2 Olahraga ini akan menaikkan elastisitas pembuluh-pembuluh
darah, hingga dapat mengurangi kemungkinan pecahnya pembuluh-pembuluh jika tekanan darah naik.
3 Dengan melakukan olah raga ini secara teratur, otot-otot dan
peredaran darah kita akan lebih semurna mengambil, mengedarkan dan menggunakan oksigen.
4 Jantung kita akan mendapat keuntungan karena juga bekerja
secara efisien, yaitu memompa darah dengan denyutan lebih jarang, serta akan lebih tahan terhadap kemungkinan
serangan penyakit jantung. 5
Bertambah kuatnya ketahanan kita terhadap stress. 6
Gerak jalan dapat menurunkan kadar lemak dalam darah, sehingga pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah
dapat dikurangi. 7
Gerak jalan dapat mengurangi kegemukan dan tekanan darah tinggi.
Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan dalam melakukan senam lansia adalah perasaan bosan. Perasaan ini
sebenarnya wajar dan kemunculannya mungkin disebaabkan oleh karena tidak adanya veriasi senam. Untuk itu macam atau jenis senam yang
dilakukan sebaiknya selalu bervariasi. Misalnya, pada minggu pertama melakukan senam osteoporosis, dan minggu selanjutnya sena diabetes
Senam Kaki dan seterusnya dilakukan secara bergiliran. Musik juga
dapat mempengaruhi sehingga peserta senam lansia menyukai musik tertentu yang memungkinkan menembuhkan motivasi dan tumbuhnya rasa
semangat para lansia ketika melakukan senam lansia. 9widianti Proverawati, 2010
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti dan
digunakan untuk menjelaskan secara panjang lebar tentang suatau topik yang akan dibahas sesuai variabel yang diteliti Setiadi, 2007.
Kerangka konsep dikembangkan berdasarkan konsep motivasi yang di kembangkan oleh Nursalam 2007, dan konsep lanjut usia menurut Nugroho
2008, konsep olahraga Maryam 2008. Adapun secara skematis kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Skema 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Motivasi lansia dalam melakukan
senam lansia : 1.
Motivasi Intrinsik a
Motivasi intrinsik untuk tahu
b Motivasi intrinsik yang
berkaitan dengan pencapaian
c Motivasi intrinsik untuk
merasakan stimulasi 2.
Motivasi Ekstrinsik a
Kebutuhan Informasi b
Faktor Lingkungan Lanjut usia di
panti jompo Tinggi
Rendah
3.2 Definisi Operasional
Untuk lebih mudah memahami pengertian dari variabel yang akan diteliti, maka dapat diperhatikan pada tabel 3.1 Defenisi Operasional berikut
ini:
Variabel Definisi operasional
Alat ukur Cara ukur
Skala ukur
Hasil ukur
Motivasi lanjut usia dalam
melakukan senam lasia
Suatu keinginan atau dorongan yang
dimiliki oleh lanjut usia untuk melakukan
olahraga baik motivasi secara intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik di UPT
Pelayanan sosial lanjut Usia dan Balita
Wilayah Binjai dan Medan.
Kuisioner Wawancara Ordinal Tinggi
X: 9.3 Rendah
X: 9.3
Motivasi intrinsik.
Keinginan yang berasal dari dalam diri
lanjut usia untuk
melakukan olahraga di UPT Pelayanan
sosial lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai
dan Medan , seperti : 1.
Motivasi intrinsik untuk tahu dimana
seseorang melibatkan diri
dalam aktivitas karena kesenangan
2. Motivasi intrinsik
yang berkaitan dengan pencapai
dimana manusia mempunyai naluri
untuk mencapai Kuisioner
Wawancara Ordinal Tinggi
X: 4.25 Rendah
X: 4.25
sesuatu untuk melakukan lebih
3. Motivasi intriksi
untuk merasakan stimulasi, motivasi
ini mendorong seseorang untuk
terlibat dalam sebuah aktivitas
untuk merasakan kenikmatan yang
berbeda atau sensasional
Motivasi ekstrinsik.
Keinginan yang berasal dari luar diri
lanjut usia untuk
melakukan senam lansia di UPT
Pelayanan sosial lanjut Usia dan Balita
Wilayah Binjai dan Medan , seperti ;
1.
Kebutuhan informasi berupa
nasehat atau saran dan nasehat
2. Faktor lingkungan
yang bisa dimanifestasikan
bermacam macam seperti faktor
pendidikan, faktor penghargaan dan
fasilitas yang baik. Kuisioner
dengan 12 pertanyaan
dalam bentuk
skala likert Wawancara Ordinal
Tinggi X: 5.11
Rendah X: 5.11