kredit,” tutur desainer grafis yang mengaku mengantongi tiga kartu kredit ini www.pitoyo.com.
Contoh di atas merupakan salah satu pengalaman masyarakat dalam menggunakan kartu kredit mereka. Melihat banyaknya manfaat dan juga masalah
yang ditimbulkan dari penggunaan kartu kredit, penulis merasa perlu untuk meneliti dan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul: ”ANALISIS
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KARTU KREDIT DI KOTA MEDAN” .
1.2 Perumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang memiliki kartu kredit di Kota
Medan?
2. Bagaimana persepsi masyarakat Kota Medan terhadap kartu kredit dan
trend less cash society?
3. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kepemilikan kartu kredit?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis karakteristik masyarakat yang memiliki kartu kredit.
2. Menganalisis persepsi masyarakat pengguna kartu kredit terhadap kartu kredit dan trend less cash society.
Universitas Sumatera Utara
3. Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat pengguna kartu kredit.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
Otoritas moneter, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam
menyusun kebijakan di bidang moneter, khususnya pengaturan tentang kartu kredit.
Pihak perbankan maupun instansi keuangan lainnya, sebagai bahan kajian
dan rekomendasi dalam pengembangan sistem pembayaran di Indonesia.
Masyarakat dan akademisi, sebagai salah satu referensi objek penelitian dan sebagai pengembang ilmu pengetahuan. Selain itu, dapat memberikan
jawaban terhadap kebutuhan akan studi tentang kartu kredit yang semakin dirasakan kepentingannya dalam era globalisasi.
Pembaca, sebagai bahan referensi penelitian sejenis dan menambah
pengetahuan di bidang ekonomi.
Penulis, untuk menambah pengetahuan serta menyelaraskan ilmu yang di dapat selama perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi Masyarakat
2.1.1 Pengertian Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Siregar, 2012:6, persepsi adalah: 1 tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu, serapan dan 2 proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Ensiklopedia Indonesia Ibid, dijelaskan bahwa persepsi menunjukkan proses mental yang
menghasikan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi pada sesuatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan,
indera perabaan, dan sebagainya sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari. Siagian library.usu.ac.id mendefinisikan persepsi sebagai apa yang ingin
dilihat oleh seseorang yang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya, keinginan itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau
mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu. Menurut Jalaludin library.usu.ac.id, persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dari defenisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi adalah pandangan terhadap suatu hal yang akan berpengaruh dalam membuat keputusan dan tindakan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang
Menurut Siagian blog.mediakeperawatan.com, secara umum terdapat 2 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Pertama, diri orang yang
bersangkutan sendiri, seperti:
a. Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. b.
Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.
c. Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek
mengenai hal yang disukai dan diharapkan. d.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, dapat menggambarkan suka atau tidak suka
seseorang terhadap objek. Selain itu, sikap dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.
e. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. f.
Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk
pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit dilupakan dibandingkan dengan
melihat pengalaman orang lain. Kedua, yang datang dari luar individu, yaitu objek yang akan menjadi sasaran dari
persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa dan objek yang sudah
Universitas Sumatera Utara
dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulus. Selain objek, ada juga faktor situasi yang merupakan keadaan dimana dapat menimbulkan sebuah persepsi.
Pendapat Rakhmat id.shvoong.com menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut:
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, pengalaman masalah dan hal-
hal yang termasuk apa yang kita sebut faktor-faktor personal. kegembiraan suasana hati, pelayanan, dan pengalaman masa lalu individu tersebut.
Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek yang
ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
Perhatian adalah proses mental ketika rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah.
2.1.3 Pengukuran Persepsi
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat
diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran
involuntary behavior syakira-blog.blogspot.com. Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan
dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun, kelemahannya adalah bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan, maka tidak dapat mengetahui
pendapat atau sikapnya. Sedangkan, pengukuran involuntary behavior dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden, dalam banyak
situasi akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh kerelaan responden.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan.
