Persepsi Negatif Persepsi Responden

Gambar 4.10 Persepsi Tentang Kartu Kredit Merupakan Cara Menuju Masyarakat Tanpa Uang Tunai

4.2.4.2 Persepsi Negatif

Persepsi negatif yang dimaksud adalah bagaimana pandangan atau penilaian para responden terhadap kerugian atau kekurangan kartu kredit yang mereka miliki. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.26 Persepsi Responden Bahwa Mereka Diharuskan Membayar Iuran Tahunan dan Persentase Bunga Kredit Yang Tinggi Bunga tinggi Kewajiban iuran tahunan Total Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju - - - - - - Tidak Setuju 4 3 6 2 15 Kurang Setuju 2 3 10 9 2 26 Setuju 4 22 7 33 Sangat Setuju 8 18 26 Total 6 6 20 41 27 100 Sumber: Data Primer yang diolah Dari tabel 4.26 di atas, sebanyak 68 responden menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa mereka harus membayar iuran kartu kredit yang telah ditetapkan penerbit kartu dan 59 responden menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa kartu kredit memiliki persentase bunga yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing penerbit berhak menetapkan kewajiban pembayaran iuran kartu kredit dengan besaran tertentu dan pemegang kartu harus mengikuti ketetapan tersebut. Selain itu, penerbit juga berhak menetapkan besaran bunga kartu kredit. Tabel 4.27 Persepsi Responden Bahwa Mereka Diharuskan Membayar Denda Bila LupaTelat Membayar Angsuran Jenis Kelamin Denda bila telatlupa Total Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Laki-laki 1 1 3 8 10 23 Perempuan 1 2 11 43 20 77 Total 2 3 14 51 30 100 Sumber: Data Primer yang diolah Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.27 di atas, sebanyak 30 responden menyatakan sangat setuju , baik responden laki-laki maupun perempuan, bahwa mereka harus membayar denda bila lupatelat membayar angsuran. Hal ini menunjukkan bahwa baik laki- laki maupun perempuan dikenakan biaya denda yang sama. Selain itu, penerbit kartu mempunyai hak untuk menetapkan denda dengan besaran tertentu dimana besaran denda ini harus dipenuhi bila pemegang kartu telat ataupun lupa membayar angsuran mereka. Berikut disajikan gambar dari tabel 4.27 di atas: Gambar 4.11 Persepsi Responden Bahwa Mereka Diharuskan Membayar Denda Bila LupaTelat Membayar Angsuran Universitas Sumatera Utara Tabel 4.28 Persepsi Responden Tentang Biaya Penarikan Uang Tunai Cukup Tinggi Berdasarkan Tujuan Penggunaan Kartu Penarikan Uang Tunai Tujuan Penggunaan Kartu Total Konsumtif Produktif Keperluan mendesak Lainnya Sangat Tidak Setuju 2 2 Tidak Setuju 1 1 2 Kurang Setuju 11 3 1 2 17 Setuju 41 7 1 3 52 Sangat Setuju 22 2 3 27 Total 77 12 2 9 100 Sumber: Data Primer yang diolah Dari tabel 4.28 di atas, responden berjumlah 63 orang yang menggunakan kartu mereka untuk keperluan konsumtif menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa mereka hanya akan menarik uang tunai bila benar-benar diperlukan. Hal ini disebabkan karena pihak penerbit kartu menetapkan biaya penarikan uang tunai yang cukup tinggi. Biaya ini bergantung pada ketetapan masing-masing penerbit kartu. Tabel 4.29 Persepsi Responden Terhadap Limit Kredit Yang Diberikan Berdasarkan Jumlah Kartu Yang Dimiliki Limit kredit Jumlah Kartu Total 1 2 3 4 5 6 8 10 Sangat Tidak Setuju - - - - - - - - - Tidak Setuju 3 1 3 1 8 Kurang Setuju 10 9 3 6 4 32 Setuju 18 5 6 11 6 1 2 49 Sangat Setuju 4 4 1 2 11 Total 35 18 10 18 15 1 2 1 100 Sumber: Data Primer yang diolah Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.29 di atas, responden terbesar berjumlah 18 orang yang memiliki 1 kartu menyatakan setuju bahwa limit kredit yang diberikan terlalu kecil sehingga mereka harus memiliki 2 kartulebih. Namun, ada 10 responden dengan jumlah kartu yang sama menyatakan kurang setuju bahwa limit kredit yang diberikan terlalu kecil. Hal ini bergantung pada limit kredit yang diberikan masing-masing bank penerbit dan kebutuhan