Dinasti Ekonomi Keluarga Cendana

berkuasa di Indonesia selama 32 tahun telah memperlihatkan watak dirigist 60 yang sangat kental serta bersifat patrimonialisme 61 .

2. Dinasti Ekonomi Keluarga Cendana

Bisnis kroni menurut Yoshihara Kunio adalah bisnis milik swasta yang memperoleh keuntungan besar dari kedekatannya dengan pejabat, dalam hal ini adalah kepala negara. Praktek kroni ini sudah mengakar jauh dalam setiap sendi kehidupan di Indonesia. Hampir semua pejabat dari tingkat pusat hingga daerah, dari pejabat militer maupun sipil, memberikan fasilitas khusus kepada kroni-kroninya dengan tujuan mendapat keuntungan maksimal dari hubungan ini. 62 Keluarga Cendana merupakan pusat dari kekuasaan yang tidak tersentuh dan aktivitasnya cenderung tertutup. Praktek bisnis ekonomi Keluarga Cendana yang mereka bangun dinilai tidak wajar oleh sebagian kalangan masyarakat. Kekayaan 60 Dirigisme adalah kecenderungan negara untuk melakukan intervensi pada pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan maupun ekonomi. 61 Patrimonialisme adalah sistem politik dimana penguasa mencari dukungan yang dibangun berdasarkan pertukaran kepentingan materi sebagai imbal jasa bagi penghormatan dan loyalitas bawahan kepada atasan. 62 Soesilo, Monopoli Bisnis Keluarga Cendana. Depok: Permata, 1998, hlm 100. ekonomi dan jaringan bisnis Keluarga Cendana tidak dimulai dari tahap awal perintisan dan berangkat dari usaha kecil. 63 Keluarga besar Cendana masing-masing anggota keluarganya memiliki sumber kekayaan dan jaringan bisnis sendiri-sendiri. 64 Jaringan bisnis mereka meliputi yayasan, perusahaan, dan persekutuan dagang yang tersebar di seluruh Indonesia. 65 Jumlah yayasan yang terbit dari lingkungan istana kepresidenan, Sekretariat Negara dan Lingkungan Cendana sebanyak 40 buah, Presiden Soeharto sendiri mengetuai sekitar dua belas yayasan. 66 Sedangkan almarhum ibu Tien Soeharto 63 Kesuksesan bisnis Keluarga Cendana ini sering disebut dengan bisnis maksa dan mengandalkan nama besar ayahnya, Presiden Soeharto.Wimanjaya K Liotohe, Primadosa. Jakarta: Yayasan Eka Fakta Kata, tanpa tahun. Bagian lampiran. 64 Anggota Keluarga Cendana adalah Soeharto, Siti Hartienah bu Tien, Sigit Hardjojudanto sigit, Siti Herdiyati Rukmana tutut, Bambang Trihadmodjo bambang, Siti Hedianti Heriyati Prabowo titik, Hutomo Mandala Putra tomi, Siti Hutami Endang Adiningsih mamik. 65 Yayasan-yayasan itu mendapatkan sumbangan dana dengan himbauan, permintaan, bahkan jika diperlukan diperkuat dengan keputusan menteri dan presiden. Sedangkan perusahaan bisnis yang dikembangkan putra-putri Soeharto biasanya menggunakan nama besar Soeharto untuk mendapatkan proyek.M.J Kasiyanto, Mengapa Orde Baru Gagal ? Jakarta: Cakra Media. 1999, hlm 31. 66 Yayasan Supersemar, Yayasan Dharmais, Yayasan DAKAB Dana Abadi Karya Bakti, Yayasan ABMP Amal Bakti Muslim Pancasila, Yayasan Serangan Umum 1 Maret, Yayasan Bantuan Beasiswa Yatim Piatu Trikora, Yayasan Dwikora, Yayasan Seroja, Yayasan Nusantara Indah, Yayasan Dharma Kusuma, Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. mengetuai empat yayasan yaitu Yayasan Harapan Kita, Yayasan Kartika Chandra, Yayasan Kartika Djaja dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan. 67 Putra tertua mereka yaitu Sigit Hardjojudanto adalah salah satu pemilik Humpuss Group Indonesia memiliki saham 40 dan investor di berbagai perusahaan. 68 Putri kedua adalah Siti Herdiyati Rukmana atau lebih sering dipanggil Tutut, dia lebih dikenal dengan sebutan ratu jalan tol di indonesia karena keterlibatannya dalam pembangunan jalan tol swasta pertama. Ketika jalan bebas hambatan ini pertama kali dibuka pada tahun 1989, yang muncul adalah keluhan mengenai tingginya tarif tol. 69 Bambang Trihadmodjo, putra ketiga, dan Siti Hedianti Heriyati, putri keempat sekaligus istri Prabowo Subianto, juga melakoni hidup sebagai pebisnis. 70 Putra kelima adalah Hutomo Mandala Putra, dikenal sebagai putra Soeharto paling flamboyan dan pebisnis handal. Ia juga mengetuai BPPC Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh yang dinilai terlalu memonopoli perdagangan cengkeh. Putra kelima Soeharto ini juga pernah tersangkut mengenai proyek mobil nasional yang dinilai mendapat perlakuan khusus dalam hal pembayaran pajak barang 67 Wimanjaya K Liotohe, op. cit., hlm 33 68 Wimandjaja, op.cit., bagian lampiran 69 Ibid 70 Keterlibatan mereka dalam bisnis tentu saja memberi nilai tambah bagi kolega mereka, setidaknya dengan melibatkan anak-anak presiden tentu saja ada fasilitas kemudahan seperti perizinan. Ibid mewah. 71 Putri paling bungsu yaitu Siti Hutami Endang Adiningsih mamik juga memiliki bisnis propertis walaupun tidak sebesar kakak-kakaknya.

3. Krisis Ekonomi 1997