Observer dapat
menginterpretasikan sikappersepsi individu mulai dari facial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa
aspek fisiologis yang lainnya syakira-blog.blogspot.com. Menurut Azwar 1998:97, skala sikap disusun untuk mengungkap sikap
pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Pernyataan sikap terdiri dari dua macam, yaitu pernyataan favorabel
mendukungmemihak dan tidak-favorabel tidak mendukungtidak memihak pada objek sikap. Berdasarkan pada pernyataan di atas, bahwa mengukur persepsi
hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap yang disusun untuk mengungkap sikap dapat dipakai atau dimodifikasi untuk mengungkap persepsi
sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang positif atau negatif terhadap suatu hal atau objek.
2.2 Kartu Kredit
2.2.1 Defenisi Kartu Kredit
Kartu kredit adalah suatu alat berbentuk kartu biasanya berukuran 5,5 x 8,6 cm yang diterbitkan oleh bank atau institusi keuangan yang diberikan kepada
nasabah tertentu dan dipergunakan untuk berbagai jenis transaksi keuangan Lubis, 2010:228. Kartu kredit ini berbentuk persegi panjang, dimana tertera nama bank
penerbit, nomor dan nama pemegang kartu, tanggal dan tahun berlakunya, gambar serta logo visa, dan logo huruf C untuk kartu Classic atau logo huruf P untuk kartu
GoldPrimer Simorangkir, 2000:120. Menurut Siamat 2005:635, kartu kredit
Universitas Sumatera Utara
adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat
dilakukan dengan sekaligus atau dengan mencicil sejumlah minimum tertentu. Sedangkan menurut Bank Indonesia dalam Jalil, 2007:11, kartu kredit
adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi,
termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh
penerbit atau acquirer, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus
ataupun secara angsuran. Kartu kredit juga dapat digunakan untuk melakukan penarikan uang tunai
baik langsung melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun Automated Teller Machine ATM dimana ada tertera logo atau nama kartu yang
dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri Siamat, 2005:635. Saat ini, kartu kredit yang digunakan adalah Visa, Master Card, Amex Card, International
Dinners, BCA Card, Procard, Exim Smart, Duta Card, Kassa Card dan beberapa kartu lain yang diterbitkan oleh bank - bank penerbit Siamat, 2005:634.
Beberapa aturan BI menyangkut Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK Fokus BI:
• Usia pemegang kartu kredit 21 tahun atau 18 tahun bagi yang sudah menikah dan untuk kartu tambahan minimal usia 17 tahun.
• Berpenghasilan Rp 3 jutabulan.
Universitas Sumatera Utara
• Nasabah berpenghasilan kurang dari Rp 10 jutabulan, maksimal memiliki 2 kartu. Sedangkan yang di atas Rp 10 juta, tergantung penilaian bank.
• Plafon pinjaman maksimal 3 kali gaji. • Suku bunga maksimal 3 persenbulan.
• Bunga dan biaya keterlambatan tidak boleh dibungakan lagi bunga- berbunga.
2.2.2 Sejarah Kartu Kredit
Menurut Siamat 2005:633, pada tahun 1887, ide tentang penggunaan kartu kredit telah ditulis terlebih dahulu oleh seorang pengacara Amerika yang
berganti profesi menjadi wartawan bernama Edward Bellamy. Buku terlaris tersebut berjudul Looking Backward yang diterbitkan tahun 1888. Dalam buku
yang berlokasi di Boston, Amerika Serikat dituliskan bahwa pada tahun 2000, fungsi uang sebagai alat pembayaran akan digantikan oleh kartu kredit yang akan
dapat memenuhi seluruh kebutuhan pemegangnya. Ternyata apa yang dituliskannya menjadi kenyataan karena di 1950-an atau setelah 63 tahun,
penggunaan kartu kredit telah dimulai dan terjadi secara kebetulan di salah satu restoran New York, Amerika Serikat.