para pemegang kartu. Berikut ini adalah gambar dari tabel 4.29 di atas: Gambar 4.12 Persepsi Responden Terhadap Limit Kredit Berdasarkan Jumlah Kartu Yang Dimiliki Universitas Sumatera Utara Tabel 4.30 Persepsi Responden Bahwa Kartu Kredit Membuat Mereka Menjadi Cenderung Boros Dalam Berbelanja Berdasarkan Jenis Kelamin Boros dalam Berbelanja Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan Sangat Tidak Setuju - - - Tidak Setuju 1 1 2 Kurang Setuju 6 16 22 Setuju 11 42 53 Sangat Setuju 5 18 23 Total 23 77 100 Sumber: Data Primer yang diolah Dari tabel 4.30 di atas, responden terbesar sebanyak 42 responden perempuan menyatakan setuju bahwa kartu kredit membuat mereka menjadi cenderung boros dalam berbelanja. Hal yang sama juga terdapat pada responden terbesar laki-laki berjumlah 11 responden yang menyatakan setuju. Kesimpulannya bahwa kartu kredit dapat mempengaruhi seseorang menjadi lebih konsumtif dan boros. Tabel 4.31 Persepsi Responden Bahwa Mereka Takut Kartu Kredit Mereka Dapat Dicuri dan Dipalsukan Serta Khawatir Mengalami Penipuan Pencurian dan pemalsuan Penipuan Total Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju 2 2 Tidak Setuju 3 3 Kurang Setuju 3 11 2 16 Setuju 5 50 3 58 Sangat Setuju 2 19 21 Total 2 3 8 63 24 100 Sumber: Data Primer yang diolah Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.31 di atas, sebanyak 50 responden menyatakan setuju bahwa kartu kredit mereka dapat dicuri dan dipalsukan serta mereka merasa khawatir akan mengalami penipuan. Semua pemegang kartu tentu tidak ingin hal-hal yang merugikan terjadi pada mereka. Hal yang perlu diperhatikan adalah kewaspadaan para pemegang kartu ketika membawamenggunakan kartu kredit mereka dimanapun mereka berada. Berikut ini gambar dari tabel 4.31 di atas: Gambar 4.13 Persepsi Responden Bahwa Mereka Takut Kartu Kredit Mereka Dapat Dicuri dan Dipalsukan Serta Khawatir Mengalami Penipuan Universitas Sumatera Utara Tabel 4.32 Persepsi Responden Bahwa Bila Tidak Memiliki Kartu Kredit Akan Dianggap Ketinggalan Zaman Berdasarkan Pekerjaan Ketinggalan zaman Pekerjaan Total Mahasiswa Karyawan Wiraswasta Lainnya Sangat Tidak Setuju 2 1 3 Tidak Setuju 6 14 3 3 26 Kurang Setuju 9 21 6 5 41 Setuju 1 13 2 2 18 Sangat Setuju 2 7 3 12 Total 20 55 15 10 100 Sumber: Data Primer yang diolah Dari tabel 4.32 di atas, responden terbesar sebanyak 21 responden yang bekerja sebagai karyawan menyatakan kurang setuju bahwa mereka merasa ketinggalan zaman bila tidak memiliki kartu kredit. Hal yang sama juga terdapat pada responden dengan pekerjaan yang berbeda, masing-masing responden yang jumlahnya dominan menyatakan kurang setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa bila seseorang tidak memiliki kartu kredit, bukan berarti dia akan ketinggalan zaman karena kartu kredit bukan suatu standar ukuran akan penilaian diri seseorang. Tabel 4.33 Persepsi Responden Bahwa Terkadang Mereka Merasa Takut Bila Harus Berurusan Dengan Debt Collector Keterangan Bobot Frekuensi Sangat Setuju 5 13 orang Setuju 4 37 orang Kurang Setuju 3 39 orang Tidak Setuju 2 6 orang Sangat Tidak Setuju 1 5 orang Jumlah 100 orang Sumber: Data Primer yang diolah Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.33 di atas, sebanyak 13 responden menyatakan sangat setuju bahwa mereka merasa takut bila harus berurusan dengan debt collector, 37 responden menyatakan setuju, 39 responden menyatakan kurang setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, dan ada 5 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Secara umum, para pemegang kartu tentu tidak ingin bermasalah sehingga harus berurusan dengan debt collector sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara pihak penerbit kartu dan pemegang kartu. Berikut ini gambar dari tabel 4.33 di atas: Gambar 4.14 Persepsi Responden Tentang Debt Collector Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan