Penger an hukum

2. Penger an hukum

Hukum Islam adalah sistem hukum yang bersumber dari wahyu agama, sehingga is lah hukum Islam mencerminkan konsep yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan konsep, sifat dan fungsi hukum biasa. Seper lazim diar kan agama adalah suasana spiritual dari kemanusiaan yang lebih nggi dan dak bisa disamakan dengan hukum. Sebab hukum dalam penger an biasa hanya menyangkut soal keduniaan semata. Sedangkan Joseph Schacht mengar kan hukum Islam sebagai totalitas perintah Allah yang mengatur kehidupan umat Islam dalam keseluruhan aspek menyangkut penyembahan dan ritual, poli k dan hukum.

Terkait tentang sumber hukum, kata-kata sumber hukum Islam merupakan terjemahan dari lafazh Masadir al-Ahkam. Kata- kata tersebut dak ditemukan dalam kitab-kitab hukum Islam yang ditulis oleh ulama-ulama fi kih dan ushul fi kih klasik. Untuk menjelaskan ar sumber hukum Islam, mereka menggunakan al-adillah al-Syariyyah. Penggunaan mashadir al-Ahkam oleh ulama pada masa sekarang ini, tentu yang dimaksudkan adalah sear dengan is lah al-Adillah al-Syar’iyyah.

Yang dimaksud Masadir al-Ahkam adalah dalil-dalil hukum syara yang diambil (diis mbathkan) daripadanya untuk menemukan hukum. Sumber hukum dalam Islam, ada yang disepaka (mu afaq) para ulama dan ada yang masih dipersilisihkan (mukhtalaf). Adapun sumber hukum Islam yang disepaka jumhur ulama adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Para Ulama juga sepakat dengan urutan dalil-dalil tersebut di atas (Al Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas).

Sedangkan sumber hukum Islam yang masih diperselisihkan di kalangan para ulama selain sumber hukum yang empat di atas adalah is hsan, maslahah mursalah, is shab, ‘uruf, madzhab as- Shahabi, syar’u man qablana.

Dengan demikian, sumber hukum Islam berjumlah sepuluh, empat sumber hukum yang disepaka dan enam sumber hukum yang diperselisihkan. Wahbah al-Zuhaili menyebutkan tujuh sumber hukum yang diperselisihkan, enam sumber yang telah disebutkan di atas dan yang ketujuh adalah ad-dzara’i. Sebagian ulama menyebutkan enam sumber hukum yang masih diperselisihkan itu sebagai dalil hukum bukan sumber hukum, namun yang lainnya menyebutkan sebagai metode ij had.

Hukum Islam mengalami perkembangan yang pesat di periode Nabi Muhammad di mana tradisi Arab pra-Islam yang berhubungan dengan akidah dihilangkan, sedangkan tradisi lokal Arab yang berhubungan dengan muamalah–sejauh masih sejalan dengan nilai-nilai Islam, dipertahankan dan diakulturasikan. Namun dalam perjalanannya, hukum Islam mengalami pergolakan dan kontroversi yang luar biasa ke ka dihadapkan dengan kondisi sosio-kultural dalam dimensi tempat dan waktu yang berbeda. Menurut hemat penulis, hukum Islam melipu syariat (al-Qur’an dan sunnah) sebagai sumber primer dan fi qh yang diambil dari syariat yang pada dasarnya digunakan sebagai landasan hukum.

Adapun spesifi kasi dari macam-macam hukum Islam, fuqaha memberi formulasi di antaranya wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.

a. Wajib: Ulama memberikan banyak penger an mengenainya, antara lain suatu ketentuan agama yang harus dikerjakan kalau dak berdosa. Atau Suatu ketentuan jika di nggalkan mendapat adzab. Contoh, Shalat subuh hukumnya wajib, yakni suatu ketentuan dari agama yang harus dikerjakan, jika

dak berdosalah ia. Alasan yang dipakai untuk menetapkan penger an diatas adalah atas dasar fi rman Allah swt: Dirikanlah shalat dari tergelincir matahari sampai malam telah gelap dan bacalah Al Qur’an di waktu Fajar, sesungguhnya membaca Al Qur’an di waktu Fajar disaksikan (dihadiri oleh Malaikat yang dak berdosalah ia. Alasan yang dipakai untuk menetapkan penger an diatas adalah atas dasar fi rman Allah swt: Dirikanlah shalat dari tergelincir matahari sampai malam telah gelap dan bacalah Al Qur’an di waktu Fajar, sesungguhnya membaca Al Qur’an di waktu Fajar disaksikan (dihadiri oleh Malaikat yang

b. Sunnah adalah Suatu perbuatan jika dikerjakan akan mendapat pahala, dan jika di nggalkan dak berdosa. Atau bisa anda katakan sebagai suatu perbuatan yang diminta oleh syari’ tetapi dak wajib, dan meninggalkannya dak berdosa.

c. Haram Suatu ketentuan larangan dari agama yang dak boleh dikerjakan. Kalau orang melanggarnya, berdosalah orang itu.

d. Makruh Ar makruh secara bahasa adalah dibenci. Suatu ketentuan larangan yang lebih baik dak dikerjakan dari pada dilakukan. Atau meninggalkannya lebih baik dari pada melakukannya.

e. Mubah Ar mubah itu adalah dibolehkan atau sering kali juga disebut halal. Satu perbuatan yang dak ada ganjaran atau siksaan bagi orang yang mengerjakannya atau dak mengerjakannya atau segala sesuatu yang diidzinkan oleh Allah untuk mengerjakannya atau meninggalkannya tanpa dikenakan siksa bagi pelakunya.