Seorang pengusaha terkenal bernama Frank McNamara mengadakan perjamuan makan bagi rekan usahanya di restoran tersebut sambil melakukan
negosiasi dan pada saat ia akan membayar, ia terkejut karena lupa membawa dompet. Dengan perasaan malu, ia memberikan kartu identitasnya kepada restoran
tersebut sebagai jaminan untuk kemudian dapat ditagih di kantornya. Kejadian tersebut mengilhami Frank McNamara untuk menciptakan suatu mekanisme
Universitas Sumatera Utara
pembayaran dengan menggunakan instrumen kartu. Kartu kredit pertama dikeluarkan dan dirintis oleh pengusaha tersebut, dikenal dan digunakan sampai
saat ini adalah Dinners Club Siamat, 2005:634. Franklin National Bank menjadi yang pertama menerbitkan kartu kredit
bank dan menawarkannya kepada nasabahnya di tahun 1951. Pada akhir tahun 1950-an, sejumlah bank besar, termasuk Bank of America, Chase Manhattan, dan
Marine Midland Trust, memperkenalkan kartu pembebanan charge cards. Dengan bantuan jaringan cabang-cabangnya, Bank of America mampu meraih
penerimaan yang luas bagi kartu kreditnya Bank Americard dan banyak bank kecil bergabung dengan sistem Bank Americard. Di tahun 1966, Bank of America
mulai memberikan lisensi kepada bank-bank di Amerika Serikat dan di negara- negara lain. Namun, sejumlah bank lain di Amerika Serikat tidak puas dengan
cara Bank of America mengendalikan rencana kartu kreditnya Lipis, 1977:41. Hal inilah yang melahirkan operasi kartu yang terpisah dari Bank of
America dan kemudian diubah namanya menjadi VISA. Dewasa ini, VISA International adalah sebuah perseroan tunggal yang di dalamnya terdapat banyak
dewan komisaris. VISA International ini terdiri dari 3 kawasan multi-bangsa: VISA EropaAmerika LatinAsia-Pasifik, VISA USA, dan VISA Canada.
MasterCard International Inc., yang sebelumnya adalah Interbank Card Association, lahir dari sejumlah asosiasi kartu bank regional yang mengeluarkan
kartu-kartu mereka sendiri. Pada mulanya tahun 1967, kartu-kartu ini hanya harus memuat huruf “i”, tetapi para anggotanya segera beralih ke logo Master
Charge, dan kemudian ke MasterCard Lipis, 1977:42.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Fungsi Kartu Kredit
Kartu kredit muncul karena fungsi-fungsinya yang sangat meningkatkan alokasi sumber daya uang Manurung, 2004:273 dan Siamat, 2005:638, yaitu:
a. Sumber kredit
Kartu kredit dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit yang dilakukan dengan cara; pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara
bulanan atas setiap transaksi charge card; kedua, kartu kredit dapat memberikan keleluasaan kepada pemegangnya untuk membayar bulanan sejumlah minimum
tertentu dari total transaksi yang dilakukan credit card; ketiga, jumlah pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti. Umumnya kredit yang
diberikan jangka waktunya sangat pendek, nilainya relatif dibatasi dan untuk tujuan konsumsi.
b. Sumber uang tunai
Kartu kredit dapat digunakan untuk menarik uang tunai, baik melalui counter ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik check
guarantee card. Dengan menunjukkan kartu, misalnya Visa atau Master Card, di negara mana saja pada bank yang memiliki kerja sama dengan pengelola kartu
tersebut, pemegang kartu dapat menarik uang tunai. Namun, keterbatasannya adalah jumlah uang tunai yang dapat ditarik relatif kecil.
c. Penjaminan cek
Di beberapa negara maju, kartu kredit dapat digunakan untuk menjamin penarikan cek. Dengan kartu kredit, penerima cek yakin atas cek yang dikeluarkan
pemegang kartu. Dalam perkembangannya, check guarantee card dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menarik uang tunai dari kantor-kantor cabang bank juga sebagai cash card untuk memperoleh uang tunai melalui ATM. Check guarantee card
yang dapat digunakan untuk menarik dana sering disebut check encashment card. Fungsi ini sangat menolong mereka yang dalam menjalankan kegiatan usahanya
harus melakukan perjalanan ke banyak tempat berbeda.
