomis sampai terekamnya
transaksi – transaksi tersebut ke dalam bentuk dokumen – dokumen. Daur operasional terdiri dari:
a. Daur Pengeluaran Expenditure System Segala peristiwa yang berhubungan dengan usaha mendapatkan
sumber-sumber ekonomis yang diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang ataupun jasa, baik pemasok dari luar maupun dari
karyawan didalam perusahaan.
b. Daur Pendapatan Revenue System Berhubungan dengan penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan kepada konsumen dan mendapatkan pembayaran dari mereka.
c. Daur Produksi Production System
26
Berhubungan dengan pengumpulan, penggunaan dan pengubahan bentuk suatu sumber ekonomi.
d. Daur Manajemen Sumber Daya Resources Management System Meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan manajemen dan
pengendalian sumber daya seperti investasi dan aktiva tetap fasilitas. e. Daur Buku Besar dan Laporan Keuangan General Ledger and
Financial Statement Berhubungan dengan transaksi keuangan dan ayat jurnal penyesuaian
yang terjadi dalam siklus akuntasi.
2.
Daur penyusunan laporan, yaitu daur yang mengubah dokumen – dokumen hasil rekaman transaksi yang berasal dari daur operasional
menjadi laporan, baik dalam bentuk laporan keuangan untuk pihak eksternal, maupun laporan manajemen yang di tunjukan untuk pihak
internal perusahaan manajemen.
Berikut ini merupakan gambar dari daur alur sistem informasi akuntansi:
Daur Penyusunan
Laporan
Gambar 2.4 Alur Sistem Informasi Akuntansi
Sumber : Nugroho Widjajanto, Sistem Informasi Akuntansi , Erlangga, Jakarta,
2001, Hal 17 Daur Operasional
Revenue Cycle
Expenditure Cycle
Production Cycle
Finance Cycle
Kejadian Ekonomis Transaksi Bisnis
Proses Transaksi
Faktur Kuitansi
Bukti Kas Keluar Order Pembelian
Dokumen Bukti
Pembukuan
Jurnal Buku Harian
Buku Besar Ledger
Buku Pembantu Subsidiary
Ledger
Laporan Eksternal Laporan Internal
27
2.1.7 Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
2.1.7.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Penyusunan sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang harus dipertimbangkan
baik - baik. Tujuan utama sistem informasi akuntansi menurut Susanto 2004: 24 yaitu pendekatan manual praktik dan penyusunan metode
dan prosedur, sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kualitas informasi, yaitu informasi yang tepat guna relevance lengkap dan terpercaya akurat. Dengan
kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat, tepat dan mampu memberikan informasi yang diperlukan.
2. Untuk meningkatkan kualitas internal cek atau sistem
pengendalian intern, yaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan.Ini
berarti bahwa sistem alat yang disusun harus juga mengandung kegiatan pengendalian intern.
3. Untuk dapat menekankan biaya - biaya tata usaha, ini berarti
bahwa biaya tata usaha untuk sistem akuntansi harus lebih efisien dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan
diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi Berdasarkan pernyataan di atas, nampak bahwa tujuan utama
sistem informasi akuntansi tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas informasi, untuk meningkatkan pengendalian, internal dan
untuk meminimalkan biaya yang sesuai. Secara umum tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah
sebagai berikut : 1
Untuk mendukung fungsi kepengurusan stewardship manajemen.
28
Kepengurusan merujuk ketanggungjawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem
informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya pada pemakai eksternal melalui laporan keuangan
tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan
dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 2
Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab
pengambilan keputusan. 3
Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari.
Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka
setiap hari dengan efisien dan efektif.
2.1.7.2 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
“Sistem Informasi akuntansi dapat memberikan manfaat bagi organisasi dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat
waktu agar aktivitas dalam rantai nilai dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien”Romney,2005: 25.
Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal ini dengan cara:
29
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk
menghasilkan produk atau jasa. Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memberikan informasi
apabila terdapat proses produksi yang kurang baik atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapakan, sehingga dapat
segera diperbaiki. Hal ini tentu akan mengurangi biaya untuk perbaikan dalam jumlah yang lebih besar.
2. Memperbaiki efisiensi. Sistem informsi akuntansi yang
dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan informasi
yang lebih tepat waktu. 3.
Memperbaiki pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi dapat memperbaiki pengambilan keputusan dengan
memberikan informasi dengan tepat waktu. 4.
Berbagai pengetahuan. Sistem informasi akuntasi yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses berbagai
pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki proses operasi perusahaan dan bahkan
memberikan keunggulan kompetitif. 5.
Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan 6.
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain
secara efektif dan efisien.
30
2.1.8 Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itulah maka struktur
organisasi didisain dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi yang diciptakan haruslah mampu menggunakan seluruh daya
yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal. Dengan demikian maka struktur organisasi yang baik akan membagi seluruh tugas, wewenang,
tanggung jawab dan mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antar unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan.
Terdapat beberapa cara untuk mensegmentasikan sebuah perusahaan. Tiga pendekatan yang paling umum meliputi segmentasi dengan:
1. Lokasi Geografis. Mengatur kegiatan operasi perusahaan dengan
mengorganisasikan manajemen perusahaan di sekitar segmen geografis sebagai suatu entitas kuasi-otonomi.
2. Jalur Produk. Perusahaan yang memproduksi produk dengan tingkat
diversifikasi tinggi sering mengorganisasi di sekitar jalur produk, menciptakan divisi terpisah untuk tiap jalur produk.
3. Fungsi Bisnis. Segmentasi fungsional membagi organisasi menjadi
wilayah-wilayah tanggung jawab yang tespesialisasi berdassarkan tugas.
