Pers Mahasiswa di Semarang

Keanggotaan KAMMI mayoritas adalah aktivitas LDK sehingga dalam melakukan aksipun tidak terlalu jauh dari nilai agama Islam seperti setiap aksi diawali dengan bacaan Bismillah, pekik Takbir dalm menyahut orasi, menggemakan Shalawat Badar. Format aksi yang mereka pilih adalah non violence, aksi damai serta mengusung tema keprihatinan. 133

2. Pers Mahasiswa di Semarang

Pers kampus atau pers mahasiswa merupakan salah satu gerakan alternatif dalam gerakan mahasiswa selain munculnya organisasi-organisasi ekstra universitas, forum diskusi. 134 Keberadaan pers mahasiswa sebagai gerakan altenatif telah memberikan wrna gerakan tersendiri, misalnya saja aktivis-aktivis gerakan yang muncul pada 133 Ibid., hlm. 366. 134 Di Semarang sendiri juga terdapat forum-forum diskusi serupa, seperti terlihat dalam petikan wawancara via email dengan Lukas Luwarso: “…Forum Demokrasi Fordem saya dirikan di PKM Undip pada tahun 1991, menyusul Fordem yang didirikan Gus Dur dkk pd tahun yang sama. Saya melihat Fordem adalah gerakan kultural untuk membangun demokrasi yang penting, dan tidak ada salahnya membuka cabang di Semarang. Saya sempat disidang oleh Senat Undip, Dipimpin Rektor dan seluruh PR diancam dipecat, karena dianggap menyalahgunakan kampus untuk politik praktis. Rektor Undip Saat itu Moeljono Trastotenodjo khawatir dengan pendirian Fordem Semarang, karena saya mengajak sejumlah guru besar untuk bergabung, dan bersedia hadir saat deklarasi di PKM Undip. Fordem tidak banyak kiprahnyakaitannya dalam kaitan dengan gerakan mahasiswa di Semarang. Saya gunakan bendera Fordem untuk kegiatan diskusi bukan untuk aksi, NAmun, bisa juga dikaitkan, mungkin forum-forum diskusi yang kami gelar melalui Fordem memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk aksi..” dekade 90-an adalah dari tri tradisi yaitu jurnalistik, diskusi dan aksi. 135 Berangkat dari ketiga proses tersebut maka muncul pemikiran kritis dari mahasiswa terhadap kebijakan politik dan ekonomi Orde Baru, pada akhirnya sikap kritis ini tentu saja akan berhadapan dengan rejim ini. Kegiatan share informasi oleh kalangan pers mahasiswa secara efektif mampu pengadakan penggalangan terhadap mahasiswa yang sudah memiliki kesadaran kritis. Aktivitas pers mahasiswa tidak saja dalam kerangka kerja penerbitan majalah atau koran melainkan juga menyelenggarakan diskusi, seminar, kegiatan pelatihan dan pendidikan bagi segenap awak pers mahasiswa. 136 Selama masa awal 1990 hingga saat-saat terakhir kejatuhan Soeharto pers mahasiswa telah mendudukkan diri sebagai salah satu elemen perlawanan terhadap rejim Orde Baru. Persoalan-persoalan demokratisasi, hak asasi manusia, politik- ekonomi-sosial di Indonesia yang diangkat oleh pers mahasiswa dengan maksud memberi sumbangan kritis dilihat oleh rejim Orde Baru sebagai destabilizing factors maka hanya sikap represif yang digunakan untuk membungkam kekritisan pers mahasiswa. Contoh sikap represif yang ditunjukkan adalah pelarangan terbit pers mahasiswa Arena IAIN Sunan Kalijaga, Vokal IKIP PGRI Semarang, Dialogue FISIP Unair, Opini FISIP Undip. Atas perlakuan ini, para mahasiswa tidak tinggal 135 Irine H Gayatri, op.cit., Hlm 81; Wawancara via email kepada Lukas Luwarso pada 19 Februari 2008. 136 Edisi khusus Majalah Hayamwuruk, No 2Th VIII1993; Didik Supriyanto, Perlawanan Pers Mahasiswa Sepanjang NKKBKK, Jakarta: Sinar Harapan, 1998, hlm. 58-59. diam, pers mahasiswa Manunggal milik Undip melakukan aksi solidaritas, mereka menamakan diri Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Semarang FKPMS. Aksi solidaritas FKPMS ini dilakukan pada 26 Juni 1993 bertempat di lapangan basket Undip, aksi ini mengambil tema “Aksi Keprihatinan Pembredelan Pers Mahasiswa” yang diikuti perwakilan lembaga persmawa pers mahasiswa PTNPTS se-kota Semarang. Pada aksi ini digelar berbagai spanduk bertuliskan, “Aksi Keprihatinan Atas Pemberedelan Pers Mahasiswa”; “Free The Student’s Press”; “Merdeka Indonesia…Merdeka Pers Mahasiswa”; “Jangan Isolir Kami dari Jerit Hati Nurani”; “Pers Kampus Yes..Penerbitan Kampus No”; “Pers Mahasiswa Jangan Dibredel lhah yaa”; “Arena, Vokal, Dialogue, Opini, siapa lagi?”. 137

3. Organisasi Intra dan Ekstra Universitas di Semarang