Human Tra ffi cking

3. Human Tra ffi cking

Sebelum menjelaskan bagaimana pandangan Islam terhadap human tra ffi cking, perlu ditelusuri penger an perdagangan orang. Menurut pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah: Se ap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 ( ga)

Kerja Indonesia di Luar Negeri 33 Pasal 31 Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 34 UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 28 D ayat 2 Kerja Indonesia di Luar Negeri 33 Pasal 31 Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 34 UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 28 D ayat 2

Dalam Islam, Manusia sebagai salah satu makhluk Allah dimuka bumi ini adalah makhluk yang mulia. Hal itu Allah tegaskan secara tekstual didalam Al-Qur’an:

“ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. Al-Isro’ : 70)

Se ap manusia adalah makhluk yang merdeka dan bebas untuk melakukan yang dikehendakinya (shulton al-irodah). Segala bentuk penguasaan atas kebebasan itu dilarang oleh syari’at. Masyarakat ideal yang diinginkan oleh hukum Islam adalah masyarakat yang menjunjung nggi keadilan, egaliter, serta dak adanya kezhaliman. Ini dibuk kan oleh Rasulullah dalam mengubah tradisi perbudakan. Rasulullah dak sertamerta dengan kekuasaannya menghapus dan melarang perbudakan karena secara psikologis masyarakat jahiliyah saat itu akan menentang tradisi yang sudah berlangsung berabad- abad. Masyarakat jahiliyah merasa diuntungkan dengan adanya perbudakan karena mereka dak terbiasa hidup mandiri dan mencari sumber kehidupan sendiri. Maka strategi yang dilakukan Rasulullah untuk menghapus perbudakan adalah dengan 1) mempersempit perekrutan budak-budak baru dan 2) membuka

seluas-luasnya pintu untuk memerdekakan budak. 35 Oleh karena itu banyak kita temukan dalam hukum Islam sanksi atas pelanggaran adalah berbentuk memerdekakan budak, seper pembunuhan yang salah (qothlu al-khoto’), zihar, kafarat puasa,

Dari berbagai argumentasi hukum Islam diatas Jual beli manusia menafi kan idealitas hukum Islam karena itu tak terbantahkan bahwa praktek perdagangan yang menjadikan

35 Sayyed Hossein Nasr, , 2003, The Heart of Islam, Terjemahan Nurasiah Fakih Sutan Harahap, Pesan-pesan Universal Islam Untuk Kemanusiaan, Bandung: Mizan, hlm. 218 35 Sayyed Hossein Nasr, , 2003, The Heart of Islam, Terjemahan Nurasiah Fakih Sutan Harahap, Pesan-pesan Universal Islam Untuk Kemanusiaan, Bandung: Mizan, hlm. 218

Tidak pernah disyari’atkan dan batal jika terjadi, karena itu dilarang menjual orang yang merdeka, budak ummi al-walad, menikahi mahram, karena tujuan dari akad tersebut dak akan tercapai. 36

Dari kacamata Fiqh Jinayah, jual beli manusia bisa dimasukkan dalam kategori jarimah. Sebagaimana didefi nisikan oleh Wahbah Zuhaili bahwa jarimah adalah:

“perbuatan dosa atau ma’shiyat atau segala sesuatu yang mengenai seseorang akibat dari perbuatan jelek yang telah dilakukannya”. 37

Jarimah atau jinayah termasuk dalam pembahasan hukum Pidana Islam yang tujuannya adalah menjaga hak-hak Allah (al-Muhafazhoh ‘an Huquqi Allah), Menciptakan kebaikan dan menolak kerusakan (Jalbu al-Masholih wa Dar’u al-Mafasid), Menjaga persatuan dan perpecahan masyarakat (Himayah al- Mujtama’ min In syari al-Rodzilah), Mewujudkan keamanan dan menciptakan persatuan umat (Tahqiqu al-Amni wa al-Is qroru li al-Mujtama’i) 38

Maka oleh karena itu jual beli manusia dilihat dari seluruh konsepsi Islam, adalah suatu kejahatan (jarimah) yang haram dan harus dicari segala cara untuk menghen kannya, Sebab bagaimanapun juga, jual beli manusia sangat dak manusiawi dan pelakunya secara dak langsung menancapkan bendera permusuhan kepada Allah dan Rasul-Nya saw.

36 Syihabuddin Ahmad bin Idris al-Qorofi , Anwar al-Buruq fi Anwa’ al-Furu’, (Juz 6 / 197) dalam kitab digital maktabah syamilah 37 Wahbah Zuhaili, 1998, Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuh, Juz 6, (Damaskus: Dar Al-fi kr) hlm. 215 38 Tolhah bin Muhammad bin Abdur Rahman Ghouts, Al-Addi’a’ al-‘Am wa Ahkamuhu fi Al-Fiqh wa an-Nizhom, (Kunuz Isbilia, ), hlm. 87-90

Dari Nabi Saw berkata : “allah SWT berfi rman: ada ga kelompok yang dihari kiamat nan yang akan menjadi musuh besar saya. Pertama, orang yang telah mengadakan yang se a kepadaku kemudian merusaknya. Kedua, orang yang menjual orang merdeka kemudian memakan harganya. Dan ke ga, orag yang dak memberikan upah pada buruh yang telah menjelaskan

pekerjaanya” 39