2.1.9 Hal – hal yang terdapat pada pengambilan keputusan
2.1.9.1 Defenisi Pengambilan Keputusan
Menurut Syamsi 2003: 4, menyatakan bahwa “Keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan tentang apa
31
yang seharusnya di lakukan dan apa yang di bicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan sehingga merupakan suatu tindakan
terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula dapat di katakan sebagai suatu hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat di gunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapinya”.
Menurut Syamsi 2003: 6,menyatakan bahwa “Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah
yang di hadapi dalam organisasi yang di pimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif – alternatif yang di mungkinkan
yang dimana hakikatnya pembuatan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang di hadapi
dan mengambil tindakan yang paling tepat dalam pengumpulan fakta- fakta dan data serta tindakan yang paling tepat dalam mengambil
keputusan”.
Menurut Salusu 2005:44, menyatakan bahwa “Pengambilan
keputusan adalah pekerjaan sehari – hari dari manajemen sehingga kita perlu mengetahui apakah pengambilan keputusan itu, bagaimana
kita tiba pada keputusan itu, apa keputusan itu, tingkat – tingkatnya, klasifikasinya, dan jenis – jenisnya”.
2.1.9.2 Faktor – Faktor Pengambilan Keputusan
Menurut Syamsi 2003: 27, adanya faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan antara lain :
1 Hal – hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
emosional maupun yang rasional perlu di perhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2 Setiap keputusan nantinya harus dapat di jadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi. 3
Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan
organisasi.
4 Jarang sekali ada satu pilihan yang memuaskan oleh karena
itu selalu buatlah alternatif – alternatif tanding. 5
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
32
6 Pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik. 7
Setiap keputusan hendaknya di lembagakan agar dapat di ketahui apakah setiap keputusan yang di ambil itu benar atau
salah.
8 Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian mata rantai kegiatan berikutnya.
Gambar 2.5 Grafik Proses Pengambilan Keputusan
Sumber: Ibnu Syamsi , Pengambilan Keputusan Decision Making Penerbit Bina Aksara , Jakarta , 2003 , hal 27
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai sistem informasi akuntansi telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-
macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1:
DEFENISI MASALAH PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA PENENTUAN ALTERNATIF
PEMILIHAN ALTERNATIF YANG BAIK PUTUSKAN
IMPLEMENTASI DAN HASIL EVALUASI
33
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Tahun
Penelitian Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1 Miftah
Faridh Nasir
2011 Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap
Pengambilan Keputusan Pada
Politeknik Unggul LP3M
Medan Hipotesis dalam penelitian
ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan
sistem informasi akuntansi terhadap pengambilan
keputusan, sistem informasi akuntansi mampu
memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan dan
sistem informasi akuntansi yang ada tidak perlu di
modifikasi atau di revisi.
2 Melani
2009 Analisis
Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Di Dalam Pedoman
Pengambilan Keputusan
Sistem informasi akuntansipada PT.Rajawali
Nursindo sudah cukup efektif dan efisien dan
mampu meberikan informasi kebutuhan
manajemen di dalam pengambilan keputusan. Hal
ini terlihat dari tersediannyainformasi yang
di butuhkan tepat pada waktu manajemen
membutuhkan
34
No Nama
Peneliti Tahun
Penelitian Judul Penelitian
Hasil Penelitian
2 Melani
2009 Analisis
Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Di Dalam Pedoman
Pengambilan Keputusan
Sistem informasi akuntansipada PT.Rajawali
Nursindo sudah cukup efektif dan efisien dan
mampu meberikan informasi kebutuhan
manajemen di dalam pengambilan keputusan. Hal
ini terlihat dari tersediannyainformasi yang
di butuhkan tepat pada waktu manajemen
membutuhkan
3 Nurdin
2006 Analisis
Penerapan Sistem Informasi Pada
PT. BPRSPuduarta
Insani Dalam Pengambilan
Keputusan Sistem informasi akuntansi
PT. BPRSPuduarta Insani sudah cukup efektif dan
mampu memberikan informasi yang cepat dan
akurat sesuai dengan kebutuhan manajemen
dalam pengambilan keputusannya. Hal ini
terlihat dari tersediannya informasi yang tepat waktu
pada pihak manajemen PT.BPRSPuduartainsani
4 Amri
2010 Analisis Faktor
– faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi PT. Coca – cola Bottling
Indonesia, menunjukkan bahwaketerlibatan pemakai
dalam proses pengembangan sistem,
kemampuan teknik personalsistem informasi,
dukungan manajamen puncak, formalisasi
pengembangan sisteminformasi,program
pendidikan dan pelatihan pemakai, memiliki
pengaruh posistif yang signifikanterhadap kinerja
sistem informasi akuntansi.
35
No Nama
Peneliti Tahun
Penelitian Judul Penelitian
Hasil Penelitian
5 Ghozali
2009 Penerapan Sistem
Akuntansi Penggajian Dan
Pengupahan Sebagai Alat
Pendukung Pengambilan
Keputusan Pada Rumah Sakit
Umum Haji Medan
Sistem akuntansi yang di terapkan Rumah Sakit
Umum Haji Medan telah cukup memadai dalam
membantu manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan. Hal ini baik karena perusahaan
mempekerjakan karyawan dariberbagai tingkatan dan
dalam jumlah yang besar danmemberikan imbalan
atas jasa mereka dalam bentuk gaji dan upah,
sehingga perusahaan harus mempunyai sistem
akuntansi yang efektif.
2.3 Kerangka Konseptual