2.2.4 Konsep dan Klasifikasi Kartu Kredit
Menurut Siamat 2005:639, konsep dasar kartu kredit merupakan alat identifikasi pribadi yang digunakan untuk menunda pembayaran atas transaksi
jual-beli barang dan jasa. Secara umum, tujuan dari perusahaan penerbit kartu kredit, yaitu:
a. Menerima sebanyak-banyaknya nasabah yang memiliki kelayakan kredit.
b. Menerima pengusaha dagang merchant yang dapat dipercaya.
c. Merangsang penggunaan maksimum fasilitas credit line batas kredit.
d. Memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi kartu sehingga
mengurangi jumlah voucher yang nilainya kecil. Adapun klasifikasi kartu kredit saat ini adalah Sunaryo, 2009:124 dan Siamat,
2005:635: 1.
Berdasarkan Fungsi a
Credit Card Credit card adalah jenis kartu kredit yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran transaksi jual beli barangjasa. Pembayaran oleh pemegang kartu kepada penerbit dapat dilakukan sekaligus atau dengan cicilan sejumlah minimum
tertentu. Apabila dengan cicilan, jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo
Universitas Sumatera Utara
tagihan ditambah bunga bulanan, jadi mirip dengan mencicil kredit pada bank. Tagihan bulan yang lalu termasuk bunga retail interest adalah pokok pinjaman
bulan berikutnya. Beberapa karakteristik kartu ini:
a. Pengguna kartu kredit diberi limit kredit dalam melakukan transaksi,
tergantung dari jenis kartunya. b.
Pembayaran minimum 10-20 persen dari total saldo tagihan dan dibayarkan paling lambat pada tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap
bulan. c.
Tingkat bunga dikenakan berdasarkan saldo kredit, umumnya sesuai tingkat bunga pasar.
d. Keterlambatan pembayaran setelah jatuh tempo akan dikenakan denda
late charge. Apabila pemegang kartu melakukan transaksi melampaui batas kredit yang
diperkenankan, maka pembayaran minimum adalah sebanyak kelebihan dari batas kredit ditambah 20 persen dari total batas kredit. Credit card dapat pula
digunakan untuk menarik uang tunai, baik langsung melalui meja kasir bank bank counter pada kantor bank yang bersangkutan maupun melalui mesin kas
otomatis ATM yang berlogo atau namanya sama dengan kartu kredit yang dimiliki. Kartu jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Visa Card dan
Master Card. b
Charge Card
Universitas Sumatera Utara
Charge card adalah jenis kartu kredit yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barangjasa. Pemegang kartu harus membayar
seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa beban biaya tambahan. Oleh karena itu, kartu kredit ini disebut juga kartu
pembayaran penuh pada tanggal jatuh tempo yang memiliki sifat penundaan pambayaran. Jika tidak dibayar penuh, pemegang kartu akan dikenakan denda
charge. Adapun karakteristik kartu ini:
a. Umumnya tidak ada ketentuan limit penggunaan dalam melakukan transaksi.
b. Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya.
c. Apabila pembayaran tidak dilakukan secara penuh dari tagihan akan
dikenakan denda keterlambatan late charge sebesar persentase tertentu. d.
Tidak dapat digunakan untuk menarik uang tunai. e.
Tidak dikenakan tingkat bunga atas setiap pembayaran tagihan. Charge card kurang begitu populer jika dibandingkan dengan credit card,
mungkin karena pembayaran kredit secara penuh pada tanggal jatuh tempo itu dirasakan lebih berat ditambah pula ancaman denda charge. Contoh kartu ini
yang telah digunakan di Indonesia adalah BCA Card, Hero Master, Dinner Club. c
Debit Card Debit card adalah jenis kartu yang sangat berbeda dengan credit card dan
charge card. Debit card adalah alat pembayaran yang digunakan pada transaksi jual beli barangjasa secara tunai tanpa menggunakan uang tunai, melainkan
dengan cara mendebet mengurangi secara langsung saldo rekening simpanan
Universitas Sumatera Utara
pemegang kartu dan dalam waktu yang sama mengkredit menambah rekening penjual pada bank penerbit sebesar jumlah nilai transaksi.
Karakteristik kartu ini: a.
Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank. b.
Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang mencukupi pada rekening untuk membiayai transaksi.
c. Pembayaran dilakukan dengan mendebet langsung rekening pemegang kartu
dan mengkredit rekening pihak penjual. Cara pembayaran dilakukan oleh pemegang kartu dengan menyerahkan
kartu debet kepada kasir penjual. Dengan menggunakan alat elektronik online dengan bank penerbit, saldo rekening pemegang kartu yang terlihat pada layar
monitor akan didebet sebesar nilai transaksinya dan mengkredit rekening penjual. Debit card juga dapat digunakan untuk menarik uang tunai, baik melalui meja
kasir bank counter maupun melalui ATM dan berfungsi sebagai cash card. d
Cash Card Cash card juga merupakan kartu yang sangat berbeda dengan credit card
dan charge card. Cash card adalah kartu yang digunakan oleh pemegang kartu untuk menarik uang tunai, baik langsung melalui kasir bank maupun melalui
ATM. Walaupun melalui perjanjian kerja sama dengan 1 satu bank tertentu, pemegang kartu dapat pula menggunakan cash card pada bank lain.
Di samping pelayanan penarikan uang tunai, cash card melalui ATM dapat meminta informasi saldo rekening lengkap dengan tanggal dan nomor yang dapat
dilihat langsung melalui layar monitor, kemudian print out sebagai bukti. Selain
Universitas Sumatera Utara
itu, pemegang dapat pula melakukan transfer antar rekening dengan electronic funds transfer EFT.
Karena pelayanan cepat, praktis, dan aman yang dibutuhkan oleh pemegang kartu, maka cash card dikembangkan fungsinya menjadi alat
pembayaran dalam transaksi jual beli barangjasa secara tunai tanpa menggunakan uang tunai, melainkan dengan cara mendebet mengurangi secara langsung saldo
rekening simpanan pemegang kartu dan dalam waktu yang sama mengkredit menambah rekening penjual pada bank penerbit sebesar jumlah nilai transaksi.
Dengan demikian, cash card dapat berfungsi sebagai debit card dan proses pembayarannya sama dengan yang berlaku pada debit card.
e Check Guarantee Card
Check guarantee card adalah jenis kartu yang juga bukan kartu kredit, melainkan kartu jaminan yang terbuat dari plastik. Kartu ini dapat digunakan
sebagai jaminan cek untuk meyakinkan penerima cek yang diterbitkan oleh pemegang kartu dalam transaksi jual beli barangjasa. Jadi, fungsi kartu ini untuk
menjamin setiap pembayaran dengan cek oleh pemegang kartu. Dalam perkembangannya, kartu ini dapat pula digunakan sebagai check
encashment card untuk menarik uang tunai melalui kantor-kantor cabang bank penerbit. Di samping itu, dapat juga digunakan sebagai cash card untuk menarik
uang tunai melalui ATM. 2.
Berdasarkan Wilayah Berlaku
Kartu Kredit Lokal
Universitas Sumatera Utara
Kartu kredit ini hanya berlaku dan digunakan sebagai alat pembayaran di suatu wilayah negara tertentu saja, misalnya si Indonesia. Contoh: BCA Card dan
Kassa Card. Karena pesatnya penggunaan kartu kredit, maka beberapa perusahaan pengecer retail companies menerbitkan kartu kredit sendiri guna
memberi pelayanan lebih aman, mudah, dan praktis kepada nasabahnya. Contoh: Hero, Astra Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.
Penerbitan kartu kredit oleh bank, seperti BCA Card dan Duta Card dilakukan dengan prosedur yang sudah diatur oleh Bank Indonesia. Sedangkan kartu kredit
yang diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan, seperti Dinners Card dan Kassa Card harus dilakukan dengan izin dari Departemen Keuangan Sunaryo, 2009:124
dan Siamat, 2005:635.
Kartu Kredit Internasional Kartu kredit ini berlaku dan digunakan sebagai alat pembayaran internasional
atau mancanegara. Pasar kartu kredit internasional dewasa ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu Visa dan Master Card.
Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari 100 juta pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat digunakan
untuk melakukan transaksi hampir di semua kota. Adapun kartu ini, antara lain: o
Visa adalah kartu kredit internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu
Visa International. Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari
Visa International dengan sistem franchise.
o
Master card yang dimiliki oleh Master Card International dan beroperasi berdasarkan lisensi dari Master Card International.
