Motivasi Instrinsik Lanjut Usia Dalam Melakukan Senam Lansia

secara 3 garis besar yaitu: motivasi intrinsik untuk tahu, motivasi intrinsik yang berkaitan dengan pencapaian dan motivasi untuk merasakan stimulus. Dari pernyataan penelitian diatas sehingga dapat dilihat bahwa rendahnya keinginan lanjut usia untuk mencapai sesuatu atau yang disebut motivasi untuk merasakan stimulus yang mendorong seseorang untuk terlibat dalam sebuah aktivitas untuk merasakan manfaat dari senam lansia. Observasi yang didapat peneliti bahwa sebagian lansia mengatakan malas melakukan senam lansia karena susah untuk berjalan, terlalu tua dan lemah untuk melakukan senam lansia dan tidak merasakan manfaat dari senam lansia tersebut. Hal ini sependapat dengan penelitian Rahmat 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas fisik di panti jompo rumoh seujahtera geunaseh sayang Banda Aceh didapatkan hasil yaitu faktor fisik 41 yang di sebabkan penurunan kekuatan otot, faktor umur 35 karena penurunan fungsi kognitif dan koordinasi , dan faktor situasi dan kondisi 23. Melihat hasil penelitian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa tingkat motivasi intrinsik berada dalam kategori rendah berkaitan dengan tingkat kepuasan lansia yang beranggapan tanpa melakukan senam lansia mereka dapat hidup dengan sehat. Hal lain yang mengakibatkan rendahnya motivasi intrinsik adalah tidak muncul kemauan dari lansia itu sendiri untuk merasakan stimulasi, manfaat, keinginan, rendahnya pengetahuan dan informasi untuk melibatkan diri agar lansia dapat merasakan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya.

5.2.3 Motivasi Ekstrinsik Lanjut Usia Dalam Melakukan Senam Lansia

di diUPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013 Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan secara umum bahwa motivasi ekstrinsik lanjut usia dalam melakukan olahraga dipanti berada dalam kategori rendah dengan jumlah responden 28 lansia 63.6. Motivasi ekstrinsik juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu tersebut Shvoong, 2011. Alasan lansia tidak melakukan olahrga di panti jompo karena kurangnya perhatian dari para pengasuh untuk membujuk dan mengajak lansia, kurangnya ajakan dari sesama lansia dan kurang pengetahuan tentang manfaat melakukan senam lansia. Responden dengan suku terbanyak adalah jawa dan melayu masing-masing 15 lansia 34,1. Suku merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai latar belakang yang sama mendiami daerah tertentu yang berbagai macam kesamaan dan mempunyai keterikatan pada seseorang seperti gaya hidup, budaya dan bahasa sehingga tingginya keinginan untuk berada dilingkungan dengan satu suku Saefudin, 2009 sehingga peneliti beranggapan bahwa apabila semakin banyak seseorang tinggal dengan satu suku yang sama maka adanya semangat dan dorongan untuk melakukan kegiatan termasuk senam lansia secara bersama-sama. Pertanyaan pada kuesioner no.8 yaitu “saya melakukan senam lansia karena pengasuh panti jompo” hanya 12 dari 44 responden yang menyatakan melakukan senam lansia karena pengasuh sehingga dapat disimpulkan kurangnya ajakan dan perhatian dari pengasuh kepada lansia dalam melakukan senam lansia. Hal ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Suryani 2011 yaitu tingkat kemandirian lansia terhadap fungsi aktivitas sehari-hari di Panti Werdha Abdi dharma asih binjai didapatkan hasil 31.20 lansia berada dalam katagori ketergantungan yaitu lansia tidak mau melakukan aktivitas tanpa adanya ajakan baik dari pengasuh panti dan teman. Menurut Wildan 2009, bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Namun dorongan tersebut datang dari luar individu yang bersangkutan, jadi orang itu dirangsang dari luar. Yang termasuk dalam motivasi ekstrinsik berupa kebutuhan informasi, lingkungan, keuangan atau sumber dana, jaminan kerja dan pendidikan. Kebutuhan informasi yaitu berupa nasehat, memberikan arahan secara langsung, saran yang berguna untuk mempermudah individu dalam menjalani hidupnya dan memberikan informasi yang dibutuhkan, informasi tersebut dapat diperoleh individu melalui konsultasi dengan tenaga professional dokter, perawat dan sebagainya, sumber bacaan, ataupun bertanya kepada sumber lain yang mendukung guna meningkatkan harapan dan keyakinan dalam usaha untuk mencapai kesembuhan. Motivasi berdasarkan faktor lingkungan ini tergantung dimana tempat seseorang berada dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang, dirangsang, diawali, dan kemudian diarahkan. Perilaku atau aktivitas yang ada pada setiap individu tidak timbul dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus atau rangsangan dari luar, dan motivasi yang menstimulus seseorang paling besar biasanya adalah dari faktor eksternal yaitu lingkungan . Peneliti berasumsi bahwa tingkat motivasi ekstrinsik dalam melakukan senam lansia berada dalam katagori rendah karena faktor- faktor yang mempengaruhi diantaranya seperti pengasuh panti jompo yang kurang memberikan informasi dan stimulus berupa ajakan, kepedulian dan pemberian penghargaan kepada para lansia. Peneliti melihat kuranggnya kepedulian para perawat panti seperti tidak adanya pengabsenan sebelum senam lansia dilakukan sehingga senam lansia yang diikuti hanya sebatas kegiatan rutinitas tanpa melakukan timbal balik pada lansia yang melakukan ataupun yang tidak melakukan senam lansia.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1 Sulit pada saat melakukan wawancara dengan lansia, sebagian lansia kurang koperatif. 2 Jam waktu berkunjung dipanti jompo terbatas.