Universitas Sumatera Utara
o
Diners Club dimiliki oleh Citicorp yang pengoperasiannya dilakukan dengan cara mendirikan subsidiary atau franchise.
o
Carte Blanc yang juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan Diners Club, dengan membentuk subsidiary atau franchise.
o
American Express yang dimiliki oleh American Express Travel Related
Services Incorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsidiary. Kartu ini pada prinsipnya adalah charge card, namun dapat memberikan
fasilitas credit line kepada pemegang kartu.
Selain itu, adapula klasifikasi kartu kredit berdasarkan tujuan, limit kredit, tanggung jawab, affiliasi, dan penerbit Lubis, 2010:231, yaitu:
3. Berdasarkan Tujuan
Kartu Kredit Umum
Kartu ini kartu kredit yang dapat dipergunakan untuk semua pembayaran mempunyai logo Visa, Master, AMEX atau Dinners, misalnya Visa card dan
Master card. Artinya, jenis kartu ini dapat dipergunakan secara umum atau mempunyai jangkauan pemakaian yang relatif luas berbanding kartu kredit khusus.
Kartu Kredit Khusus
Kartu ini adalah jenis kartu kredit yang jangkauan pemakaiannya relatif sangat terbatas pada tempat-tempat tertentu, misalnya Matahari card yang hanya dapat
dipakai untuk berbelanja pada Matahari Group saja. 4.
Berdasarkan Limit Kredit
Kartu Kredit Classic
Universitas Sumatera Utara
Kartu ini adalah kartu kredit dengan limit Rp 1 juta sampai Rp 10 juta. Limit kredit yang diberikan ini didasarkan pada jumlah pendapatan pemohon kartu
kredit dimana semakin tinggi pendapatan pemohon maka relatif semakin memungkinkan pemohon tersebut untuk mendapatkan kartu kredit gold.
Kartu Kredit Gold
Kartu ini adalah kartu kredit dengan limit Rp 10 juta sampai Rp 30 juta. Dalam konteks masyarakat Indonesia, kartu ini hanya diberikan kepada
masyarakat golongan menengah ke atas. 5.
Berdasarkan Tanggung Jawab o
Personal Card Merupakan jenis kartu kredit dimana pemegang kartu holder bertanggung
jawab penuh secara pribadi tentang hal-hal yang berkaitan dengan eksistensi kartunya.
o Company Card
Adalah jenis kartu kredit dimana seluruh tanggung jawab berada di pundak perusahaan.
o Suplementary Card
Merupakan jenis kartu kredit dimana pemegang kartu utama merupakan pihak bertanggung jawab penuh sementara pemegang kartu holder tidak sepenuhnya
bertanggung jawab. Misalnya, suplemetary card yang dipegang oleh seorang istri atau anak dimana kartu utamanya dipegang oleh suami atau bapak.
6. Berdasarkan Affiliasi
Co-Branding Card
Universitas Sumatera Utara
Adalah jenis kartu kredit yang diterbitkan atas kerjasama antara satu atau beberapa bank dengan lembaga penerbit kartu kredit yang ada.
Affinity Card
Adalah jenis kartu kredit yang diterbitkan atas kerjasama antara lembaga penerbit kartu kredit dengan lembaga lain seperti lembaga pendidikan tinggi yang
kemudian diberikan kepada para alumni perguruan tinggi tersebut. 7.
Berdasarkan Penerbit • Diterbitkan Bank, misalnya Visa Card, Master Card, dan BCA Card.
• Diterbitkan Institusi Bukan Bank, misalnya Dinners Club dan AMEX. Adapun klasifikasi kartu kredit dapat dilihat juga pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Kartu Kredit
Item Jenis Kartu Kredit
DEBIT CREDIT
CHARGE CASH
Rekening bank Harus ada
Tidak harus Tidak harus
Harus ada Batas
penggunaan Sesuai saldo
Ada Ada
Sesuai saldo Pembayaran
Langsung mendebet
Minimum, dicicil
Penuh pada tanggal tagih
- Bunga belanja
tarikan tunai Tidak ada
2 bulan Tidak ada
Tidak ada Iuran tahunan
Tidak ada Ada
Ada Tidak ada
Penalti Tidak ada
Ada Ada
Tidak ada Fungsi
Transaksi tunai tarik
uang Transaksi
kredit tarik uang
Transaksi bayar
kemudian Tarik uang
tunai
Sumber: Irmayanto 2004:186
2.2.5 Pihak-Pihak Terkait dalam Kartu Kredit
Menurut Sunaryo 2009:129, adapun pihak-pihak dalam kartu kredit:
Universitas Sumatera Utara
A. Issuer atau penerbit
Penerbit kartu kredit merupakan pihak yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu kredit. Penerbit dapat berupa bank atau perusahaan pembiayaan. Jenis-
jenis kartu kredit yang diterbitkan oleh penerbit adalah Gold Card dan Classic Card atau Regular Card. Untuk jenis Gold Card, bagi pemegangnya
dipersyaratkan mempunyai penghasilan tahunan minimum yang jauh lebih tinggi dari pemegang Classic Card atau memiliki kelayakan kredit credit standing atau
credit worthiness yang tinggi. Hal ini disebabkan Gold Card memiliki kelebihan, antara lain mempunyai credit limit yang jauh lebih tinggi dibandingkan Classic
Card atau Regular Card. B.
Card Holder atau pemegang kartu Pemegang kartu adalah pihak atau orang perseorangan yang namanya
tercantum dalam perjanjian penerbitan kartu kredit. Persyaratan pokok yang harus dipenuhi bagi pemegang kartu adalah jumlah minimum penghasilan setiap tahun.
Pemegang kartu dibedakan antara pemegang kartu utama basic card holder dan pemegang kartu suplemen suplementary card holder.
C. Merchant atau penjual
Penjual adalah pihak yang menerima pembayaran dari transaksi perdagangan barang atau jasa yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit
berdasarkan perjanjian penggunaan kartu kredit yang ditunjuk oleh penerbit. Penjual ini antara lain pengusaha hotel, restoran, supermarket, travel biro, dan
perusahaan pengangkutan.
Universitas Sumatera Utara
D. Acquirer atau pengelola
Pengelola adalah pihak perantara dalam pengelolaan penggunaan kartu kredit, terutama dalam hal penagihan dan pembayaran yang terjadi antara penjual
dan penerbit. Dalam hal ini, penerbit dapat juga sekaligus sebagai pengelola atau hanya sebagai penerbit. Pengelola melaksanakan penagihan kepada penerbit
berdasarkan catatan penjual yang diberikan kepada pengelola. Selanjutnya, hasil penagihan dari penerbit diserahkan kepada penjual. Atas jasa tersebut, pengelola
memperoleh komisi fee.
2.2.6 Keuntungan Penggunaan Kartu
Adapun keuntungan penggunaan kartu Ibrahim, 2004:23, Siamat, 2005:650 dan Susilo, 2000:174:
1. Pemegang Kartu a. Lebih nyaman dan praktis. Nyaman karena pemegang kartu tidak perlu
merasa khawatir akan kekurangan uang saat pembayaran, dengan kartu kredit yang bersangkutan dapat memanfaatkan fasilitas kredit yang diberikan dimana
pembayaran dapat dilakukan secara penuh full payment atau dengan mengangsur dan membayar terlebih dahulu pembayaran minimal yang ditentukan minimum
payment. Praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar. b. Resiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah, karena kalaupun
kartu hilang, pemegang kartu dapat segera menghubungi penerbit atau pengelola untuk memblokir kartu. Kartu yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi
sebagai alat pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
c. Leluasa karena kartu kredit Visa dan Master Card telah diterima sebagai alat pembayaran hampir di seluruh kota di dunia.
d. Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur credit card atau tempo beberapa waktu charge card.
e. Program merchandising, yaitu kesempatan membeli barang-barang dengan mengangsur tanpa bunga.
f. Bantuan-bantuan perjalanan terutama di luar negeri, misalnya: referensi, dokter, rumah sakit, dan bantuan hukum.
g. Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian barang yang diberikan secara otomatis.
h. Bergengsi, karena pemegang kartu mencerminkan status sosial tertentu, dikarenakan tidak semua orang dapat memiliki kartu kredit.
2. Penerbit a. Uang pangkal joining fee adalah iuran yang harus dibayar pada saat
pertama kali seseorang menjadi pemegang kartu, namun iuran ini tidak dikenakan oleh semua bank penerbit pemegang kartu atau charge card.
b. Iuran tahunan annual fee adalah iuran yang harus dibayar setiap tahun oleh pemegang kartu, iuran ini akan ditagih setiap tahun melalui lembar
penagihan. c. Discount dari merchant.
d. Pendapatan bunga interest fee dari sisa tagihan yang belum dibayar. e. Pembayaran denda atas keterlambatanpenunggakan pembayaran late
charge
Universitas Sumatera Utara
f. Overlimit fee adalah biaya yang dikenakan atas transaksi yang melampaui batas kredit pemegang kartu, yang biasanya berupa persentase tertentu dengan
jumlah biaya minimum tertentu dan jumlah maksimum tertentu. g. Replacement fee adalah biaya yang dikenakan untuk permintaan
pencetakan kartu baru sebagai akibat kartu hilang, rusak, dan lain-lain. h. Cash advance fee adalah biaya yang dikenakan kepada pemegang kartu
yang melakukan pengambilan uang tunai. i. Sarana promosi dan meningkatkan citra bank karena menurut ketentuan
hanya bank yang tergolong sehat atau cukup sehat dan telah disetujui oleh Bank Indonesia yang dapat menerbitkan kartu kredit.
j. Meningkatkan kualitas pelayanan karena sebagian tugas telah diambil alih dengan hadirnya teknologi.
k. Memperluas jaringan pemasaran sehingga menjangkau tuntutan dan kebutuhan nasabah, antara lain membayar rekening listrik, telepon, dan PAM.
3. Penjual a. Keamanan lebih terjamin karena penjual tidak menerimamenyimpan uang
tunai dari hasil penjualan. b. Pembayaran atas penjualan dijamin penerbit sepanjang pihak penjual
memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan. c. Dapat meningkatkan turnover atau omzet penjualan karena pembeli dapat
membeli secara kredit. d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan.
Universitas Sumatera Utara
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas kemudahan berbelanja dengan menerima kartu.
4. Pengelola a. Interchange fee merupakan biaya yang ditetapkan oleh pihak pengelola
pada saat melakukan penagihan transaksi penjualan kepada pihak penerbit sebagai pemasukan biaya jasa.
b. Pemegang kartu dapat disyaratkan untuk memiliki rekening simpanan pada pengelola yang berupa bank.
c. Pengelola berupa bank berkesempatan untuk menawarkan produk- produknya yang lain pada pemegang kartu.
2.2.7 Kerugian Penggunaan Kartu
Adapun kerugian penggunaan kartu Sunaryo, 2009:123 dan Irmayanto, 2004:189:
1 Bagi pemilik kartu
Biaya tambahan yang seringkali dibebankan oleh pihak penjual kepada
pemilik kartu setiap kali terjadi transaksi.
Limit yang terkadang diberikan terlalu kecil.
Pemalsuan kartu kredit, yaitu pembuatan dan penggunaan kartu yang tidak sah yang bentuknya menyerupai dan hampir sama dengan bentuk aslinya.
Penyalahgunaan kartu kredit, yaitu penggunaan kartu milik orang lain
yang tertinggal, terjatuh, sengaja dicuri, dan meniru tanda tangan orang pemilik kartu.
Kebiasaan pemilik kartu yang cenderung boros dalam berbelanja.
Universitas Sumatera Utara
2 Bagi penerbit
• Kelalaian pemegang kartu untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pelunasan tagihannya.
• Kesulitan dalam melakukan penagihan ke pihak nasabah terutama pada saat terjadi kemacetan pembayaran. Hal ini disebabkan persetujuan
penerbitan kartu kredit yang biasanya tanpa jaminan benda-benda berharga.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat
fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang
dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi
Azwar, 1998:7.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian